04 September 2008

Tipoe Moeslihat

Fadjar Asia, (4 Juni 1929)

Pembatja sekalian tentoelah soedah ma’loem semoeanja apakah, jang dinamakan ,,tipoe-moeslihat” itoe. Tetapi oentoek memberi pemandangan sedikit tentang hal itoe, tentoelah ta’ ada djelek atau moebadirnja.
Sjahdan, maka tipoe-moeslihat itoe adalah tjara2 boeat memperdapatkan orang lain, baik dengan djalan semboenji2 maoepoen dengan djalan terang-terangan atau dengan djalan membelok-belok Tjara2 itoe adalah amat berbagai-bagai sekali. Ada jang sangat kedjam, ada jang setengah kedjam ada poela jang roepanja tidak begitoe kedjam, tetapi semoeanja itoe mempoenjai soeatoe ketetapan ialah segalanja itoe me-roegikan orang2 atau apa sadja jang tersangkoet dalam tipoe-moeslihat itoe.
Tidak penting atau koerang penting, terlebih-lebih koerang atau tidak bergoenanja, djika satoe pemandangan tidak disertai dengan soeatoe kedjadian jang betoel2 terdjadi, jang boleh disaksikan oleh tiap2 manoesia jang soeka dan mengerdjakan pantja-indrijanja. Begitoelah biasanja dilakoekan oleh manoesia jang sederhana, manoesia jang masih boetoeh (perloe) akan keterangan jang lebih landjoet, keterangan jang agaknja mendjadikan kejakinan jang tetap, tentoe serta kokoh kepada si orang2 jang hendak mengetahoei akan hal itoe dengan soenggoeh-soenggoehnja.
Maka mengingat apa-apa jang terseboet di atas itoe, di bawah ini akan kita soenting-kan sedikit kedjadian jang hendak kita bentangkan ini memang amat soesah diboektikan dengan bisa memoeaskan pembatja jang tidak soeka mempergoenakan fikiran telinga serta matanja. Tetapi karena kita pertjaja akan kebidjaksanaan pembatja, tidak kita ragoe-ragoe djoega oentoek mengoeraikan berita itoe, jang seakan-akan dapat berman-fa’at bagi tanah toempah darah kita Indonesia dan bergoena bagi ra’jat kita jang terlampau perloe mendapat pemandangan jang agak loeas dan keterangan jang hendaknja dapat memoeaskan, agar soepaja ta’ gampang ditipoe oleh si penipoe jang di Indonesia ini mendjadi kebiasaan adanja. Boekan penipoe dari loear sadja, tetapi bangsa sendiri poen tidak djarang mentolo (sampai hati) merampas hak-hak bangsanja sendiri, menipoe bangsanja sendiri, mengambil harta benda bangsanja sendiri, jang kemoedian mendjadi melarat, miskin dan terhina karenanja.
Soe’al ini boekannja soe’al basa jang bisa dipertjakap-tjakapan dalam gedoeng-gedoeng bioscoop pada waktoe matahari soedah terbenam, tetapi adalah soeatoe soe’al kebangsaan jang mempoenjai kepentingan bagi sekalian ra’iat Indonesia oemoemnja dan kepada kaoem pergerakan pada choesoesnja tertoetama bagi kaoem pergerakan jang bersandarkan semata-mata kepada kejakinan, jang biasanja dinamakan ,,Nationalisme atau Indonesische Nationalisme”.. jang katanja dalam dewasa jang achir-achir ini soedahlah berkobar-kobar --demikianlah kata Ir. Soekarno, djempolan Partai National Indonesia-- dalam hati sanoebari sekalian ra’iat Indonesia, teristimewa dalam kalboe pemoeda-pemoeda jang terpeladjar atau setengah terpeladjar.
Doenia soedahlah sadar akan kewadjibannja. Pemoeda2 soedah moelai baris dalam kalangan pergerakan, jang tersoesoen rapat2 boeat persediaan di kelak kemoedian hari djika kita haroes berdjoeang dengan kekoeatan jang lebih sentausa dan tegoeh boeat menahan tiap2 serangan jang akan dilemparkan kepadanja. Hatta, maka demikian moelai tjeritera kita itoe.
Pembatja sekalian tentoelah soedah mengetahoei akan nama Parada Harahap alias P.D., ialah singkatan dari perkataan P(endjoeal) H(india), directeur-hoofdredacteur dari soerat chabar harian Bintang Timoer, soeatoe soerat chabar ,,Indonesia” begitoelah kalau kita tjoema melihat dari loear sadja dan tidak soeka mendalam2kan penjelidikan kita akan hal itoe jang katanja Liberaal-Nationalistisch, ja’ni beralaskan kepada Tjinta Bangsa dan Tanah Toempah darah jang sama sekali tidak bersangkoetan dengan agama mana atau apa poen djoega. Walaupoen soerat chabar itoe soedah terang haloeannja, tegasnja haloean kanan (rechtsche partij) alias reactionnair, tetapi sebagai djoega ketjoe atau perampok terdiri dari pada beberapa orang jang achirnja mendjadi sekawan bangsat atau perampok, demikian poela halnja dengan soerat chabar Bintang Timoer itoe. Terlebih2 kentaranja haloeannja jang sangat berbahaja bagi pergerakan Nationaal Indonesia itoe, ketika ia (si P.D.) telah sampai dari Poelau Pertja Timoer dimana dia mendjoeal ,,diri” dan ,,peroesahaan” kepada Kemodalan asing ialah malahan …..bangsa Indonesia poen bila maoe bakal didjoeal kepada golongan si angkoro moerko, jang memang hendaknja akan melinjapkan atau sekoerang2 akan berdaja-oepaja hendak melinjapkan pergerakan2 anak Indonesia jang menoeroet kejakinannja ,,boleh djadi” akan berbahaja bagi dirinja, boeat meroegikan peroesahaannja, mengoerangkan oentoengnja, mengantjam keamanan dan ketertiban oemoem,dan lain2 sebagainja.
Tetapi si P.D. memperoleh idzin boeat masoek dalam tanah-tanah kontrakan di Poelau Pertja itoe, dimana pada waktoe ini golongan kemodalan asijk bersimeradja lela atasnja, jang tentoelah akan berichtiar dengan sekoeat2 tenaga dan fikirannja boeat mempertahankan hak2nja jang berlebihan itoe, soepaja terpelihara dari pada bentjana jang akan menimpanja. Si P.D. masoek-keloear di tanah2 kontrakan itoe dengan leloeasanja. Sedangkan seorang djournalist lainnja jang sama sekali tidak berpolitiek atau lebih tegas tidak melakoekan salah soeatoe politiek malahan djoernalist itoe adalah djoernalist dari soerat chabar poetih, ialah toean Doeto – tidak diperkenankan boeat masoek dalam daerah2 terseboet, sebab begitoelah boenjinja alasnja jang dikemoekakan oleh fihak jang menolaknja………….. Kedatangan toean Doeto itoe djangan2 akan menjebabkan terganggoenja keamanan dan ketertiban oemoem atau kalau2 bisa mener-bitkan kedjadian2 jang tidak menjenangkan dan tidak diingin dan ,,berbahaja” bagi pergaoelan oemoem.
Inilah perbedaan antara djoernalis Parada Harahap dan djoernalis dari soerat chabar poetih. Ta’ perloelah agaknja djoernalis kanan itoe kita bandingkan dengan djoernalis Indonesia lainnja………….Toean2 pembatja nistjajalah ma’loem sendiri apa sebabnja. Karena memang tidak ada jang menjamai sikapnja jang sangat ,,reactionair” itoe.
Ada lagi. Baroe-baroe ini telah diwartakan dengan singkat tentang kenjataan toean Manoppo sebagai redacteur dari Bintang Timoer lagi ja ,,lagi”, karena doeloe toean M. telah pernah berdjabatan demikian pada s.c.h. jang reactinonnairt. Bila kita tjoema melihat begitoe sadja, tentoelah lantas timboel perasaan ,,respect” kepada B.T., sebab s.ch. itoe ,,roepa-roepanja (paar hetschijnt) selaloe memperkoeatkan dan memperloeas-kan sidang pengarangnja (stafredactienja) tetapi – ia, masih ada ,,tetapinja” –, apabila kita soeka menjelidik soenggoeh-soenggoeh, maka perboeatan dan perloesan” itoe hanja ,,kelihatannja” belaka, djadi tjoema ,,schijn bear” sadja. Beginilah doedoeknja perkara, menoeroet chabar dari salah seorang sahabat kita jang amat boleh dipertjaja. Sebeloem toean Manoppo diangkat sebagai redacteur dari s. ch. itoe, maka lebih doeloe seorang daripada redacteurnja soedah menarik diri, ialah t. Abisain bin Abbas dan pindah mendjadi redacteur dari pada madjalah baroe, jang diberi nama ,,Doenia Film”. Apa sebab, maka toean A.A. itoe sampai meletakkan djabatannja ? Demikianlah agaknja pertanjaan jang dimadjoekan oleh pembatja. Ta’ lain, melainkan karena kedjamnja si djoernalist P.D. terhadap kepada orang-orang jang tidak berhaloean dengannja dan tidak soeka toendoek-ta’loek dan mepertoendoekkan diri dan mempertoehankan dengan setoendoek-toendoeknja, ketjoeali……., perkara ,,foeloes” jang tentang hal itoe si P.D. sangat kingkit, menoeroet asas jang dipakai oleh kaoem kemodalan (kapitalistisch). Tentang hal itoe kita ta’ perloe oeraikan teroes-teroesan,lantaran soedahlah ma’loem sekalian pembatja akan hal itoe.
Demikian poela halnja jang doeloe-doeloe, mitsalnja tentang keangkatan toean Kanoen dan kelepasan toen Moesa al Makhfoeld. Kedjelekan saja disemboenji-semboenjikan, sedang reclame dipasang teroes-meneroes dengan tidak ada berhentinja, soepaja orang ramai jang beloem mengetahoei akan hal itoe dapat moedah tertipoe olehnja.
Masih berbagai dan berdjenis-djenis lagi tipoe-moeslihat jang di pakai si P.D. oentoek menggendoetkan peroetnja, tetapi boeat ini kali kita oeraikan sekian doeloe dan djika kita pandang perloe kelak poen kita tidak akan loepa memperbintjangkannja di media oemoem dan akan memboeka goetji wasiat jang tidak lama lagi akan meletoes dari pendirinja, karena tipoe moeslihat jang mendjadi sifatnja si P.D. itoe adalah menjalahi benar-benar kepada tabi’at ‘alam.
Boeat ini waktoe sampai sekianlah dahoeloe dan kelak akan kita samboeng seperloenja. Kemoedian kita mengoetjap diperbanjak terima kasih atas kemoerahan toean redacteur jang soedah memberi tempat boeat karangan kita ini.

Arjo Djipang

No comments: