04 September 2008

Soe’al Kaoem Boeroeh dan Madjikan

Fadjar Asia, (3 Juni 1929)

Zaman ini jang biasanja dinamakan zaman toea adalah ,,zaman foeloes”, katanja. Zaman pertengkaran antara kaoem boeroeh dengan madjikan. Zaman perdjoeangan si lemah dan si koeat, jang masing-masing menoentoet hak-haknja. Ada berlebihan hak, ada jang kekoerangan hak, sehingga keadaan dalam pergaoelan hidoep ini adalah ter-djoengkir-balik. Masing-masing bertentangan oentoek menoentoet keboetoehannja.
Tiada seorang poen jang akan memoengkiri akan kepentingan kaoem boeroeh. Dan tiada seorang poela akan menjangka akan adanja perdjoeangan antara kaoem boeroeh dan kaoem jang memberi oepah atau memberi hidoep kepadanja. Ini semoea memang soedah diakoei oleh segenap doenia, baik Barat maoepoen Timoer.
Orang menghendaki damai antara kaoem boeroeh jang diberinja oepah. Orang menghendaki keamanan antara si lemah dan si koeat. Tetapi biarpoen bagaimana orang berteriak-teriak hendak hidoep dengan senang dan aman, maka oleh karena kegandjilan ke’adaan pergaoelan hidoep jang ada sekarang ini, tidaklah teriakan itoe bakal berboeah. Djangankan tertjapai terbajang-bajang sadja poen tidak.
Zaman baroe, zaman modern, alat perkakas ‘ilmoe pengetahoean dan techniek boleh dibilang lengkap hampir menandjak ke tingkat jang tertinggi, hendak mentjapai kesempoernaan doenia, menoeroet tjita2 achli ‘ilmoe pengetahoean, zaman kemadjoean, zaman moeda……. Akan tetapi, bagaimanakah hendaknja kedjadian2 jang ada sekarang ini jang dapat kita saksikan dengan mata dan telinga sendiri? Satoe sama lain poekoel-memoekoel, satoe sama lain tjakar-mentjakar, satoe sama lain seret-menjeret dan seteroesnja. Damai tidak ada, keamanan jang katanja ada itoe poen senantiasa teranjam oleh bahaja jang maha besar, keamanan oemoem amat terganggoe oleh bahaja jang tidak dapat difikirkan dengan otak manoesia sadja. Tidak djarang ada manoesia loepa atau terloepakan akan kemanoesiaannja malahan kadang2 melanggarnja. Segala itoe sebabnja ta’ lain dan ta’ boekan, melainkan karena persaingan antara si angkoro moerko dengan si jang ditindiskannja, karena adanja politiek ,,verdeel en heersch” alias ,,politiek divide et impera” dan………
Manoesia jang merasa tergolong dalam klas jang tinggi atau jang sederhana sadja dan jang ,,dipertjaja” pihak madjikan, mendapat oepah atau gandjaran jang agak tjoekoep bagi hidoep dan kehidoepannja dan kemoedian mendjadi tjongkak dan lagak-lakoenja poen mendjadi tidak beres, seolah-olah seperti soedah mendjadi madjikan, sedang sebetoelnja mereka itoe hanjalah ,,perkakas” kaoem jang dihambanja itoe. Oentoek mengertikan pemandangan kita itoe, maka perloelah kita soentingkan di sini dengan singkat soeatoe kedjadian jang soedah terdjadi dalam kalangan Pandhuisdinest di Soerabaja. Adapoen doedoek perkaranja antara lain sebagai jang berikoet:
R. Danoeredjo adalah nama seorang beamhte (kaoem boeroeh) pada peroesahaan pegadaian di Benteng. Soerabaja, diri saudara itoe telah dikenakan poekoelan jang hebat bagi hidoep dan kehidoepannja sehari2, karena telah di petjat dari djabatannja dan terpaksa meninggalkan dientsnja. Chabarnja ia dipersalahkan telah ,,membang-kang” (tidak soeka mengerdjakan) perintah wakil onde beherder dari pegadaian itoe, Danoeredjo namanja. Lagi poela ia dikenakan hoekoeman denda oleh Landgerecht sedjoemlah f 5,- (Lima roepiah), karena ia terdakwa memoekoel salah seorang jang mesti dilajaninja (publiek). Masih ada lagi sebabnja, maka ia dilepas itoe, jaitoe karena raport jang dimadjoekan oleh onderbeorder pandhuist terseboet kepada kantroleur Pandhuis di Soerabaja, jang mempoenjai hak akan menjelidiki tiap2 perkara jang terdjadi dalam kalangan pandhuisdinest. Ketiga fasal inilah jang menjebabkan, maka ia terpaksa meletakkan djabatannja sebagai kaoem boeroeh pada pandhuisdinest itoe. Tetapi sebeloem ia dilepas itoe, sebeloem ia terhindar dari pada perhinaan dalam ka-langan perboeroehan itoe, maka atasnja didjatoehkan hoekoeman, jang roepanja seperti dibawah ini.
Sdr. R. Troenosastro dipindah ke Pandhuis Kalianjar. Di sitoe dia beloem pernah mendapat dakwaan atau toedoehan apa-apa, malahan penoelis sendiri soedah menjak-sikan akan keberesannja pekerdjaan Sdr. tadi. Dari chefnja ta’ keloear makian atau tjatjian soeatoe apa. Membangkang perintah poen bagi dia soeatoe kedjadian jang beloem pernah dikenalnja. Djangankan memperboeat sedang memikir-mikirkan boeat berboeat jang demikian itoe poen tidak.
Kemoedian sesoedah k.l. satoe boelan lamanja dia bekerdja di tempat terseboet (Kalianjar), maka dipindahkanlah ia ke Kapasan (Soerabaja). Di sana poen ia selaloe ,,menerima” segala apa jang diperintahkan oleh chefnja dan segala pekerdjaan dilakoe-kan sebagaimana mestinja hingga selesainja. Membangkang perintah?? Sama sekali tidak, Niat hendak membangkang perintah ta’ ada poela. Kemoedian apakah jang terdjadi atas diri sdr. jang roepanja bernasib sial itoe?? Pada soeatoe hari tanggal 22 boelan jang laloe (Mei) ia (sdr. Troenoesastro) diperintahkan oleh chefnja (beheerder pandhuisdenst Kapasan), soepaja ia pergi ke tempat pekerdjaannja jang doeloe jaitoe di Benteng. Dia pergi ke Benteng dan mendapatkan chef pegadaian itoe. Tetapi apakah jang diperolehnja?? Ta’ lain, melainkan selembar soerat lepasan. Apa maoe?? Apa oesaha?? Mana djalan jang haroes ditempoehnja oentoek memperbaiki nasib si lemah itoe??
Inilah nasib si pemboeroeh jang bekerdja membanting toelang. Oepahnja sama-sekali ta’ sepadan dengan tenaga jang di pergoenakannja, ta’ setimbang dengan peloeh dan keringat jang dikeloearkan baginja. Inilah agaknja jang dapat menimboelkan pera-saan jang koerang senang, bahkan malahan sama-sekali tidak menjenangkan si pemboe-roeh jang hanja tjoekoep hidoep sehari-kesehari sadja. Menoeroet pendapatan penoelis maka kelepasan ini hanja terdjadi karena kebentjian si kaoem madjikan belaka ialah Chef pandhuisdienst, jang bersangkoetan dengan perkara itoe. Bentji karena….Wallahoe a’lam !!
Kita rasa dan jakin dengan sejakin-jakinnja, bahwa kaoem boeroeh di seloeroeh Indonesia telah sadar akan kewadjibannja dan akan bergerak di depan oemoem boeat menoentoet hak-haknja sebagai demikian. Dari sebab itoe, maka saja mengharap sekalian saudara-saudara kaoem boeroeh pada pandhuisdienst pada choesoesnja dan kepada kaoem boeroeh lainnja pada oemoemnja jang ada di Indonesia ini, hendaklah soeka menjerboekan diri dalam kalangan pergerakan kita, agar soepaja segala apa jang kita kenang-kenangkan dapat di boektikan dengan kekoetan tenaga dan fikiran kita sendiri, Ingatlah pada pepatah: ,,Barang siapa ingin hidoep, haroeslah ia berani mati”. Demikianlah kata salah seorang pengandjoer pergerakan jang terbesar dalam doenia ini. Insja Allah dengan djalan jang demikian itoe kita akan memperoleh segala apa jang mendjadi tjita-tjita kita. Sebeloem saja menoetoep karangan jang sependek ini lebih doeloe saja mengoetjap diperbanjak terima kasih atas kemoerahan toean Redacteur jang soedah memberi tempat boeat karangan saja ini.
Hormat kami
O e r o e s-o e r o e s




Karangan ini sebetoelnja ta’ perloe kita tambah karena satoe kalimat ta’ ada jang hendaknja akan menerbitkan salah faham. Memang begitoelah nasib kaoem boeroeh, teroetama kaoem boeroeh jang ada di Indonesia!! soeatoe tanah satoe jang beloem mempoenjai pemerintah dan pemerintahan sendiri. Sehingga dalam tiap2 langkah jang dilangkahkan oleh pendoedoek atau sebagian dari pada pendoedoeknja selaloe terhalang2, terganggoe dan…….. Lihatlah adanja randjau pergerakan kaoem boeroeh di tanah toempah darah kita ini, jang soedah terkenal dengan nama ,,Artikel seratoes enam poeloeh satoe bis” satoe alat pemberangoes dan pengikat moeloet dan tenaga si pemboeroeh itoe, Hak2nja hampir2 ta’ ada lagi watas-watasnja lagi. Semoeanja tertjampoer dengan kewadjiban2 jang maha berat itoe. Sekarang maoe apa ? Mana djalan ? Ta’ lain djalannja melainkan hanja bergerak dengan sekoeat-koeat fikiran dan tenaga, disertai dengan sadjian koerban harta-benda dan diiringkan dengan hati jang sabar dan tawakkal.
Itoelah djalannja bila kaoem boeroeh hendak mentjapai angan-angannja boeat memperbaiki nasibnja jang hingga kini masih tinggal boeroek itoe. Djanganlah berkeloeh kesah! Djanganlah meminta-minta! Djanganlah tinggal diam sadja!
Tetapi kerdjalah dengan keras2nja dan djanganlah terhenti, djika kamoe beloem memerintah barang apa jang kamoe maksoedkan itoe! Kalau takoet mati, djanganlah hidoep! Dan kalau hendak hidoep, djanganlah takoet mati! Demikian sjaratnja.

S.M. Kartosoewirjo

No comments: