04 September 2008

Statement 21 Desember 1948

NEGARA ISLAM INDONESIA



Barang disampaikan Allah kiranja kepada seluruh Ummat Islam Bangsa Indonesia, istimewa jang tinggal didaerah REPUBLIK INDONESIA.

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalmu ‘alaikum w.w.,
1. Pada tanggal 18/19 Desember 1948, tentara Belanda telah menjerbu daerah Repu-blik dan pada tanggal 19 Desember 1948 Pembesar2 Pemerintah Republik, diantara-nja: Presiden, Wk. Presiden, Ketua KNIP, dan Menteri Luar Negeri, sudah djatuh ditangan Belanda, ditangkap dan ditawan. Dengan kedjadian dan peristiwa jang amat pahit itu, maka djatuhlah Republik sebagai Negara.
2. Tidak lama lagi –begitulah agaknja perdjalanan riwajat perdjuangan kemerdekaan Indonesia– akan ditanda-tangani Naskah baru, Naskah jang ketiga, jang akan menen-tukan nasibnja Negara Republik Indonesia.
Sepandjang rabaan dan hitungan kita, maka deradjat Republik pada waktu itu tidak akan lebih daripada deradjat ,,Negara Boneka”, seperti jang telah diberikan Belanda sedjak beberapa waktu jang lalu, umpamanja: ,,Negara Indonesia-Timur”, ,,Negara” Kalimantan, ,,Negara” Pasundan, dll. Sebab sementara itu Belanda dengan kekerasan senjata akan dapat memaksakan Pemerintah Republik jang sudah ditawan itu, untuk menanda-tangani suatu naskah –jang diramalkan– dimana akan diting-galkan (dihilangkan) semua alat-alat dan tiang-tiang Negara. Di antara lain2: lenjap-nja Ketentaraan, Keuangan, dan Luar Negeri.
3. Djangan dikira, bahwa dengan djatuhnja Pemerintah Republik (Sukarno-Hatta) dan ditanda tanganinja suatu naskah sematjam jang diramalkan diatas, keadaan akan aman dan tenteram, rak’jat akan makmur dan subur. Tidak, sekali-kali tidak! Melainkan djatuhnja Pemerintah Republik Sukarno-Hatta dan pil-pahit jang terpak-sa ditelan oleh ra’jat itu, insja Allah bagi Ummat Islam, jang masih berideologi Islam, akan mendjadi sebab bangkit dan bergeraknja, mengangkat sendjata, meng-hadapi musuh djahanam.
4. Oleh sebab itu, tiada djalan lain bagi Ummat Islam Bangsa Indonesia, istimewa jang tinggal didaerah Republik, melainkan: sanggup menerima Kurnia Allah, mela-kukan Djihad fi Sabilillah, melakukan Perang Sutji, bagi mengenjahkan segenap musuh Islam, musuh Negara dan musuh Allah, dan ,,Last but not least” mendirikan Negara Kurnia Allah, ialah: Negara Islam Indonesia. Seruan kami: Bulatkanlah niat sutji, niat membela Agama, Negara dan Ummat, dengan tekad ,,Juqtal au Jaghlib” dan dengan kejakinan jang teguh, bahwa Allah akan memberi perlindungan kepada orang-orang dan Bangsa serta Ummat jang memperdjuangkan Agama-Nja. Insja Allah.
5. Kepada saudara-saudara dan handai taulan dari pada Bangsa Indonesia, jang masih mengalir darah ,,Republikeinen” dalam tubuhnja dan masih berdjiwa perdjuangan: Ketahuilah! Bahwa perdjuangan jang kami usahakan hingga berdirinja Negara Islam Indonesia itu adalah kelandjutan perdjuangan kemerdekaan, menurut dan mengingat Proklamasi 17 Agustus 1945! Sekarang sudahlah tiba sa’atnja, segenap Bangsa Indonesia jang mengaku ,,tjinta Kemerdekaan, tjinta Bangsa, tjinta tanah-air, tjinta Agama”, menanggung wadjib sutji, melakukan perlawanan sekuat mugkin terhadap kepada Belanda. Ketahuilah pula! Bahwa tiada suatu Kemerdekaan jang dapat direbut, hanja dengan gojang-gojang kaki diatas kursi belaka. Kemerdekaan kita, Kemerdekaan Negara dan Kemerdekaan Agama, harus dan wadjib direbut kembali dengan darah!
6. Untuk kepentingan perdjuangan dan berhasilnja maksud dan terlaksananja tjita-tjita kita, maka perlu dan wadjib adanja Kesatuan Komando, Kesatuan Pimpinan. Selain dari pada Kesatuan Komando itu akan menimbulkan buah hasil jang efektif, djuga akan menggagalkan politik ,,divide et impera” jang selalu dilakukan oleh si-durdjana. Untuk kepentingan ini, jang dalam anggapan kita mendjadi kepentingan Agama, Negara dan Ummat, maka kami Pimpinan Negara Islam Indonesia membe-ranikan dan menjanggupkan diri, untuk melakukan wadjib memegang Kesatun Komando perdjuangan itu. Bagi memudahkan dan memperpusatkan djalannja Per-djuangan Ummat Bangsa Indonesia didaerah Republik dan Jawa Tengah chususnja, maka kami beri tugas kepada pemimpin2 jang bertanggung djawab, untuk mela-kukan wadjib sutji itu.
7. Adapun wakil muthlak dari pada Negara Islam Indonesia, jang kami serahi untuk memimpin perdjuangan Ummat Islam Bangsa Indonesia di daerah tersebut dalam elinia 7, menudju ke Darul-Islam dan Darus-Salam, ialah Sdr. Abi Kusno Tjokro-sujoso dan Sdr. Anwar Tjokroaminoto, jang memang sudah sedjak lama mendjadi wakil Negara Islam Indonesia di daerah Republik.
8. Hai, Pemimpin2 Islam dan Ummat Islam seluruhnja! Anggaplah serbuan Belanda dan djatuhnja Pemerintah Republik Sukarno-Hatta itu, sebagai Kurnia Tuhan, jang dengan itu terbukalah kiranja lapangan baru, lapangan djihad dan kesempatan jang seluas-luasnja untuk menerima Kurnia jang lebih besar lagi dari pada Azza wa Djalla, ialah: Lahirnja Negara Islam Indonesia jang merdeka. Terimalah Kurnia Allah itu, walau agak pahit ditelannja sekalipun.
9. Mudah2an Allah S.W.T. menjertai perdjuangan kita menudju Darul-Islam dan Darus-Salam itu dengan Taufiq dan Hidajat-Nja, hingga terlaksana berdirinja Keradjaan Allah dipermukaan bumi Indonesia!

Madinah, 20 Safar 1368 H.
21 Desember 1948 M.

Pemerintah Negara Islam Indonesia, Imam:

S.M. KARTOSOEWIRJO
Di ‘umumkan di Madinah,
Pada tanggal 20 Safar 1368 / 21 Desember 1948.

Tjatatan:
Djika disebut diatas nama ,,Daerah Republik Indonesia”, maka jang dimak-sudkan bukanlah hanja daerah jang ada di Djawa Tengah itu sadja, melainkan djuga Banten dan lain2 daerah di luar Djawa.

No comments: