04 September 2008

Menyelenggarakan Benteng Islam

oleh: S.M. Kartosoewirjo
Soeara M.I.A.I,Tahoen I, (1 September 2603/1 Ramadhan 1362, No. 17, hlm. 4-6)

Naiknja harkat deradjat Oemat Islam hanjalah karena melakoekan kewadjibannya dalam agama, karena tho’atnya kepada Allah dan Rasoeloellah Clm. Sebaliknja, toe-roennja ketinggian Oemat Islam disebabkan meninggalkan kewadjiban agama, karena koefoer kepada Allah dan menolak toentoenan Nabi, karena loepa kepada Kitaboellah dan lalai kepada Soenah jang soetji.
Demikianlah kata kisah dan riwajat jang njata, dalam doenia Islam. Maka riwajat itoe senantiasa beroelang-oelang dan berbalik kembali, sebab roda doenia berpoetar. Rantai riwajat jang pertama bersamboeng-samboeng hingga rantai jang penghabisan, sehingga antara pangkal dan oedjoeng, antara awal dan achir, tiada henti dan tiada poe-toesnja. Itoelah kiranja Kehendak Allah, sepandjang adjaran Soennatillah, jang selama-lamanja berdjalan dan berlaloe, hingga doenia menghadapi adjalnja.
Dengan keterangan ringkas ini, maka terboekalah djalan bagi tiap-tiap Oemat Islam jang tidak sengadja menolak kebenaran riwajat, dan jang tidak sengadja mem-boeta-toeli hendak menjerahkan kebenaran agama Allah jang soetji, bahwa kita haroes dan wadjib kembali kepada agama Allah jang haq, djika Oemat Islam sadar dan insaf akan kedoedoekannja pada dewasa ini, dan djika ingin ikoet membangoenkan ,,Doenia Baroe”, jang memberi djaminan akan kema’moeran bersama, bagi tiap-tiap bagian dari pada Keloearga Asia Timoer Raja. Achlaq Karimah (boedi jang moelia). Sebab hanja djiwa jang soetji sadjalah jang tahan oedji dan koeat melangsoengkan perdjoeangan apapoen djoega, sehingga tertjapai jang ditjita-tjitakan.
Adapoen Achlaq Sjjiah (boedi jang djahat) tak sanggoep berdjoeang dimanapoen djoea, baik bersama-sama, maoepoen sendirian apa lagi. Baroe sadja selangkah-doea langkah, ia soedah soeroet kebelakang, minta ampoen, tak berani mengadoe keterangan. Mari kita tjontoh dan mengikoeti achlaq Moe’min-Moe’minat, telah bersabda: “Adalah Rasoeloellah Clm berboedi pekerti jang setinggi itoe berpedoman Al Qoer’an.”
Ada poela sabda Rasoeloellah Clm demikian: “Bahwasanja kamoe tidak dapat memikat (memantjing) hati manoesia dengan harta bendamoe sadja, tetapi manoesia itoe dapat dipikat (dipantjing) hatinja dengan ramah tamah, moeka manis dan perangai jang baik.”
Lagi sabdanja: “Haroeslah kamoe berlakoe benar, karena itoelah salah satoe pintoe soerga, dan djanganlah berlakoe doesta, karena itoelah pintoe dari pintoe-pintoe nerak.”
Sebenarnja demikian. Dengan sifat-sifat jang loehoer (boedi pekerti jang tinggi), ramah tamah dan sebagainja akan bertambah-tambah banjak teman-sahabat, bertam-bah banjak pengikoet serta poela disegani orang banjak. Sebaliknja, djika dengan boedi jang rendah, moeka masam, lekas marah, takaboer dan sebagainja tak dapat tidak orang banjak akan enjah dari padanja, dan tak banjak jang mengindahkannja.
Djaoehilah doesta, tetapi berlakoelah benar dalam segalanja. ,,Berani karena benar takoet karena salah,” boekan? Kalau berlakoe benar dan djoedjoer koeat djiwa dan raganja seorang-seorang berboeat dan menambah kebaktiannja sedang banjak kebaktian itoe ‘alamat beroleh bahagia-raja.
Kebalikannja, kalau berlakoe doesta dan chianat dan sebagainja ‘alamat djiwa dan raganja soeka mendoerhaka, sedang pendoerhaka itoe lebih soeka berboeat kedjahatan, aniaja dan seoempamanja dari pada melaksanakan kebaikan.
Firman Toehan Allah S.w.T: ,,Peroemahan jang permai di achirat itoe Kami (Allah) didjadikan (sediakan) bagi mereka jang tidak menghendaki ketinggian (takaboer dsb.) di doenia dan tidak meroesak isi boemi, bahagia djoea bagi mereka jang berbakti” (Al Qasas: 83)
Lagi firman Allah: ,,Djanganlah kamoe berdjalan di moeka boemi ini dengan lagak lagoe orang jang sombong dan takaboer” (Al Isra: 37)
Kita haroes sederhana dalam segala tingkah lakoe jang baik, sederhana, bekerdja dengan soenggoeh-soenggoeh jang memberi manfa’at.
Tiada perloe mentjari poedja, karena sebanjak-banjak poedji tiada menggemoek-kan, dan tidak ada goenanja kita mentjela dan mengedji orang, karena sebanjak-banjak kedji tiada akan mengoeroeskan. Sekian! Di dalam menjombongkan tenaga oentoek pembangoenan djiwa baroe di dalam lingkoengan Asia Timoer Raja, kita haroes menoendjoekkan keikhlasan dengan soenggoeh-soenggoeh hati bekerdja. Itoelah tan-danja benar-benar mengabdi kepada Agama, Noesa dan Bangsa. Tjara membentoek ,,Benteng Islam”
Adapoen tjara membentoek ,,Benteng Islam” itoe, maka pada hemat kami jang amat sederhana ini adalah doea bagi. Pertama, haroeslah ada niat jang soetji dan ‘aza jang koeat dari Oemat Islam, dari ra’jat sendiri, istimewa dalam kalangan orang-orang jang mempoenjai pengetahoean dan pengertian jang tjoekoep dalam Agama, tegasnja: pemimpin-pemimpin Islam, para kijai dan alim-oelama (para adjengan). Kedoea, haroes-lah ada sokongan-sokongan dhohir dan bathin, sekoerang-koerangnja keloeasan dan keleloeasaan jang sepenoeh-penoehnja dari pihak pemerintahan Negeri, dalam tiap-tiap bagiannja, atas oesaha jang soetji itoe, oesaha melakoekan Agama Allah. Dan oleh karena Pemerintah Agoeng di Tokio dan pemerintah Bala tentara jang berkedoedoekan di sini, tidak memberi keleloeasaan kepada Oemat Islam, oentoek melakoekan kewa-djiban agamanja, maka sekarang tinggallah pihak Pemerintahan Negeri sebawahannja.
Alhamdoelillah, sepandjang pengalaman dan pengetahoean kita hingga pada saat ini, adalah tjoekoep memoeaskan. Lagi poela djika kita ingat akan pengakoean dan penjertaan pihak pemerintah, bahwa Ra’jat Indonesia (Djawa) adalah memeloek agama Islam atau dengan lain kata jang lebih djelas, bahwa Islam adalah Agamanja, Ra’jat Indonesia (Djawa), maka kalimat jang sesingkat itoe menanggoeng pertanggoengan djawab atas poendaknja tiap-tiap Moeslim dan atas seloeroeh Oemat Islam, karena semoeanja itoe haroes diboektikan dengan amal jang njata.
Maka satoe doea patah kata penegas perloe disoesoelkan, apa sebab dan apa perloenja kedoea belah pihak haroes bekerdja bersama-sama. Djika hanja pihak ra’jat oemoem sadja jang beroesaha dalam hal ini, menoeroet pengalaman jang soedah-soe-dah, maka oesaha jang seroepa itoe moedah sekali poetoes di djalan, atau terhenti sebeloem sampai kepada maksoed jang ditoedjoenja, sebaliknja, djika pihak pemerin-tahan sendiri jang mengandjoer-andjoerkan dan mengoesahakan, padahal ra’jat seolah-olah ,,tidak ambil poesing”, nistjajalah hasil dan natidjahnja tidak akan memoeaskan, sebagaimana jang diharapkan, oleh sebab itoe, maka perloe dan wadjiblah kedoea belah pihak itoe bekerdja bersama-sama karena menghadapi kewadjiban jang sama dan menoe-djoe maksoed jang sama, ialah keselamatan bersama.

----------------

No comments: