04 September 2008

Perajaan 1 Mei

Fadjar Asia, (6 Mei 1929)

( Sedikit pemandangan atas rapat besar dari pada
Indische Sociaal-Democratische Party di Betawi.)
Tjita-tjitanja: Penanggalan Sendjata (Ontwapening).
Sjarat-sjaratnja:
Kemerdekaan dalam berhimpoen dan berkoempoel, Penghapoesan Poenale Sencre (Perboedakan Kontrakan) dan Rodi, Perhatian banjak dari Pembesar Negeri tentang perboeroehan Merdeka. Penghapoesan hak2 jang berlebihan (Exorbitan te Rechten) dari Gouverneur-Generaal, Pemberian ampoen dengan selekas-lekas dan sebanjak-banjaknja kepada orang-orang ahli politik jang diasingkan dan lain-lain lagi.
Kemarin hari Minggoe di gedoeng bioskop Dec park, Koningsplein Noord, Welteverden, perhimpoenan Indische Sociaal Democratische Partij (I.S.D.P.) telah diada-kan rapat besar, dimoelai pada kira djam setengah sepoeloeh dan disoedahi pada djam setengah doea belas dengan selamat, dan tertib. Gedoeng penoeh dan sesak dengan orang-orang jang menaroeh perhatian akan rapat besar itoe, kebanjakan bangsa Indonesia dan bangsa Belanda malahan sebagian besar orang-orang jang terdiri di loear kalangan itoe. Djoemlahnja menoeroet takaran k.l. Ada 1000 orang.
Wakil pers, baik poetih maoepoen Indonesia, poen berhadhir poela Politie lengkap. Sersi-sersi ta’ soeka ketinggalan djoega. Di keliling medja bestuur antara lain-lain adalah berdoedoek toean Dahler. Proff. Van Gelderen dan Njonjahnja, serta beberapa djempolan ISDP lainnja, mitsalnja toean Midendorp. Setelah belakang medja bestuur antara dihiasi dengan kain merah dan di dalamnja terloekis empat hoeroef besar ,,SDIP” dengan kain poetih.
Rapat besar ini dipimpin oleh Dahler, jang memboekanja dengan memberi salam oetjapan diperbanjak terima kasih atas perhatian toean-toean dan njonjah-njonjah jang soedah soeka memboeang (mengoerbankan) temponja boeat mengoendjoengi rapat jang diadakan pada pagi itoe. Sebeloem itoe ia memberi pemandangan dengan pandjang lebar tentang maksoednja mengadakan vergaderning itoe berhoeboeng dengan perajaan 1 Mei jang bagi kaoem pekerdja dan sekerdja socialist, teristimewa dalam benoea Eropah dan Amerika mendjadi soeatoe hari jang dipandang amat penting, jang selaloe dirajakan-nja sebagai demontrasi penoentoetan hak kaoem pemakan oepah --jang diperdapat daripada keringatnja-- terhadap kepada madjikannja.
Pidato dalam bahasa Belanda ini diterdjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh pembitjara sendiri, sehingga sekalian jang berhadhir mengerti semoea. (Tepoek sorak rioeh, hingga menggetarkan gedong bioskop itoe.)
Dalam pemboekaan rapat besar itoe dinjanjikan dengan orkest njanjian kaoem socialist (atau sociaal-demokraat) jang soedah terkenal itoe jang sangat menggembirakan sekalian pendengar. Kemoedian dipersilahkan njonja van Gelderen memberi voordracht jang tidak sedikit menarik hati dan perhatian dari segala orang jang mendengarkannja, terlebih-lebih bagi orang-orang jang soedah tergaboeng dalam kalangan kaoem socialist demokraat.
Laloe dipersilahkan toean Middendorp seorang I.S.D.P. jang terkenal dalam Volksraad, pengoeraikan pidato tentang perajaan 1 Mei ini, teroetama bersangkoetan dengan pergerakan kaoem boeroeh dalam penoentoetan hak-haknja. Dan djoega tjita-tjita, maksoed dan toedjoean kaoem sociaal-demokraat poen ta’ loepa diperbintjangkan-nja dengan pandjang lebar serta terangannja, sehingga memoeaskan atas orang-orang jang berhadhir. Sesoedah itoe pidato itoe dioelangi lagi dalam bahasa Indonesia dengan singkat oleh t. Dahler. Adapoen semoeanja pembitjaraan itoe tidaklah dapat kita beberkan di sini sebagai veeslag jang ,,Objektief”, melainkan sebagai pemandangan jang terlampau singkat.
Sjahdan, maka tanggal 1 Mei itoe bagi kaoem sociaal-demokraat sedoenia adalah hari jang sangat penting, hari besar, hari jang membawa orang dari doeka tjita ke soeka tjita, hari perdjoeangan antara kaoem boeroeh dengan kaoem madjikan, hari moelainja segenap ra’iat di doenia ini berbangkit, hari boeat melawan perboedakan, hari jang memberi kesempatan kepada kaoem jang diperhinakan dan diperboedakkan boeat memberi demonstrasi di sepandjang djalanan boeat mempertahankan membela hak-haknja sebagai manoesia, hari boeat mentjegah dan melenjapkan segala kedhaliman jang hendaknja akan menimpah kaoem boeroeh, pendek kata, hari itoe adalah hari jang sangat moelia bagi atau jang amat dimoeliakan oleh kaoem boeroeh socialist di seloeroeh doenia.
Dalam pertengahan abad ke 19 berdirilah Karl Marx, sambil berkata ,,Hai kaoem jang terendah (proletariers), bersatoelah!!” Perkataan inilah jang mendorong pergerakan kaoem boeroeh dimana-mana tempat beroesaha dan ichtiar dengan sekeras2nja dan dengan segala tenaga, fikiran dan harta benda boeat menoentoet segala hak2nja jang roepanja telah hilang dan ditelan oleh kaoem madjikan itoe, dan menendang dan memboeka jang tertoetoep basinja itoe, seolah2 seperti orang jang terkoeroeng dan terikat kaki tangannja, sehingga ta’ dapat melangkahkan langkahnja sebagaimana haroesnja. Sebagai salah satoe akibatnja, maka pada tahoen 1864 berdirilah Inter-nationale jang Pertama, jang hanja beroemoer 12 tahoen lamanja, dan oleh beberapa sebab maka pada tahoen 1867 diboebarkanlah Internationale jang pertama itoe. Jang pertama-tama karena hari itoe bolehlah dianggap sebagai sembojan ,,hidoep baroe” dari pada ,,mati”, sembojan ,,doenia moeda” dari pada ,,doenia jang toea”, pendeknja hari itoe adalah soeatoe symbool ,,pembaroean” doenia, menoeroet sebagai-mana jang dtjita-tjitakan oleh kaoem sociaal demokraat. Maka kalau ada hari demonstrasinja, ada tjita-tjita jang dimaksoedkannja, nistjajalah ada poela rentjana jang hendaknja akan dilakoekannja. Adapoen werkprogram (rentjana-pekerdjaan) kaoem socialist itoe adalah berbagai-bagai.
Berhoeboeng dengan angan-angan kaoem socialist jang menghendaki perdamaian doenia, maka sangat setoedjoelah mereka itoe dengan rentjana tentang penanggalan sendjata jang sekarang sedang dibentangkan dalam persidangan2 Volkenbond.
Dalam rapat besar jang terseboet di atas, dalam pidatonja antara lain-lain toean Middendorp mengatakan: ,,Si vis pacem para bellum”, jang maksoednja k.l. ,,Kalau kamoe menghendaki perdamaian, bersedia-sedialah (kamoe) boeat berperang.” Kaoem sociaal-demokraat mengetahoei, bahwa perang tidak akan berhenti, djika tidak diberhentikan dengan perang. Laloe dalam hati kita timboel perentjanaan.
Katanja kaoem socialist anti-militairisme, anti-kapitalisme d.l.l., sedang telah diketahoeinjalah bahwa damai itoe tidak dapat ditjapai dengan djalan damai, Djawab mereka itoe agaknja: ,,Hij stri de vood bet recht”, ertinja: ,,Berdjoeanglah bagi kebenaran.” Tetapi bagaimanapoen tjara-tjaranja hendak membasmi kedhaliman dan membela segala kebenaran itoe, tjoema dengan djalan theori sadjakah? Dengan djalan theori tidak boleh djadi, karena theori akan tinggal theori poela, dan dengan djalan praktijk poen tidak boleh djadi poela, karena kebanjakan djalannja kaoem sociaal-demokraat theoritsch sadja, tidak dengan amal. Boektinja, kalau kita tanja kepadanja ,,Bagaimanakah sikapmoe terhadap kepada pergerakan kita, jang berdjoeang, bagi kemerdekaan tanah toempah darah kita Indonesia ,,Maka djawab jang agaknja akan keloear dari moeloet mereka itoe ialah,” Kita sangat setoedjoe akan maksoed dan toedjoean itoe. Memang ,,Kemerdekaan Kebangsaan itoe adalah tjita-tjita jang moelia dari partij kita.” Dan kalau pertanjaan kita itoe kita teroeskan: ,,Langkah apakah jang hendaknja akan dilangkahkan bagi mewoedjoedkan tjita-tjita itoe?” No. 1 djawabnja tentoe ,,Kita tidak akan membikin hoeroe-hara, menerbitkan keonaran d.l.l., melainkan djalan jang kita tempoeh ialah djalan parlementair, djalan damai, djalan jang bertingkat2 (evolutionaar)….” Malah t. Midendorp sendiri mengatakan dalam persidangan terseboet bahwa theorie itoe memang moelia dan tinggi dan kemerdekaan kebangsaan itoe soenggoeh sendi dan hak asli dari tiap2 bangsa, tetapi………tiap2 theorie itoe memang soesah dipraktijkkannja.
Kita teringat tatkala pemberontakan kommunist dalam tahoen 1926 adalah seorang djempolan I.S.D.P., jang berkata k.l. maksoednja: ,,Asas Sociaal Demokratie dan kommunisme itoe sesoenggoeh-soenggoehnja tidak begitoe berselisih, hanja waktoe memperboeatnja dan djalan jang ditempoehnja itoelah jang berbedaan.”
Pendeknja kalau tjita-tjitanja itoe rasanja akan meroegikan diri sendiri, terlebih-lebih jang bakal mengchawatirkan nasib tanah toempah darahnja sendiri, tentoelah djalan jang akan ditempoehnja itoe dipandjang-pandjangkan dan dibengkok-bengkokkan, sehingga orang tidak dapat mengetahoei, apakah jang dimaksoedkannja itoe, ,,kelangan enggok”, kata orang Djawa, atau lebih tegas lagi, bila taktik jang demikian itoe kita katakan taktik ,,main kong kaling-kong.” Belanda tinggal Belanda dan kebelandaannja poen tidak kebelandaan poela.

S.M. Kartosoewirjo
(Akan disamboeng)

No comments: