27 March 2006

S.M. Kartosoewirjo, Bahaja jang Mengantjam Roeh dan Djiwa Ra'iat Djajahan, Fadjar Asia 14 Februari 1929.

Bahaja jang Mengantjam Roeh dan
Djiwa Ra'iat Djadjahan
Fadjar Asia, 14 Februari 1929
Dalam tanah air kita ini, soeatoe tanah djadjahan, soeatoe tanah ta'loekan, soeatoe tanah jang dikoeasai dan diperintah orang dan bangsa lain, adalah bermatjam2 bahaja jang senantiasa jang mengantjam Roeh dan Djiwa anak tanah Djadjahan. Bahaja bagi orang2 jang memerintah tanah2 jang loeas itoe, melainkan semata2 boeat anak negeri, karena dengan keadaan jang demikian itoe nistjajalah kaoem jang berkoeasa akan lebih gampang, lebih ringan memerintahnja. Itoelah agaknja jang didjadikan sebab, maka kaoem jang berkepentingan berdaja-oepaja dengan sekeras-kerasnja oentoek memper-dajakan ra'iat jang soedah tjoekoep lemah dan djinak itoe.
Kita tahoe, bagaimana daja-oepaja jang dilakoekan oleh fihak Zending dan Missie, jang sebetoelnja lebih baik dan lebih berpahala, djika diperlakoekan di tanah airnja sendiri daripada diperlakoekan di tanah toempah darah orang lain, lantaran pendoedoek tanah airnja masih perloe akan pimpinan jang sematjam itoe, sedang pendoedoek tanah air kita ini oemoemnja telah mempoenjai kejakinan (agama) jang tetap, ja'ni Agama Islam. Di sini kaoem Katholiek dan Protestant seolah-olah dapat dipersatoekan (lihatlah perhimpoenan-perhimpoenan: C[hristelijk] E[tische] P[artij], I[indische] K[atholieke] P[artij], d.l.l.), sebab keperloean dan kepentingannja bersamaan, tetapi sebaliknja di Eropah sendiri (djadi djoega di Nederland) kedoea golongan itoe selaloe pertikaian jang makin lama makin hebat. Teroetama fihak Katholiek pada waktoe sekarang ini diperangi dan didakwa oleh beberapa fihak lainnja, berhoeboeng dengan "instructie-instructie" jang dikeloearkan oleh “papa” di Rome.
Tentang hal ini kita ta’ perloe memandjang2kan, karena beloem waktoenja kita membeberkan masalah itoe di medan oemoem. Hanjalah oeraian di atas itoe berkehendak sekedar oentoek menerangkan kepada pembatja, bahwa mereka itoe di sini ada keper-loean lain daripada tjoema hendak mengkristenkan orang Indonesia belaka.
Selain daripada itoe poen kita tahoe poela, bagaimana dan apa djalan2 jang telah dan sedang ditempoeh orang kaoem Theosophie, jang tidak membedakan antara agama2 jang ada di moeka boemi ini katanja. Semoea agama itoe baik, dan Theosophie itoe adalah intinja segala agama itoe, djadi Theosophie itoelah jang paling sempoerna. Dia bilang "neutraal" tentang agama ini atau itoe, dengan maksoed soepaja ia dengan moedah bisa menarik orang2 jang telah melakoekan sesoeatoe agama kedalam kalangannja. Tetapi kalau kita soeka menjelidiki betoel2, semoeanja itoe hanja "omong kosong" belaka. Lihatlah dalam "loge2" dari kaoem itoe, tentoelah pembatja mengetahoei sendiri apakah jang tertampak di dalamnja dan apakah jang hendak mendjadi maksoednja kaoem itoe. Hendaknja ta' lain dan ta' boekan, melainkan hendak melemahkan kita, hendak mendjinakkan kita, agar soepaja ....
Kaoem-kaoem terseboet poen semoeanja mempoenjai tempat-tempat jang mendjadi poesat pekerdjaannja, mitsalnja di Modjowarno dan Moentilan (boeat kaoem Katholiek), dan djoega mempoenjai tjabang2 di seloeroeh Indonesia. Dan lagi 'asjiklah mereka itoe bekerdja dalam kalangan ra'iat dan kaoem intellect, serta mendirikan perhimpoenan2 jang beri nama Indonesia, Djawa, Batak, d.l.l., agar ra'iat djanganlah ragoe-ragoe akan maksoed dan toedjoean mereka itoe. Meski demikian, itoelah beloem atau tidak mengapa, memang tiap-tiap kaoem mempoenjai kemerdekaan (keleloeasaan) boeat menjiar-njiarkan dan mengembangkan agamanja (atau kejakinannja) masing-masing. Sedikit lagi.
Pada masa ini di Senen, Weltevreden, tiap2 sore sampai djaoeh malam di tempat jang terboeka diadakan permainan ronggeng, jang dikoendjoengi oleh beratoes-ratoes orang, ja malahan orang perempoean poen banjak poela jang "kepingin" dan melihat "tontonan" itoe. Pembesar negeri tidak melarang, tidak mempoenjai keberatan, memboleh dan membiarkan, kalau ronggeng itoe ditontonkan di medan oemoem, biarpoen tontonan jang semata-mata melanggar sjara2 agama Islam itoe menjebabkan terdjadinja beberapa perkelahian atau peroesoehan sekalipoen. Kalau ada perkelahian, itoelah baroe mendjadi oeroesannja, sebeloem itoe tidak. Tetapi sebaliknja, kalau kita hendak mendjalankan oeroesan apa jang baik, mendjalankan perintah2 agama kita, ada sadja halangan atau bentjana jang menimpa kepada kita. Betapa soesah orang hendak mendirikan Djoem'ah (di Sindanglaoet, Tjirebon) sedikit hari j.l. telah kita gambarkan dengan singkat dan bagaimana sempitnja hak kita oentoek berkoempoel poen di sini ta' perloe kita oeraikan poela. Kita tahoe sama tahoe. Dan ada lagi. Pada tiap2 hari Minggoe, sore di tanah lapang Singa Weltevreden diadakan choetbah2 oleh kaoem Kristen, jang didjalankan dengan keloeasannja, tetapi kalau kita hendak berdjalan begini atau begitoe mesti meminta dan menerima idzin lebih doeloe. Semoeanja itoe tentoelah ada sebabnja.
Ronggeng, djoget atau l.l.s. diloeloeskan, propaganda Kristen di tanah lapang (openlucht, djadi tidak openbaar lagi) poen tidak dihalang-halangi, sedang kalau tidak hendak mempropagandakan agama kita, agama Islam, baik dengan djalan tabligh2 atau poen dengan djalan lain-lainnja, seperti mengadakan rapat2 oemoem, pendjagaan lengkap, polisi tidak ketinggalan, begitoe djoega recherche jang senantiasa mengintip-intip sadja. Sifat keoemoemannja sama, tetapi ada bedanja, jaitoe .... kalau2 berbahaja, djangan2 ada ini dan itoe. Demikianlah rasa-rasanja. Inilah bahaja jang senantiasa hendak mengantjam Roeh kita atau sekoerang-koerangnja akan menjesatkan kita dalam perdja-lanan kita menoedjoe Kemoeliaan Agama Islam.
Nomor doea. Kemarin doeloe telah kita perbintjangkan tentang peri hal ra'iat kita, berhoeboeng dengan perbagai perboeatan sewenang2 jang mengenai diri ra'iat kita. Masih banjak lagi tjonto2 jang sematjam itoe, jang kita terima dengan soerat dari berbagai2 daerah di Indonesia ini, teroetama dari Soematera (Lampoeng, Palembang, Bengkoelen, d.l.l.) dan Celebes. Di Soematera orang2 berkeloeh-kesah (tentang beratnja hoekoem2 adat jang dengan gampang bisa menghoekoem orang, moelai hoekoem denda, hoekoem pendjara sampai hoekoem mati (naik tiang gantoengan), tentang perboeatan sewenang2 dari kepala2 negeri (pasirah, assistent-demang, demang, d.l.l.) tentang perampasan hak2 ra'iat dan lain2 lagi, jang berhoeboengan dengan hidoep dan kehidoepan anak negeri. Tidak sedikit djoemlah pasirah2 jang soeka memerah darah dan keringat hamba-ra'iatnja lainnja dan hak2 anak negeri itoe. Tentoelah pembatja jang beloem mengetahoei akan menanja: "Kenapa mereka itoe tidak soeka mengadoe?"
Djangankan mengadoe, sedang berhadjat mengadoe sadja poen tidak berani, karena perboeatan jang demikian itoe moedah sekali dianggap sebagai perboeatan jang menjalahi (melanggar) hoekoem adat. Dengan tidak soesah dan roepa-roepanja perloe lagi diselidiki lebih djaoeh, rapat ketjil atau rapat besar memoetoeskan ini dan itoe, jang soedah pasti tidak menjenangkan bagi si orang2 jang mengadoe itoe tadi. Sedikit-dikitnja mereka kena hoekoem denda atau hoekoem pendjara jang sampai berboelan-boelan atau bertahoen-tahoen, pada hal kesalahannja tidak seberapa besarnja. Dan kalau masih djoega "berani", tiang gantoengan jang nanti akan menghabiskan njawanja. Kedjadian jang demikian itoe tidak hanja satoe doea kali sadja, melainkan soedah beroelang-oelang. Pendek kata ra'iat tetap tinggal mendjadi hamba jang serendah2nja, jang boleh disamakan dengan boedak belian jang dapat diperboeat atasnja sebagaimana kehendak madjikannja. Demikianlah gambarnja nasib ra'iat Poelau Pertja sebelah selatan.
Dari Celebes kita mendengar ratap tangis ra'iat karena rodi (heerendinst) dan matjam2 padjek, mitsalnja: padjek pentjaharian, personeele belasting, opcenten, inkemstenbelsting d.l.l.
Sebagaimana doeloe dalam Kongres kita telah diterangkan oleh wakil P.S.I. tjabang Boeol, kadang-kadang orang haroes mendjalankan heerendinst itoe di soeatoe tempat jang letaknja sampai berpoeloeh-poeloeh paal dari pada roemah tempat tinggalnja dan di tempat itoelah ia mesti bekerdja 64 hari lamanja, beloem dihitoeng djalannja poelang pergi ke tempat pekerdjaan terseboet. Soesah pajah poen ta' terhisabkan poela. Djadi lebih dari doea boelan dalam satoe tahoen ia terpaksa meninggalkan roemah tangganja boeat bekerdja rodi itoe, bekerdja pertjoema. Apakah jang dimakan dalam waktoe itoe? Tentang belasting2 itoe poen keberatannja sematjam terseboet, jang tidak bisa kita bentangkan di sini seanteronja, karena kekoerangan tempat.
Sekarang pertanjaan kita. Apakah ra'iat Indonesia masih soeka berichtiar boeat memperbaiki nasibnja jang sekarang serba djelek itoe? Kalau hendak madjoe, hendak tinggi deradjat, hendak moelia masoekilah perhimpoenan kebangsaan. Di sitoelah tempatnja kita berdjoeang oentoek menoentoet hak-hak kita jang telah hilang itoe. Itoelah langkah jang pertama oentoek mentjapai tjita-tjita kita jang tinggi dan moelia itoe. Partij Sjarekat Islam Indonesia jang semata-mata hanja bersandarkan kepada Islam dan ke-Islaman selaloe berdaja oepaja oentoek membela ra'iat dan bangsanja, agar soepaja di kelak kemoedian hari Indonesia mendjadi Indonesia Merdeka dan agama kita kebangsaan, Agama Islam berlakoe di atas tanah toempah darah kita ini.

S.M. Kartosoewirjo

No comments: