27 March 2006

S.M. Kartosoewirjo, Keberatan Ra’iat, Fadjar Asia, (27 April 1929)

Keberatan Ra’iat

Fadjar Asia, (27 April 1929)

Ra’iat Indonesia berkeloeh kesah. Ra’iat Indonesia menjatakan keberatannja. Ra’iat Indonesia mentjari keadilan dan perbaikan nasib. Allah Jang Maha Koeasa dan Maha Adil. Hanja kepadaNjalah kita mentjari dan memperoleh kebenaran dan ke’adilan. Hanja kepadaNjalah kita memohon dan mendapat keamanan lahir-bathin dan kesedjahteraan Doenia dan Achirat
Waktoe ini memang waktoe riboet! Doenia ta’ aman, achirat……………
Bahaja maut selaloe mengantjam hampir tiap2 manoesia, teroetama manoesia jang berderadjat rendah, jang baroe sampai ketingkat jang masih rendah!
Di saban2 bagian di moeka boemi ini terdengarlah soeara jang menggemparkan dan mendatangkan berang dalam hati. Di Mexico ada pemberontakan; di Tiongkok dimoelai lagi perang saudara; di India timboel keriboetan, hoeroehara, keamanan jang meroesak keamanan dan ketertiban oemoem. Di Perantjis, Nederland dan lain2 negeri terbit pemogokan, jang dilakoekan oleh kaoem boeroeh, kaoem pekerdja, kaoem sekerdja, kaoem jang membanting toelang sehari-hari boeat mentjari sesoeap nasi, kaoem jang mendjoeal tenaga jang mengeloearkan keringatnja dengan harga jang tidak sepadan dengan keloearnja tenaga dan keringat itoe, kaoem jang ,,hampir2” tidak mempoenjai hak (tetapi banjak beban jang haroes ditanggoengnja) sebagai manoesia dalam pergantian hidoep, kaoem jang hidoep dan matinja seolah-olah ,,tergantoeng” di tangan madjikannja, di tangan si pembeli pekerdjaan –tetapi lebih2 sengsaranja kaoem boeroeh itoe, djika kita soeka menjelidiki golongan itoe dalam tanah2 djadjahan, negeri2 jang tidak mem-poenjai kekoeasaan dan pemerintahan sendiri, negeri2 jang ra’iatnja (pendoedoeknja) toendoek ta’loek kepada bangsa lain…….. –, pendek kata, pada dewasa ini seloeroeh doenia mendjerit dan dengan dahsjat melihat (atau meneleh –meramalkan–) bentjana jang akan menimpa segala manoesia (menschheid) dan terbajang-bajang berbagai-bagai bahaja jang hendaknja bakal mengantjam, meroesak dan membinasakan pergaoelan hidoep didoenia ini dan akan ,,menoempas” segala apa jang ,,hidoep.”
Di Tiongkok terbit bala kelaparan, di Roesland poen demikian poela halnja. Bera-toes-ratoes djiwa manoesia melajang karenanja, bahkan malahan riboean orang jang dipindah ke alam jang baka karena tertimpa oleh matjam2 bahaja. Baik bahaja ‘alam maoepoen bahaja jang terdjadi karena kepintjangan peratoeran-peratoeran jang terdjadi dalam pergaoelan hidoep pada masa ini.
Orang mentjari2 bagaimana agaknja doenia ini dapat diperdamaikan; Orang mengoesoet-oesoet djalan2 dan tjara2 pemerintahan ,,barat” soepaja doenia dapat terpelihara dari pada kekaloetan kedhaliman, kehewanan…. Tetapi semoea ichtiar dan segala daja-oepaja itoe roepa-roepanja akan sia2 sadja….., walaupoen ilmoe pengeta-hoean makin lama makin tambah madjoe dan technik tambah lama tambah sempoerna.
Boektinja Dalam peri hal politiek, ekonomie atau poen sociaal doenia masih senan-tiasa mentjari-tjari, meraba-raba dalam kegelapan. Jang koeat tetap memerintah dan si lemah tetap diperintah atau terperintah, jang kaja selaloe menimboen-nimboenkan harta benda dan menoempoek-noempoek perolehannja dan si miskin tetap moedharatnja dan sehari-kesehari makin tambah poela tanggoengan jang haroes dipikoelnja. Ratoes riboean orang pedagang dan kaoem peroesahaan djatoeh dalam perniagaan atau peroesahaan –keradjinannja. Ratoesan riboean poela djoemlahnja si paman tani jang tidak mempoenjai tanah lagi, karena diperoesahakan oleh orang lain, jang sangat mendorong kaoem boeroehnja (jaitoe kaoem tani jang ta’ mempoenjai sepadang tanah itoe tadi) ke dalam djoerang perboedakan dan perhinaan jang sedalam-dalamnja. Singkatnja, si tani adalah dalam keadaan jang serba soesah dan soekar-soelit difikir, terlebih2 berat boeat jang menderitanja.




Tjobalah disini kita soentingkan beberapa kedjadian jang terlampau menjoesah-kan dan memberatkan ra’iat dalam mentjari rezkinja sehari-kesehari. Apa jang akan kita berikoetkan ini dapatlah diselidiki, diperiksa dan dinjatakan sendiri dalam daerah Tjitjoeroek, Soekaboemi. Di lain-lain tempat poen roepanja tidak banjak bedanja. (koe-rang sedikit atau lebih sedikit), tjoema lain-lain matjamnja, djadi pendek kata ,,setali tiga oewang”
1. Padjak setahoen f 13,90.
2. Desalaten dan sidqah f 7,-
3. Oeroenan ke desa
(membikin djembatan, sekolah2, sekolah desa d.l.l.) f 0,50.
4. Njaboet sawah f 20,-
5. Tandoer f 10,-
6. Matoen (pertama kali ngored. Soenda) f 10,-
7. Matoen kedoea kalinja (ngerambet. Soenda) f 10,-
8. Babad goleng f 5,-
9. Bibit f 7,50
10. Keperloean lain2 f 6,-
11. Makan boeat orang2 jang bekerdja (koeli2) f 6,-
12. Ongkos mengangkoeti (memikoel) padi
waktoe panen (menoeai) ke roemah f 3,-
Djoemlah f 118,90
Semoea itoe terhitoeng sawah (ladang) dan sebaoenja. Beloem lagi ditambah zakat k.l. f 3,- dan makan, pakaiannja doea (sedikitnja: kalau roemah tangganja tjoema terdiri daripada lelaki dan Isteri sadja) sadja orang. jang kita taksir serendah-rendahnja f 24,- dalam setahoen. Djadi djoemlahnja oeang jang keloear dalam satoe tahoen adalah f 145,90, sedang sawal sebaoe jang ditanami padi (di daerah terseboet biasanja hanja sekali setahoen) itoe paling banjak akan memberi hasil 25 datjin (2500 kati) padi, jang kalau didjoeal sedatjinja k.l. bisa lakoe f 4,- djadi djoemlah pendapatan dalam setahoen dari sawah sebaoe ada f 100,-

Tjara perniagaan:
Nadeelig-saldo atau keroegiannja si tani dalam setahoen boeat sawah jang lebarnja 1 baoe ada f 45,90 (empat poeloeh lima roepiah sembilan poeloeh sen).
Demikianlah kalau dibandingkan tjoema pengeloearan oeang boeat sawah sebaoe itoe dalam setahoennja dan pendapatannja oeang dari hasil sawah itoe Beloem keperloean lain-lainnja jang disini tidak kita oeraikan jang menoeroet taksiran kita tidak koerang dari djoemlah jang telah dikeloearkan boeat sawahnja itoe.
Inilah salah satoe sebab-sebabnja maka si tani selaloe berkeloeh-kesah, sampai kadang bertjoetjoeran air mata apabila ia memikirkan nasib dirinja dan kelam kaboetnja roemah-tangga jang mendjadi tanggoengannja siang dan malam. Ada lagi:
I. Ditetapkan dalam tahoen 1927 orang2 desa mesti bekerdja, pada desa sebagai ,,heerendienst” alias rodi doea kali dalam setahoen. Tetapi bagaimana djadinja atau apakah jang diperlakoekan ? Doea kali setahoen mendjadi doea kali seboelan, entah apa sebabnja 1)
II. Kalau hendak membikin roemah baroe memakai genteng boeat tiap2 meter per-segi dikenakan ,,bajaran” doea sen setengah, djadi kalau roemah itoe 10 M. lebarnja dan 15 M. pandjangnja, maka si pembikin roemah baroe itoe dikenakan ,,bajaran” 15x10x2 ½ sen = f 3,75. Kalau roemah itoe dibikin dari alang-alang dikenakan ,,bajaran” 1 sen, djadi boeat jang pandjang dan lebarnja seperti terseboet djoemlah oeang jang dikenakan kepada si pembikin roemah f 1,50. Lagi tiang jang dipakai boeat roemah baroe itoe kalau dari djati boeat tiap-tiap semeternja dikenakan doea sen setengah, dan djika dari bamboe 1 sen.
Pembatja tentoe dapat menghitoeng sendiri berapa djoemlahnja tiang jang dipakai boeat mendirikan satoe roemah dan dapat menaksir poela berapa M. pandjangnja tiap2 tiang. Kemoedian pembatja dapat menghitoeng berapa oeang jang mesti dikeloearkan si pembikin roemah itoe boeat tiang (kajoe djati atau bamboenja sadja).
III. Tiap2 hendak menjembelih kambing mesti bajar f 0,20 (doea poeloeh sen) Begitoelah seteroesnja. Bagaimanakah ekonomi orang tani, orang desa tidak ber-teriak-teriak boeat menjatakan keberatannya tentang pikoelan jang haroes diangkatnya?
Kalau soedah djengkel, mendongkol dan tidak tahoe lagi kemana larinja boeat memperbaiki nasibnja --karena bodohnja--, maka terlampau moedahlah mereka itoe dipikoel oleh si penangkap dan si pendjoeal manoesia alias ,,werk deli” atau ,,werver”. Kemoedian bila mereka soedah sampai di tanah kontrakan,,terampaslah kemerdikaannja” dan terikatlah ,,kaki tangannja,” jang oleh karena nasib, hidoep dan kehidoepannja ta’ lebih dari orang2 boedak belian, dan terhalang dalam mengerdjakan kewadjibannja jang lebih penting.
Lari ditangkap dihoekoem dalam pendjara dan dikasih extra ,,gandjaran” oleh madjikannja, karena ……….,,tidak setia,” katanja. Tidak lari, badan dan roeh terdjoeal dengan harga jang amat moerah dan kesengsaraan tetap…
Demikian nasib kaoem tani ketjil --jang tidak mempoenjai sawah atau ladang, memang karena melaratnja atau disewakan kepada peroesahaan Barat atau terpaksa disewakan kepada kaoem kemodalan di tanah air kita, jang termasjhoer akan kemole-kan dan ketjantikannja di seloeroeh doenia, jang sekarang ‘asik dinjanjikan sjair-sjairnja oleh pemoeda-pemoeda, poetera-poeteri, Indonesia, jang hendaknja akan membela ra’iat bangsa dan tanah toempah darah kita dan memeliharanja dari pada segala bentjana jang akan menimpa atasnja. Moedah-moedahan !!!
1) Djadi 12 kali lebih berat daripada jang soedah ditetapkan.
2) ‘Alam? Apakah djoega mesti membajar? Beloem katanja.
Ra’iat mentjari ke’adilan !, tetapi soesah diperdapatnja, lantaran manoesia bersifat apes dan lemah dan dari sebab itoe selamanja tidaklah kita akan bisa memperdapat ke’adilan daripada manoesia —terlebih2 koerang lagi ke’adilan itoe, djika si orang jang dimintanja ke’adilan itoe tidak berpegang kepada barang jang haq dan loeroes dan bersandarkan kepada agama jang soetji –, melainkan hanja kepada Allah Soebhanahoe wa Ta’ala.
Peganglah pertalian oemmat Islam? Peganglah Islam dengan soenggoeh-soenggoeh! Djalankanlah perintah2 Allah dan didjaoehi larang2nja. Itoelah djelas jang moelia boeat mentjapai kemerdekaan ra’iat bangsa dan tanah air, dalam erti kata jang seloeas2 dan sesoenggoeh2nja, dan melepaskan segala matjam perhambaan, perhinaan dan kerendahan jang sekarang masih melekati diri kita, ra’iat Indonesia oemoemnja dan oemat Islam Indonesia choesoesnja.
S.M. Kartosoewirjo

No comments: