04 September 2008

Sedikit tentang “Oelil Amri”

Fadjar Asia, (23 Mei 1930)

,,Ja ajjoehalladzina amanoe,athi’oel-laha wa athi’oerrasoela
wa oelil amri minkoem.”
Oemoemnja manoesia menganggap zaman sekarang ini dalah zaman kemadjoean, zaman perédaran, zaman moderen zaman ,,baroe”, pendeknja kata; zaman di dalam djalan ketjerdasan jg. dalam perdjalanan itoe menoedjoe ke arah kesempoernaan, teroetama kesempoernaan ,,dahrijah” (materialisme).
Kemadjoean, perédaran dll. itoe tadi ta’ dapat tertjapai, apabila tiada peroebahan dalam pergaoelan hidoep ke arah depan, teroetama tentang politiek. Inilah sebabnja, maka pada déwasa ini di berbagai-bagai negeri tertampak madjoe: ra’jatnja bergerak, bergerak boeat (mentjapai kesempoernaan, jang bererti bebasnja ra’jat itoe daripada tiap-tiap beban, jang timboel pd. Pengaroeh orang asing. Singkatnja, masing2 ra’jat itoe tadi, jang merasa berat dan paitnja ,,mengábdi” bangsa lain, senantiasa dan ta’ poetoes-poetoes asa menoentoet kemerdikaan tanah toempah darahnja masing2. Demikianlah poela di tanah air kita Indonesia ini, walaupoen ,,beloem” seperti di India (Hindoestan) atau lain2 negeri djadjahan, jang senasib dengan kita, anak Indonesia.
Sjahdan, maka tiap2 aksi tentoelah disertai atau ditentangi oleh reaksi, jg. besar ketjilnja sifat dan tabi’atnja ta’ djaoeh daripada keadaan jang ditentanginja itoe. Partij S.I. Ind mengasaskan tiap2 gerak dan langkahnja kepada Islam Inilah agaknja jang mendjadikan sebab bagi kaoem reaksi memakai Islam poela boeat menentanginja.
Beberapa hari jl. Di dairah Garoet, teroetama di Malangbong, telah tersebar béwara (soerat selebaran). Isinja satoe ,,nasihat”, jang diambil dp. Choetbahnja (lezingnja) seorang lid bestuur T.B.T.O., soeatoe perkoempoelan jang maksoed dan toedjoeannja ta’ lain dan ta’ boekan, melainkan ,,berdaja-oepaja” hendak membasmi tiap-tiap pergerakan, jang bersandarkan kepada Islam Revolutionair, Islam Wahhabi….. jaitoe…begitoelah menoeroet faham kaoem anti-Pergerakan Islam .... Agama j. dipakai dan didjalankan oleh P.S.I. Ind. Padahal, kata mereka itoe lebih djaoeh, kita kaoem Moeslimin haroes sabar (betoel!, tetapi djangan sabar seperti ,,kambing”, ditoentoen ke mana-mana maoe sadja, kendatipoen melanggar sjara’ Islam S.M.K.) dan haroes toendoek ta’loek itoe hanja terhadap kepada Allah Ta’ala belaka, S.M.K.). Adapoen dalil-dalil jang diperhiaskan dalam ,,choetbah T.B.T.O.” jang mana dima’nakan (diterdjamahkan) oleh penoelisnja kl. begini:
,,Hai orang-orang jang beriman! Toeroetlah perintah Allah dan perintah Rasoeloellah dan Pemerintah.”
Melihat terdjamahan ini, maka teranglah soedah bagi kita, bahwa ma’na jang dipergoenakannja itoe biarpoen dengan sengadja atau dengan tidak sengadja pintjanglah semata-mata. Apa lagi, kalau kita membatja ,,tafsirnja”, tentoelah djaoeh dp. Benar alias salah. Sebab dan pokok-pangkalnja kesalahan dan kepintjangan itoe ta’ lain, melainkan tjoema satoe patah perkataan, jang tidak ikoet diterdjamahkan, jaitoe perkataan ,,minkoem” Djadi lengkapnja mestinja kl. demikian:
,,Hai orang-orang jang beriman! Toeroetlah perintah Allah dan toeroetlah perintah Rasoeloellah dan Orang-orang jang memerintahkan kamoe daripada antara kamoe”.
,,Daripada antara kamoe” (minkoem) di sini mempoenjai erti jang amat penting, sehingga djika diloepakan ma’na ajat itoe mendjadi bengkok. Inilah boektinja, bahwa kalamoellah itoe ta’ dapat dioebah-oebah. Kalau dikoerangi mendjadi pintjang dan kalau ditambah (dilebih-lebihi) mendjadi salah, pendeknja: tiap-tiap peroebahan menerbitkan serba kesalahan.
Selain dp. itoe dalam lezing itoe poen ta’ diseboetkan nama penoelisnja. Malah nama Drukkerijnja, di mana choetbah itoe ditjetak, poen tidak tertampak poela. Tentang fasal jang belakangan ini telah kita beritahoekan dalam openb. Oemmat Islam-vergadering di Malangbong pada hari Minggoe jl. Tg. 18 ini boelan kepada fihak politie dan bestuur, jang diwakili oleh Wedana Tjibatoe, A.W. Malangbong dll. Moedah-moedahan dengan djalan ini tempat mendjadi terang apakah T.B.T.O. mendjadi ,,perkakas” fihak pemerintahan politie di dairah Grt. Ataukah tidak, agar soepaja ra’jat djangan sampai terboeai matanja.
Kembali kita kepada ,,Oelil Amri”, jaitoe pemerintah Islam, diatoer setjara Islam, didjadikan oleh oemmat Islam dan bersendikan semata-mata kepada hoekoem (sjara’) Islam. Perintah Allah Sbh. W.T, dalam ajat terseboet meloeloe di-toedjoekan kepada orang2 jang beriman (Moe’min) dan oleh karenanja, maka ,,minkoem” (dari-pada antara kamoe) di sini bererti ,,daripada antara orang2 Moe’minin. Marilah kita sekarang menjelidiki, apakah jang dinamakan orang2 jang beriman itoe, Firman Allah dalam Al-Qoer-al-Hakim demikian:
,,Innamal moe’minoenaladzina amanoe billahi, wa rasoelihi tsoemma lam jartaboe wa djahadoe biamwalihim wa anfoesihim fi sabilillahi oe laika hoemoec-cadiqoen.”
Ertinja kl. begini: ,,Bahwsenja (jang dinamakan) orang2 jang beriman itoe (ialah) orang2 jang pertjaja kepada Allah dan kepada Rasoeloellah, kemoedian tidak ragoe2 atau segan segan (boeat mengamalkan) kepertjajaannja itoe dan beroesaha dengan keras2 (djihad) dengan harta bendanja dan dengan djiwanja pada djalan: (maka) mereka itoelah orang2 jang benar.”
Dengan keterangan jang sesingkat ini dapatlah kiranja kita masing2 memikirkan, bagaimanakah agaknja atoeran, tjara2 dan sifat pemerintah Islam jang hanja terdiri dari orang2 Moe’minin belaka. Selidikilah riwajat Nabi kita dan lihatlah tjontoh apakah jang telah diberikan kepada kita oleh pahlawan kita jang besar dan moelia itoe ialah Nabi Moehammad c.’a.w. Lebih djaoeh lihatlah keadaan pemerintah pada zamannja choelafaoer-rasjidin, nistjajalah pembatja akan dapat memboektikan bagaimana dan apa jang dinamakan ,,amiroel moe’minin” itoe. Lagi poela pembatja dapat membandingkan keadaan itoe dengan keadaan kita sekarang ini.
Sekianlah toelisan kita ini hari. Lain kali akan kita samboeng lagi.

Wassalam bil ma’af
S.M. Kartosoewirjo
-------------

No comments: