04 September 2008

Selamat Djalan

Fadjar Asia, (2 Mei 1929)

Pada malam Rebo mengadap 1 Mei telah diadakannja malam-pamitan atas oesaha soeatoe komite jang terdiri dari pada beberapa orang P.S.I. Indonesia tjabang Betawi, sebagaimana telah diberitakan kepada sekalian pembatja, maka malam pertemoean atau malam-pamitan itoe semata-mata diperoentoekkan boeat ketoea kita jang moela saudara Hadji Agoes Salim, berhoeboeng dengan perdjalanan ke Eropah Barat itoe pada oemoemnja dan ke Geneve (sebagai penasihat dalam perwakilan perhimpoenan kaoem boeroeh di Nederland, jang diberi nama "N.V.V.") boeat keperloean tanah toempah darah kita Indonesia genapnja. Pendek kata dalam hal itoe beliau tidak berboeat tjoema sebagai adviseur dari delegatie N.V.V. itoe belaka atau tjoema hanja bagi keperloean P.S.I. Indonesia (jang hendaknja akan disiar-siarkan namanja dipropagandakan di benoea Eropah-Barat itoe), dan lebih djaoeh lagi hanja oentoek keperloean diri sendiri sadja, melainkan perdjalan beliau itoe adalah mengandoeng maksoed dan toedjoean jang lebih loeas, lebih lengkap dari pada jang terseboet tadi, tegasnja semata-mata bagi keperloean dan kepentingan seloeroeh Indonesia dan Ra'iat Indonesia, jang menjatakan keberatannja dalam hal-hal jang hanja bisa terdjadi dalam tanah djadjahan jang sematjam ini.
Sebab bagaimana poen djoega halnja, tiap2 orang Indonesia nistjajalah berkebera-tan atau sekoerang2nja tidak bakal setoedjoe akan adanja "peratoeran" heerendienst atau rodi (kompenian) itoe. Baik jang berkoelit poetih, maoepoen jang berkoelit koening atau jang lain-lainnja.
Pendek dan pandjangnja, Rodi atau Kompenian itoe haroeslah lenjap dari tanah air kita Indonesia, begitoelah pengharapan tiap2 pendoedoek Indonesia, jang banjak sedikitnja masih mempoenjai perasaan kebangsaan dan jang mempoenjai pendapatan, bahwa segala kedhaliman dan kepintjangan haroes dibasmi dengan selekas-lekasnja dari moeka boemi ini.
Djadi ketoea kita jang moelia saudara Hadji Agoes Salim tolak dari Tandjoeng Priok dan menoedjoe ke tanah sedjoek itoe, boekannja bagi keperloean diri sendiri (individueel belaka) tetapi bagi semoea Ra'iat Indonesia, baik jang beragama Islam, Kristen atau lain2nja. .... ketjoeali orang2 jang merasa senang akan keadaan jang sekarang ini.
Dalam malam-pamitan jang diadakan diatas itoe adalah berhadhir beberapa wakil dari pelbagai soerat chabar Melajoe (Indonesia) dan Melajoe Tionghoa, jaitoe Keng Po, Perniagaan, Bintang Timoer, Sin Po, dan ada djoega wakil dari soerat chabar poetih, ja'ni "Het Indische Volk" (soerat berkala dari kaoem Sociaal-demokrasi di Indonesia) dan "De Courant". Perhimpoenan-perhimpoenan jang mengetahoei wakilnja ke malam-pamitan itoe berbagai-bagai poela, baik jang bersandarkan semata-mata kepada Kebangsaan maoepoen jang beragama atau sama sekali tidak berpolitik dan jang semata-mata bersifat sociaal atau ekonomisch. Menoeroet tjatatan kita ialah? Pasoendan Sjoebanoel 'Arab, Jong-Islamieten Bond, Pemoeda Indon., Peroekoenan, Keoetamaan Bagelan, Boedi Beaten, Al-Irsjad, J.Japadvinderij, Natipij, S.I.A.P. tjabang Betawi, H.B. S.I.A.P. Jong Java afd Betawi, M.O.O. P.S.I. Ind. di Djokjakarta, pemoeda Soemantera tj. Betawi, I.S.D.P. P.S.I. Ind tj. Mataram, P.S.I. Ind. tj. Bandoeng, S.I.A.P. Tjitjoeroek, Indonesische Journalisten Bond, Perh. Pengoejoeban dan P.N.I.
Adapoen jang diperbintjangkan pada malam itoe ialah beberapa fasal jang bersangkoetan dengan perdjalanan Kjai H.A. Salim ke Eropah-Barat itoe. Kira-kira doea poeloeh orang wakil perhimpoenan menjatakan persetoedjoeannja akan perdjalanan beliau jang moelia itoe. Lagi ada djoega beberapa pembitjaraan jang tampil ke moeka dan berpidato atas nama diri sendirian dan semoeanja pidato-pidato itu ta' lain, maksoednja melainkan menaroeh perhatian akan kehendak sdr. jm. Kjai H.A. Salim dan mengharap kepada Allah Ta'ala, moedah-moedahan perdjalanan-perdjalanan beliau itoe bisa berhasil semestinja. Pengharapan atau permintaan itoe kita djawab dengan perkataan. Insja Allah moedah-moedahan tertjapailah toedjoean dan tjita-tjita kita jang oetama itoe.
Perdjamoean sekedarnja poen tidak loepa disadjikan oleh anak-anak pandoe kita S.I.A.P. dan Natipij kepada sekalian jang berhadhir, dengan disertai moesik dan njanjian kebangsaan Indonesia Raja jang amat merdoe dan mengembirakan, lagi menghidoepkan hati itoe, sehingga semangat malam pamitan itoe sedikit poen tidak mengetjiwakan dan perasaan kebangsaan jang dikandoengnja tertampak poela, ternjata dari pada berseri-serinja wadjah sekalian jang berhadlir, antaranja ada kelihatan beberapa kaoem iboe Indonesia.
Perhatian banjak baik dari bangsa kita sendiri, maoepoen dari bangsa lain jang setoedjoe dengan kita, oempamanja kaoem Sociaal Democraat, kesenangan dan kegembiraan hati tidak terpisahkan lagi, seolah2 seperti langkah kita itoe soedah mendekati tjita2 kita.
Malam itoe adalah soeatoe malam jang tidak akan dapat kita loepakan dan bakal kita toeliskan dalam riwajat pergerakan kebangsaan Indonesia dengan tinta mas, soeatoe tanda jang perasaan kebangsaan soedah tertanam dengan soenggoeh2 dan sampai sedalam2nja, dalam hati sanoebari kita, poetera Indonesia, adalah salah soeatoe sjarat jang terpenting dalam pendjelasan kita menoedjoe dan mentjapai tjita-tjita jang senantiasa kita gambar2 dan bajang2kan siang dan malam.
Lagi kebetoelan hari berangkatnja saudara jang moelia itoe tiba pada tanggal 1 Mei, jaitoe soeatoe hari jang soedah termasjhoer di antero doenia, jang lazimnja dikatakan orang "Hari Merah" (De Roode Dag), karena pada waktoe itoe kaoem jang melarat dan berderadjat rendah (kaoem proletariant) melakoekan perlawanan terhadap kepada madjikannja, kepada orang jang mengoeasainja, kepada orang jang berkoeasa atas hidoepnja kaoem jang amat diperhinakan itoe. Dan pada waktoe itoe poela, kaoem proletariant moelai memperoleh kemenangan dan moelai mendapat hak2 jang ditoentoetnja sebagai manoesia jang memakan oepah harap, jang mengeloearkan peloehnja boeat pentjaharian sehari2. Moedah-moedahan pada hari itoe djoega pendoedoek tanah djadjahan moelai terlepas daripada bebannja jang amat berat itoe dan terhindar dp. bentjana jang menimpa dirinja, serta terpelihara dp. Kedhaliman dan ketjoerangan, jang roepanja hanja bisa terbit dalam tanah djadjahan sadja, seperti tanah toempah darah kita Indonesia ini.
Sjahdan, maka keesokan harinja kira djam setengah sebelas, saudara jang moelia H.A. Salim berangkat dengan mobil ke Tandjoeng Priok, dihantarkan lima orang anak2nja, lelaki dan perempoean, serta handai-taulannja, lagi poela beberapa wakil dari matjam2 perhimpoenan dan wakil2 dari kaoem lain2nja. Wakil P3K.I. (sdr. toean Hoesni Thamrin) jang pada malam - pamitan tidak dapat meloeloeskan oendangan kita karena terhalang, tertampaklah dalam kapal "Prins der Nederlander", jaitoe kapal jang akan membawa ketoea kita jang moelia ke pelaboehan Genoea. Berdjabatan tangan tidak ada habisnja malahan kita lihat djoega, ketjoeali beberapa pembesar2 jang bagi kita tidak mendjadi oekoeran tinggi atau rendahnja deradjat ketoea kita dalam medan pergaoelan oemoem pengandjoer2 pergerakan serta wakil2 dari pers d.l.l., seorang poelisi (afdeeling recherchedienst, t. Van der Vlugt) berdjabatan tangan dengan sdr. j. m. itoe, dengan memberi "selamat djalan! (goede reis)" arah perhatian itoe karena dirinja sendiri (persoonnja), entah karena djabatannja. Itoelah oeroesannja sendiri. Wakil2 pers poen lengkap poela.
Poekoel doeabelas, Ploeit berboenji satoe kali, Orang2 jang menghantarkan diberi 'alamat boeat meninggalkan kapal dari "Maatschappij Nederland" itoe.
Ploeit kedoea diboenjikan. Sesoedah semoeanja selesai, maka kita djam satoe koerang seperempat, diboenjikanlah ploeit jang ketiga, ploeit jang penghabisan, dan kemoedian dengan perlahan-lahan bertolaklah kapal jang ditoempangi oleh ketoea kita itoe dari pantai tanah Djawa, pelaboehan Tandjoeng Priok. Tatkala itoe terdengar soeara moesik "Wilhelmus", njanjian Nationaal Belanda, njanjian jang dinjanjikan pada tiap2 pemboekaan atau permoelaan barang apa jang dianggap officieel atau oemoem.
Roepanja anak2 Pandoe kita jang merasa mempoenjai tanah air sendiri, tanah Indonesia sedikit atau tidak sedikit ketjiwa mendengarkannja --biarpoen bagaimana merdoe dan njaringnja soeara jang masoek dalam koeping itoe,-- dan oleh karenanja maka mereka itoe laloe menjanjikan lagoe kebangsaan Indonesia, ialah lagoe " Indonesia Raja " hingga doea kali.
Banjak orang koelit poetih terkedjoet mendengar soeara "Indonesia...., Indonesia...." itoe ... entah karena beres mendengar sekali itoe, entah karena lain hal.... kemoedian orang2 jang menghantarkan beliau ke pelaboehan kian bersoerak dengan rioeh dan gembiranja: "Hidoeplah Indonesia !" sempat beberapa kali. Kemoedian orang2 jang mengantarkan saudara jang moelia itoe laloe poelang ke roemahnja masing2 sambil berbitjara tentang perdjalanan beliau itoe.
Achiroel kalam kita berharap, moedah-moedahan Allah Soebhanahoe wa Ta'ala akan mengaboelkan segala apa jang kita maksoedkan itoe, agar soepaja Ra'iat Indonesia terhindar dp. bentjana jang menimpanja.

S.M. Kartosoewirjo

No comments: