04 September 2008

Bab 12 Jendral dibalik Pembantaian Umat Islam di Ambon-Maluku

12-01 Kerusuhan dan Perrkembangannya
12-02 Perlawanan Ummat Islam
12-03 Kerugian Ummat Islam

Bab 12 JENDERAL DI BALIK PEMBANTAIAN UMMAT ISLAM DI AMBON-MALUKU
KERUSUHAN yang terjadi hampir di selu-ruh Maluku, termasuk Maluku Utara telah berlangsung setahun lebih dimulai pada tanggal 19 Januari 1999, bertepatan dengan 1 Syawal 1419 H, yaitu saatnya ummat Islam merayakan hari Idul Fitri setelah berhasil menunai-kan ibadah Puasa sebulan penuh. Kerusuhan yang oleh pihak Kristen ini telah direncanakan dengan matang untuk mencapai tujuan politik Kristen di Indonesia di mana diperkirakan Negara Boneka buatan Belanda pada tahun 1950, Republik Maluku Selatan (RMS) telah digunakan untuk mencapai tujuan politik tersebut seka-ligus mencapai cita-cita RMS untuk melepaskan Maluku Selatan dari Negara Kesatuan RI, untuk merdeka dan berdiri sendiri.

Pekerjaan besar ini dilakukan dengan menghancur-kan ummat Islam yang, pada tahun 1950 telah ikut bersama TNI menggagalkan berdirinya RMS. Bagi mere-ka, ummat Islam adalah penghalang utama bagi berdiri-nya RMS karena itu harus dipukul dengan keras, seba-gai upaya memperkecil jumlahnya hingga mencapai titik minoritas yang tidak berarti.

Isu separatis ini muncul kembali karena suasana dalam negeri RI yang sedang dalam proses reformasi menunjukkan kekacauan hampir di seluruh wilayah Nusantara. Pemerintahan Soeharto dijatuhkan sedang-kan Pemerintahan B.J. Habibie rapuh karena dinilai tidak legitimated dan tidak sah.
Terlepasnya Tim-Tim dengan sutau proses yang di-dukung dunia internasional telah ikut merangsang pihak RMS untuk melepaskan diri dari Negara Kesa-tuan Republik Indonesia.

Bab 12-01 Kerusuhan dan Perrkembangannya
Kerusuhan yang bertujuan memperkecil jumlah masyarakat Islam di Maluku dilakukan dengan amat keji. Pembunuhan dan pembakaran terhadap ummat Islam yang tidak siap menghadapi ancaman itu mem-buat ummat Islam harus eksodus dari Maluku demi menyelamatkan diri dan keluarganya.
Akan tetapi, Ummat Islam ternyata tidak dapat dikalahkan semudah yang diperkirakan, sebab mereka bangkit melakukan perlawanan dan mampu bertahan sehingga kerusuhan terus berkecamuk walau berlangsung sudah hampir 1,5 tahun.

Pihak RMS yang menghantam ummat Islam pada sendi-sendi keaga-mannya seperti pembakaran masjid, penghinaan terhadap Rasulullah Saw. dan sebagainya telah menyulut konflik ini ke arah Perang Agama. Karena itu konflik yang amat sensitif ini cepat menjalar ke seluruh Maluku. Kerusuhan ini telah berkembang ke beberapa pulau di sekitar Ambon seperti pulau Kei, Banda, Seram, Haruku, Saparua, Sanana dan pulau-pulau lain yang kini termasuk Maluku Utara seperti Ternate, Halmahera dan Obi.

Perluasan konflik seperti itu terjadi karena tidak segera diatasi pada akar permasalahannya. Konflik antar masyarakat Kristen dan Islam ini selalu ditutup-tutupi dengan mengangkat permasalahan horizontal yaitu konflik sosial kemasyarakat sebagai penyebab.
Sejak Januari 2000, kota Ambon dapat dikatakan mulai tenang, tetapi pulau-pulau lain terutama di Maluku Utara masih terus bergolak dalam bentuk perkelahian massal. Banyaknya aparat keamanan, memang mem-buat keadaan sedikit terkendali. Namun dikhawatirkan kalau akar perma-salahannya tidak diselesaikan terutama bila RMS yang diduga sebagai otak dan penggerak kerusuhan tidak ditangani, maka konflik ini tidak akan dapat selesai begitu saja. Jika aparat keamanan yang besar ini (16 yon) ditarik, maka tidak mustahil kerusuhan berikut akan terjadi lagi.

Bab 12-02 Perlawanan Ummat Islam
Serangan mendadak yang dilakukan pihak Kristen, menunjukkan adanya suatu perencanaan melalui suatu organisasi yang solid. Kekuatan besar yang dikonsentrasikan, dihantamkan kepada ummat Islam yang tengah merayakan Idul Fitri, tidak mungkin dapat dilakukan begitu tiba-tiba tanpa perencanaan yang matang.

Menghadapi serangan demikian, maka dengan kemampuan seada-nya, ummat Islam melakukan pembelaan diri sebagai upaya penyela-matan, walaupun terpaksa dilakukan oleh kampung demi kampung secara mandiri, dan tidak terkoordinasikan. Aparat keamanan yang juga terdesak tidak dapat berbuat banyak, karena itu dalam waktu satu minggu pertama keselamatan ummat Islam terletak pada bagaimana mereka mampu bertahan dengan kekuatan yang tersedia. Allah swt. telah memberikan perlindungan-Nya dengan membangkitkan semangat perlawanan ummat Islam yang tampak dengan berduyun-duyunnya masyarakat pedesaan di sekeliling kota Ambon bahkan dari berbagai pulau sekitar Ambon datang ke kota Ambon untuk menghadapi ancaman pihak Kristen ini.

Suatu kenyatan yang sulit dipercaya adalah menggeloranya semangat Jihad Fie Sabilillah yang amat dahsyat, puluhan ribu mujahidin telah memasuki kota Ambon, sedangkan ditiap pedesaan telah mengorganisir kekuatan tambahan. Semangat sebesar itu telah mengakibatkan pukulan moril besar terhadap pihak Kristen, sehingga tidak gampang melakukan serangan-serangan seperti minggu pertama kerusuhan.

Namun demikian semangat jihad itu juga membawa dampak lain di pihak Muslim, berupa perawatan kepada belasan ribu mujahidin dari luar daerah itu. Walaupun berat beban perawatan ini ternyata masyara-kat kota Ambon dengan segala keterbatasannya mampu menanggulangi bersama-sama sampai menjelang setahun mereka di kota Ambon. Pihak Kristen yang memang merencanakan kerusuhan untuk mencapai tujuan politik tertentu, jauh hari sebelumnya telah mempersiapkan kekuatan, baik personil maupun persenjataan, termasuk senjata api rakitan dan organik militer. Karena itu mereka mampu secara sistematik melakukan penyerangan walau dalam skala kecil sampai dengan akhir Juli 1999 yang telah menimbulkan kerugian terus-menerus di pihak Islam.

Dalam keadaan demikian, ummat Islam di akhir Juli 1999 itu bangkit melakukan serangan balasan, inilah awal offensif ummat Islam setelah bertahan terus menerus selama enam bulan. Bangkitnya ummat Islam melakukan pembelaan sesungguhnya hal yang terpaksa karena mereka belum cukup kuat untuk melakukan aksi pembelaan.

Ternyata dengan semangat Jihad Fie Sabilillah yang luar biasa, ummat Islam mendapat kemajuan yang berarti, sehingga September 1999 dapat dikatakan kondisi kekuatan dan kerugian kedua belah pihak menjadi relatif seimbang.

Karena itu pihak Kristen mulai mengalihkan kerusuhan ke luar Ambon, menjangkau beberapa desa di Seram dan seterusnya, dan pada Desember 1999 mencapai Maluku Utara dengan konflik fisik yang cukup dahsyat.

Bab 12-03 Kerugian Ummat Islam
Walaupun kerugian kedua belah pihak dapat dinilai seimbang, tetapi kerugian yang dialami ummat Islam, dampaknya lebih besar dan berakibat jangkauan ke depan karena hancurnya sendi-sendi dasar perekonomian serta pendidikan bagi puluhan ribu pelajar dan mahasiswa.
Kerugian pada rata-rata kebutuhan hidup masyarakat Islam cukup besar tetapi dampak kerugian itu akan dapat diatasi dalam waktu 2 atau 3 tahun ke depan, sedangkan sektor perekonomian pada lingkup besar dan pendidikan akan memerlukan waktu lebih panjang dan akibat yang ditimbulkan besar.

Perekonomian dalam skala besar dengan investasi ummat Islam terutama yang dari luar Maluku terpukul sehingga kini mereka menarik diri, begitu juga penanam modal lainnya yang memberikan lapangan kerja bagi ummat Islam.

Pada sektor pendidikan boleh dikatakan terhenti 90 % karena letak sekolah-sekolah pada umumnya di luar sektor yang dikuasai ummat Islam. Konflik yang menimbulkan dendam horizontal mendalam ini akan sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu.
Lebih fatal lagi untuk perguruan tinggi khususnya Universitas Patti-mura (Unpatti) tempat menimba ilmu calon sarjana dan calon pemimpin masa depan, 3000 mahasiswa telah tertutup sama sekali bagi mahasiswa Islam, Dosen dan Karyawan Islam. Unpatti yang didanai 70 persen kekuatan Kristen telah dimanipulasi untuk menendang kepentingan Islam. Unpatti kini telah menjadi Kampus merah, warna yang diberikan sebagai pengenal bagi pihak Kristen dan untuk Islam dikenal dengan putih.

Tidaklah berlebihan bila para tokoh memperkirakan akibat kerusuhan ini, ummat Islam akan kehilangan sumber daya berpendidikan selama satu generasi. Oleh karena itu, kondisi-kondisi strategis kerugian ummat Islam ini perlu mendapatkan penanganan khusus dari Pemerintah.

2 comments:

Anonymous said...

pak, ijin buat referensi tugas makalah ya. terimakasih, ini sangat membantu.
sumber pasti dicantumkan. (y)

Unknown said...

Rms kurang ajar, mana aparat?