27 March 2006

S.M.K., Riwajat Almarhoem Raden Adjeng Kartini, Fadjar Asia, (23 April 1929).

Riwajat Almarhoem Raden Adjeng Kartini
Fadjar Asia, (23 April 1929)

Melaloei gelap menoedjoe kepenarangan, Melaloei angin besar menoedjoe ke kediaman, Melaloei perang menoedjoe ke kemenangan, Melaloei soesah menoedjoe ke kesenangan.
Inilah pepatah jang selaloe diperingati oleh Almarhoem R.A. Kartini di dalam beliau berichtiar oentoek mendjoendjoeng deradjat kaoem isteri bangsa kita.
Hari 21 April 1929 kemarin isi tjoekoeplah 50 tahoen, terhitoeng dari lahirnja, dan 25 tahoen kira2 terhitoeng dari mangkat beliau sampai sekarang. Dari itoe maka di mana2 tempat di seloeroeh Indonesia diadakan pertemoean oleh perkoempoelan2 kaoem isteri oentoek memperajakan hari jang penting ini, agar soepaja kita semoea mendapat ingat lagi, bahwa jang bermoela-moela membantingkan diri oentoek keperloean kaoem isteri ditanah ini jaitoe Almarhoem R.A. Kartini, soeatoe nama jang telah masjhoer di sentaro doenia. Maka dari sebab itoe djoega di kota Betawi kaoem2 poetri, sepertinja, poetri2 dari kalangan Roekoen Wasodyo dan Meisjeskring Jong Java, merasa ada kepentingan mengadakan perajaan hari lahirnja Kartini terseboet. Siapakah Kartini itoe, barangkali ada baiknja dan goenanja djoega, djikalau kita oeraikan dengan singkat riwajatnja beliau almarhoem itoe.
Marilah kita moelai dari datangnja toean Mr. Abendanon ke Djepara. T. Abendanon di waktoe itoe sedang memegang djabatan jang paling tinggi Departement Peladjaran. Sebagai Directeur Onderwijs ia sama-sama dengan njonjanja mengoendjoengi Kaboe-paten Djepara. Dan di sinilah bergandengannja doea hati, doea kemaoean, jang kelak selaloe bisa mengerti dan setoedjoe-menjetoedjoei satoe dengan lainnja, sampai boleh diperkatakan, seperti pepatah Djawa membilang: Toemboe mendapat (oleh Red. F.A.) toetoep. Apakah maksoed Toean Abendanon itoe? Ta’ lain hanja dengan maksoed hendak beremboek dengan Regent dan poetri-poetrinja, bagaimana tjaranja akan mendjoen-djoeng deradjatnja kaoem isteri itoe. Sesoedah pertemoean ini kedjadian dengan berhatsil, maka dengan senang hati Kartini melandjoetkan kemaoeannja bertoekar-fikiran dengan soerat. Tidak hanja dengan T. Abendanon sadja, akan tetapi djoega dengan lain-lainnja, jang dipandangnja akan bisa membawa boeah jang sehat.
Apakah maksoed R.A. kartini? Ta’ lain hanja dengan maksoed hendak beremboeg dengan Regent dan poeteri-poeterinja, bagaimana tjaranja akan mendjoendjoeng dera-djatnja kaoem isteri itoe. Sesoedah pertemoean ini kedjadian dengan berhatsil, maka dengan senang hati Kartini melandjoetkan kemaoeannja bertoekar-fikiran dengan soerat. Tidak hanja dengan T. Abendanon sadja, akan tetapi djoega dengan lain-lainja, jang dipandangnja akan bisa membawa boeah jang sehat.
Apakah maksoed R.A. Kartini itoe? Jang pertama: Beliau ingin soepaja kaoem isteri bisa mendapat kesempatan oentoek pendidikan dan meninggikan dasar2 kaoem isteri dengan seloeas2nja, agar soepaja kelak dengan moedah ia mendjalankan kewadjibannja sebagai iboe dari anaknja. Dan kedoea: Beliau ingin soepaja kaoem isteri diberi kesempatan djoega oentoek memboeka moeloetnja diwaktoe hendak diperkawinkan, pendek kata soepaja soe’al kawin paksaan itoe dihapoeskan. Dan bergan-deng dengan ini beliau ingin, soepaja kaoem isteri mendapat kemerdekaan oentoek bertjampoer gaoel didoenia ini dengan ta’ melaloei batasnja. Dengan tjoedjoean jang demikian Kartini bersoerat2tan kemana2 agar soepaja dengan djalan itoe mendapat tersiarnja tjita2 beliau jang termoelia tadi. Soerat2 itoe sesoedah mangkatnja Kartini, dan dengan setoedjoenja achli-waris dan sesemoeanja, dikoempoelkannja oleh Mr. Abendanon terseboet terdjadi satoe boekoe jang beralamat: Door Duisternis tot licht.
Ini boekoe sekarang telah ditjap lagi beberapa kali, dan djoega telah disalin dalam beberapa bahasa doenia kalau ta’ salah djoega didalam bahasa Indonesia, Boekankah ini boekti-boekti bahwa tjita-tjita Almarhoem R.A. Kartini dihargai oleh seantero doenia dengan setinggi-tingginja?
R.A. Kartini dilahirkan dikedistrikan Majong Afdeeling Djepara, ketika tanggal 21 April 1879, Ejang kakoengnja Almarhoem Tjondro Negoro dari Demak, ialah Regent jang pertama jang memeloek kemadjoean barat. Semoea poetra-poetra beliau menerima peladjaran di sekolah Belanda. Begitoe djoega almarhoem R.M.A.A. Soeraningrat, ajah dari R.A. Kartini. Maka dengan pengetahoean ini ta’ akan heran lagi, djika kita mendengar bahwa Kartini dan saudara-saudaranja moelai dari ketjil telah beladjar kenal dengan adat, bahasa dan bangsa Belanda. Dan saudaranja toea jang terkenal dikalangan kita jaitoe R.P. Doktor Sostrokartono, jang sedang membanting-kan diri oentoek keperloean kita. Semoea poetra lelaki einde examen dari H.B.S. Akan tetapi Kartini dan semoeanja poetra-isteri tidak diidzinkan oentoek meneroeskan sekolah-nja ke sekolah tinggi. Boekankah itoe sia-sia belaka?
Serenta beroesaha 12 tahoen moelaikan Kartini dan lain-lainnja menerima rintangan dari ajah-boendanja. Beliau tidak boleh sekolah lagi, mesti masoek ke gedong pingitan, tidak boleh keloear sebeloem diperkawinkan. Akan tetapi dari sebab djoega ajahnja makin lama makin modern, maka dengan perkawinannja R.A. Soelastri saudara toea dari Kartini, beliau moelai mendapat kemerdekaan lagi. Itoe waktoe betoel boleh dibilang membawa zaman baharoe oentoek Kartini. Boekankah ini Soelastri jang tadinja selaloe ta’ setoedjoe dengan tjita-tjita Kartini?
Setelah ini Soelastri beroemah tangga sendiri, maka baharoelah ketemoenja ketiga hati Kartini --Roekmini-- Kardinah, dan bertiga teroeslah beliau menoedjoe oentoek memerangi ‘adat isti’adat jang dipandang akan menghalang-halangi kemadjoean kaoem isteri.
Serenta Kartini beroesaha 19 tahoon, maka beliau mendapat kemerdekaannja dengan dioemoemkan. Itoelah soeatoe kemenangan besar oentoek Kartini, dan ini kemenangan dihargakan dengan sesoenggoeh2nja oleh Kartini dan saudaranja. Akan tetapi, beloemlah poeas hati Kartini. Beliau masih djaoeh maksoednja, ingin tertjapai tjita2nja. Tiba2 diboelan Agoestoes 1900 datanglah Mr. Abendanon terseboet di kota Djepara dengan membawa maksoed jang termoelia. Sekolah-isteri akan didirikannja oentoek anak2 bangsa kita pendidikan dan lain2nja akan diperhatikan dan diberi oentoek kaoem isteri.
Bagaimana senang hatinja Kartini, ta’ oesah kita oeraikan lagi. Soesah hatinja Kartini ketika saudaranja R.A. Kardinah meninggalkan beliau, akan menoeroetkan soeaminja Padoeka Regent Tegal. Berdoea dengan Roekmini Kartini setia akan menoe-roeskan djoega kemaoeannja. Hari Ahad tanggal 8 Nopember 1903 beliau diperkawinkan dengan setoedjoenja beliau sendiri dengan Regent Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat, jang bersanggoep akan membantoe dengan sekoeat-koeatnja menoedjoe ke kemadjoean kaoem isteri. Kira-kira setahoen lagi, kebetoelan hari tanggal 13 September 1904, melahirkanlah Kartini satoe poetera lelaki, dinamakan R.M. Singgih Akan tetapi ta’ lama lagi apa jang kedjadian?
Ampat hari sesoedahnja bersalin, tanggal 17 September, mangkatlah Kartini akan menghadap Toehan Jang Maha Koeasa, dengan disajangi dan didoeka-tjitai oleh semoea jang kenal dengan beliau, maoepoen kenal dengan orangnja atau kenal dengan namanja sahadja. Moga-moga Allah jang Koeasa memenoehi permintaan Almarhoem R.A. Kartini oentoek kemadjoean kaoem isteri di tanah ini. Kalau diperkatakan, bahwa tjita2 jang dikandoeng oleh R.A. Kartini itoe adalah soeatoe angan2 jang sangat mendekati tjita2 Islam dalam perihal berlaki-isteri. maka kebanjakan masih djoega disangkal, karena kebanjakan daripada mereka itoe tidak mengetahoei betoel2 akan agamanja. tidak tahoe akan hoekoem-berhoekoem jang termaktoeb dalam Qoer’an Soetji. Memang mereka itoe dalam keroegian, dalam kegelapan, boekan karena salahnja sendiri --moela2nja-- tetapi salahnja pendidikan jang diterimanja. Kemoedian mereka itoe laloe menggoedel bingoeng dan tidak soeka lagi menjelidiki kebenaran jang sesoenggoeh2nja, katanja, lantaran mereka itoe soedah ,,wetenschapplijk” atau ,,kewetenschapplijk-en.” Apakah Islam tidak dapat diselidiki dengan ,,wetenschap”? Itoelah mereka tidak mengetahoeinja, biar pengetahoeannja sampai ,,soendoel langit” sekalipoen. Kalau seandainja tjita-tjita R.A. Kartini itoe dianggap sebagai angan-angan Islam –jang memang boekan– nistjajalah tidak akan disoekai, sebab ada perkataan ,,Islam”. Pendek kata soedahlah terang bahwa kebanjakan dari pada pemoeda-pemoeda sekarang ini jang soedah amat ,,membarat”, telah loepa akan agamanja dan toendoek kepada barang jang tidak kekal (S.M.K.). Tentang kemasjhoeran poen agama Islam tidak akan koerang dari pada itoe, (S.M.K.) Memerangi ‘adat-isteri ‘adat jang hendaknja akan menghalang-halangi kemadjoean tanah air, bangsa dan Ra’iat kita, teroetama bagi kaoem isteri, memang haroes dilinjapkan dari doenia ini, tetapi apakah jang mendjadi oekoeran ,,kemadjoean” itoe? Baratlah atau lain-lainnja? Boleh djadi, tetapi agama kita roepanja tidak. Barat memoesoehi ‘adat! Boekan sjara’ Islam berhadapan dengan hoekoem ‘adat, jang amat merendahkan deradjat manoesia!!!
(S.M.K.)

No comments: