(Samboengan Kemarin)
Fadjar Asia, (14 Juni 1929)
Rasa-rasanja masih perloe djoega toelisan kita kemarin itoe kita samboeng sedikit lagi, sebab boleh djadi bagi oeraian kita itoe masih ada jang koerang terang, koerang djelas atau koerang djitoenja. Kita tahoe, bahwa Parada Harahap itoe katanja ,,Neutraal”, ja’ni ,,neutraal” dalam agama dan ,,neutraal” dalam politiek, tegasnja ia tidak soeka memasoeki salah satoe perhimpoenan dan tidak soeka membela salah satoe perhim-poenan, pendeknja ia tidak soeka menjebelah dalam pemeriksaan dan penjelidikannja. Begitoelah ,,katanja.”
Sebab,….demikianlah, katanja” kalau orang tidak ,,neutraal”, tentoelah tidak bisa memberi pertimbangan dan agak loeroes dan ‘adil. Tentang ini dan itoe jang keloear dari ,,peroet” Parada Harahap (alias P (endjoeal) atau Pengchianat H (india)), nanti kita bitjarakan. Sekarang kita koetipkan doeloe kalimat2 jang kita anggap perloe oentoek membitjarakan hal itoe.
Sebeloem kita moelaikan pemandangan kita itoe, maka kita katakan di sini terlebih doeloe, bahwa toelisan bang P.H. kemarin (jang telah kita beri kommentar sekedarnja A.Dj.) soedah dibalas oleh toean Saeroen dalam ,,Keng Po”, jang maksoednja mem-bantah ,,hasil otak” si Moenafiq itoe.
Lagi poela roepanja ada djoega pentingnja, kalau kita katakan di sini, bahwa ,,Bin(a)tang Timoer”, soeatoe soerat chabar jang katanja --begitoelah menoeroet kata2 orang dan kata2 dari pihak jang boleh dipertjaja, lebih2 menoeroet kata ,,kepala” soerat chabar itoe-- bersandarkan kepada asas2 ,,Liberaal Nationalisme”, ja’ni ,,Kasih akan Bangsa dan Tanah Toempah Darah jang tidak bersandarkan kepada agama” ---apa jang mendjadi sendi toelangnja ,,Kasihnja terhadap kepada bangsa dan Tanah Toempah darahnja” itoe beloem dapat kita tentoekan, dan amat boleh djadi djoega tidak akan dapat kita tentoekan---,…mempoenjai teman-sehaloean, teman setoedjoean, teman semaksoed, teman se.., jang berpoesat di Semarang. “Bahagia” namanja. Kalau kita tjoema memandang namanja sadja, kedoea-doeanja seakan-akan baiklah boedinja, haloes ‘adat lembaganja, barang kali djoega ‘adil dalam pemeriksaannja berboedi bahasa jang ada tinggi sedikit, tetapi…, ia masih ada tetapinja,….kalau kita selidiki betoel-betoel, maka kedoea soerat chabar itoe asasnja....tidak ada, alias beginselloos.
Katanja kalau soedah ,,Liberaal-Nationalistisch” itoe soedah ‘adil, soedah begini dan soedah begitoe, jang menoendjoekkan ,,tidak berat sebelah”, tetapi……Tjobalah lihat dalam ,,Darmo Kondo” jang terbit hari Selasa tanggal 11 Juni 1929, No.129 di roeangan pertama adalah tertampak soeatoe artikel (hoofdartikel, jang di sini kita koetipkan hampir seanteronja artikel itoe soepaja pembatja dapat mengetahoei sendiri apakah maksoed toelisan itoe.
Demikianlah B.T. dan Bahagia anggap, bahwa kalau journalist Indonesier neutraal terhadap pada partij2 politiek disini, maka journalistiek jang begitoe akan berdjasa pada semoea bangsa Indonesia. Redaktie D.K. berpendapat lain, karena pers di tanah djadjahan terpaksa ta’ dapat mengambil sikap begitoe karena dalam tanah djadjahan ada banjak hal2 jang memaksa kepada seorang journalist ta’ dapat mengambil sikap itoe.
Kemoedian Redaksi serahkannja ini pada pertimbangan orang ramai. Kami sebagai satoe bagian dari itoe orang ramai, disini maoe kasih pertimbangan jang kami dasarkan atas kedjadian jang njata, jaitoe berhoeboeng dengan toelisannja Bahagia di Semarang jang begini boenjinja:
,,Satoe journalist jang maoe pegang tinggi kedoedoekan journalistieknja, jang mendjaga djangan sampai kena dibawah pengaroeh sesoeatoe orang atau sesoeatoe partij haroeslah itoe journalist berdiri diatasnja semoea gerakan politiek.”
Satoe journalist jang tidak maoe kedjiret soearanja dan maoe berdiri dengan penoeh kemerdekaannja haroeslah ada diloear sesoeatoe party politiek. Satoe journalist jang masoek dalam kalangan politiek, ada moestahil soearanja akan bisa merdika. Di Indonesia sini melainkan ada doea dagblad Indonesia jang pemimpinnja ada lepas dari party politiek, Itoe doea dagblad adalah Bintang Timoer di Weltevreden dan Bahagia di Semarang.
Terseboet diatas itoe tjoema soearanja toean Joenoes Bahagia sadja jaitoe soeara jang bertentangan dengan perboeatannja. Tidak masoek dalam party politiek, tetapi perboeatannja tidak ‘adil dan menoendjoekkan ia poenja pinter kasih dengar soeara, tetapi tidak bisa berboeat. Journalistiek jang begitoe ada lebih rendah dan lebih tidak merdeka dari journalistiek jang dipimpin oleh orang jang poenja party. Tidak oesah kami terangkan pandjang, siapa jang soeka pikirkan tentoe akan mengerti djoega. Satoe boekti, jaitoe sikapnja Bahagia terhadap pada perkoempoelan di Semarang.
Toean Joenoes dari Bahagia waktoe fancy-fair Sobo Karti menoeroet boekoe programa poen doedoek dalam Comite, tetapi itoe waktoe toean Joenoes hampir tidak toelis apa2 dalam soerat chabarnja, hingga dengan begitoe boekan sadja Joenoes hanja pintar bitjara, tetapi bitjaranja tidak tjotjok sama perboeatannja. Sebagai lid Comite Fancy-Fair Sobo Karti ia tidak menepati kewadjibannja, tidak maoe propaganda dalam korannja, meskipoen ia sendiri dapat oentoeng dengan advertentie jang dimoeat disitoe.
Sebagai journalist toean Joenoes dalam kwaliteit sebagai hoofdredacteur Bahagia tidak menetapi kewadjibannja sebagai journalist, sebab ia tidak kabarkan apa2 tentang program Sobo Karti, tidak bikin pemandangan enz jang djadi haknja pembatja, teroetama dikota Semarang jang perloe sekali mengetahoei jang akan dimainkan. Tapi…..serenta Fancy-Fair Krido Matojo. Bahagia teroes saban hari wartakan tentang itoe Fancy-Fair, bikin pemandangan dan propaganda keras sekali, malah titelnja sadja pakai letter besar dan tebal. Bahagia bisa bilang, bahwa itoe tidak tersangkoet oeroesan politiek, itoelah benar sekali, tetapi itoe perboeatan jang menjolok mata ada dengan terang menoendjoekkan, bahwa toean Joenoes tidak djedjak berdirinja sebagai journalist, sebab njata sekali berfihak pada salah satoe partij.
Bagi kami sendiri, Sobo Karti atau Krido Matojo sama sadja, sebab sama bekerdja boeat keperloean oemoem, maka kami sengadja ini toelisan kami bikin sesoedahnja f.f. Krido Matojo boebar, perloenja soepaja kami djangan dapat anggapan begini begitoe. Beloem dalam oeroesan politiek sadja soedah, menjebelah, apa lagi dalam oeroesan politiek jang lebih penting dan gawat.
Djadi kami poenja conclusie, Bahagia tjoema djadi Copie jaitoe Beoa meloeloe dari B.T. tetapi beo jang koerang berharga sebab meloeloe bisa omong, tapi perboe-atannja bertentangan sama omongnja, apa soerat chabar jang begitoe bisa dipertjaja? Pendeknja, adanja journalist jang tidak masoek partij politiek itoe, beloem tentoe sebab maoe djoendjoeng dradjat journalistiek atau memperbaiki dia, tetapi ada jang dari tabi’atnja pengetjoet atau sengadja maoe depe-depe, oempama sebab jang djadi bercherm heer K.M. ada regent Semarang maka boeat oendjoek djasa, Bahagia laloe berboeat begitoe, sebab..... Begitoelah pertimbangan kami.
Kita pandang ta’ ada goenanja atau koerang bergoena toelisan jang soedah tjoekoep terangnja itoe, jang ditandatangani oleh seorang dari pada orang ramai jang mengenalkan dirinja sebagai ,,Publiek”, kita tambah atau kita beri pemandangan lagi. Terang dan njata, karena tidak ada sepatah perkataan poen jang agaknja akan dapat menimboelkan kekisroehan dan keripoehan…. Terang dan njata, karena dalam karangan itoe dibajang-bajangkan dan digambarkan dengan senjata-njatanja. Bagaimanakah sifat kedoea soerat chabar jang mengakoei bisa (pandai) berboeat dan menoelis ‘adil (onpartijdig) itoe. ‘Adil?? Sedikitpoen tidak ada tanda-tanda atau boektinja jang mereka itoe (Parada Harahap dan Joenoes) telah pandai berboeat jang demikian. Malahan jang terboekti ialah sebaliknja. Perkataan (toelisan) tidak sesoeai dengan perboeatannja (‘amalnja) !! Apa itoe namanja?? Kalau tidak sangat salah, maka perboeatan jang demikian itoe adalah perboeatan ,,Moenafiq”, perboeatan jang terlampau berbahaja bagi pergaoelan hidoep jang terikat dalam kalangan Islam.!! Jang begini inilah jang amat dibentji dan mendjadi moesoeh jang besar dari orang-orang jang memeloek agama Islam, inilah jang menghalang-halangi orang-orang jang hendak mendjalankan kebadjikan dan ‘amal calih.
Pada waktoe ini, waktoe bandjirnja perasaan kebangsaan, waktoe kita --ra’iat Indonesia oemoemnja-- sedang moelai bangoen dan bangkit, oentoek mengedjar segala jang telah mendjadi hak kita, maka pada waktoe ini orang-orang jang bersifat demikian itoe adalah amat berbahaja, lebih berbahaja dari apa atau siapa poen djoega. Dari sebab kita seroekan kepada saudara-saudara jang mengakoe berdarah Indonesia, bertanah Indonesia berkejakinan National Indonesia…..djanganlah pertjaja kepada doea soerat chabar itoe, karena kedoea-doeanja itoe adalah ratjoen…. Bagi pergerakan Kebangsaan Indonesia pada oemoemnja dan bagi pergerakan Islam Kebangsaan Indonesia pada choesoesnja. Djadi awas !!! Awas !!! Hai kaoem Kebangsaan Indonesia !!
Arjo Djipang
Berhoeboeng dengan toelisan di atas maka ta’ ada djeleknjalah, bila karangan ini kita tambah sedikit, sekadar boeat melengkapkan pemandangan dan pengetahoean. Dalam ,,Keng Po” kemarin collega Saeroen memperbintjangkan tentang ,,Pemerintah, Ra’iat dan Pers” (dalam tanah djadjahan), jang kita koetipkan beberapa kalimatnja, seperti di bawah ini:
Tapi kendati begitoe pers tanah djadjahan kedoedoekan beda, disebabkan jang memerintah beda jang diperintah. Pers mesti paling doeloe dibagi doea aliran, dari golongan orang jang memerintah dan jang diperintah; selain itoe lantas ada lagi soerat chabar jang teroetama mementingkan soeara kaoemnja sendiri boekan termasoek pemerintah dan boekan ra’iat seperti soerat chabar Tiong dan Arab di sini. Tapi ini semoea djoega tentoe tidak bisa tetap ke neutralannja, maoe atau tidak terpaksa. (tjetak djarang dari kita SMK) ambil pihak dengan njata atau samar2. Berdiri di tengah betoel, tidak akan bisa ! Kita poenja kejakinan, journalist di tanah djadjahan Belanda, Tionghoa atau Indonesia (Jang tertentoe jang terseboet doeloean dan belakangan mesti memilih fihak, kiri atau kanan. Peratoeran dalam tanah djadjahan memaksakan itoe!
Itoe bahwa soeara ra’iat memasakkan soeatoe soerat-chabar jang berani moeatkan teriakan ra’iat dalam tanah djadjahan oemoemnja tjoema kegetiran. Dan, soerat-chabar jang berani moeatkan teriakan ra’iat kendati tidak maoe dikata kiri, nanti poeblik kasih itoe tjap sendiri. Poeblik akan tarik conclusie sendiri, seperti adanja soerat chabar jang kemboengkan dadanja sebagai soerat chabar ra’iat, tapi isinja miring ke kanan, orang banjak djoega tidak akan anggap benarnja itoe etiket jang ditempelkan diloear botol. Dari boeahnja orang mengenal poehoennja djoega!
Sekian kalimat2 jang kita koetipkan itoe. Koerang terang? Koerang njata? Kalau toelisan collega Saeroen itoe kita hoeboengkan dengan toelisan jang terseboet di atas dan bila kita katakan teroes terang.: Ibarat bier tjoema di tjapnja (di loearnja) sadja ada tertampak merk ini merk itoe, tetapi di dalamnja…… Boekan bier, barang kali air pertjomberan.
Parada Harahap satoe djoeal korannja dengan merk ,,liberaal” lojal d.l.l. jang kiranja bisa menarik hati orang ramai ! Recept boeat ,,Bahagia”? Dito!! (Lihatlah recept jang soedah dibikin speciaal boeat B.T.)
Bang P.H. (begitoelah kalau kita tiroekan toelisan Arjo Djipang) terlampau soeka mengambil tjonto dari loear dari Pers Poetih (Pembohong), dari orang jang… dihambainja. Ia soeka tiroe-tiroe kepadanja teman-teman sedjawatnja soepaja soeka berboeat seperti dia.... Bang Parada Harahap boleh fikir doeloe dengan masak2! Bang Parada Harahap tahoe siapa Salomanson, siapa Zendgraaff, siapa Wybsondt, siapa Zaalberg….? Semoeanja tergolong dalam kalangan P.E.B., C.E.P. dan…pembatja boleh fikir sendiri !! Apa inikah jang hendaknja akan didjadikan ,,model” (tjonto) oleh bang Parada Harahap ! Kalau betoel…. Memang bang Parada Harahap boekan fihak kita, boekan teman kita tetapi …..moesoeh kita semata-mata.
S.M. Kartosoewirjo
No comments:
Post a Comment