Boekan Oekoeran Kita
Fadjar Asia, (24 Juni 1929)
Pada hari Djoem'at j.b.l. dalam roeangan soerat chabar kita ini telah kita moeatkan soeatoe karangan boeat mendjawab karangan P(enjiar), P(erchabaran), P(alsoe) alias soerat chabar si Krekot jang maksoednja semata2 hendak menjiar-njiarkan berita2 palsoe oentoek mengaboei mata orang pembatjanja. Dalam karangan itoe (jang berkepala "'Alamat Perpisahan") ternjatalah, bagaimana sikap jang kita ambil terhadap kepada P.H., kepala "Binatang Tikoes" jang bersoedoeng di petjomberan Krekot itoe.
Tetapi roepanja P.H. memang berkepala batoe dan berotak oedang tidak mengerti kalau dikatakan begitoe sadja, atau memang sengadja tidak soeka mengerti akan toelisan kita itoe, tidak soeka mendengar soeara jang kita katakan itoe dan tidak soeka mempergoenakan matanja boeat melihat mana barang jang benar (haq) dan mana jang salah. Pantjaindra P.H. soenggoeh tidak tjoekoep boeat mengoekoer barang sesoeatoe dan menetapkan perbedaan antara barang jang salah dan jang benar. Semoeanja itoe kita soedah ma'loem entah sedikit entah banjak ....
Dia soedah kekoerangan boekti, tidak dapat memperoleh alasan boeat memperlin-doengi dirinja, tidak mendapat djalan boeat membela dirinja, pendek kata P.H. pada waktoe ini kelam kaboet, sehingga.... tidak bisa mendjawab toelisan kita itoe, sebagai-mana mestinja, tetapi memakai alasan lain, boeat....membersihkan diri dp. kotoran jang melekat padanja dan menghilangkan penjakit jang menghinggapi dirinja .... Ibarat tjatjing kepanasan.... P.H. boleh tjari "obat" sendiri.... sebab dokter ta' sanggoep menjemboehkannja. Tidak dapat alasan tentoelah lompat dengan setjepat-tjepatnja, tetapi segala salto mortale jang diperboeat oleh P.H. akan kita ikoeti.
Dalam soerat chabarnja jang keloear hari Saptoe dia memberi pepandangan tentang diri saja (boekan mendjawab toelisan saja). Jang maksoednja ta' lain melainkan membesarkan dirinja sendiri dan menghina orang lain, jang tidak berhaloean dan sefaham dengan dia.... Antara lain2 dalam karangannja jang berkepala "Karto Tawakkal" itoe adalah tertera.
.... kita berterima kasih atas ini pengadjaran (ja'ni sesoedah ia mengoetip ajat-ajat jang kita toeliskan dalam karangan kita jang terdahoeloe, S.M.K.) agama dari itoe abang Kjai Kartosoewirjo, jang ta' lama lagi barangkali akan pergi poela ke Mekkah sebagai kawan-kawannja.
Kita ta' perloe akan ramalan (penelahan), P.H., ta' boetoeh akan doa P.H., ta' perloe memperhatikan akan pengharapan P.H...... pendek kata segala apa jang keloear dari moeloet atau peroet P.H. itoe ta' perloe kita fikir-fikirkan. Kalau didjoemlah semoeanja itoe harganja beloem ada sepeser merah....
Bila Allah Soebhanahoe wa Ta'ala memberi anoegerah dan koeasa kepada kita boeat mendjalankan roekoen Islam jang kelima itoe, maka berdjalanlah kita ke Tanah jang Soetji itoe .... dengan tidak bersangkoetan dengan teriakan-teriakan orang2 di Krekot itoe sedikit poen djoea. Lebih koerang adjar lagi dia (P.H.) mengatakan.
Karto jang sekarang tawakkal di bawah pohon kajoe itoe pernah melamar pekerdjaan Redacteur Bintang Timoer....
Dari manakah kepala Binatang Tikoes itoe memperoleh berita jang semata-mata bohong dan palsoe itoe? Apalah itoe semoeanja tjoema impian Pengchianat Hindia sadja, ataukah .... Wallahoe 'alam.
Kepala Binatang Tikoes boleh tinggal tidoer njenjak di kandangnja jang terselip di petjomberan Krekot dan boleh djoega memimpi sampai habis-habisan....Toch dia nanti akan dapat roti dari madjikannja. Itoelah dia poenja oeroesan. Saja katakan melamar pekerdjaan pada Bintang Timoer sebagai Redacteur katanja. Chabar ini bohong semata-mata, moelai dari oedjoengnja sampai pangkalnja. Djangankan melamar pekerdjaan atau datang di kantor B.T., sedang mengindjak halaman Bintang Timoer sadja poen saja beloem pernah. Lihatlah apa jang terseboet di bawah ini.
Tjengkir jèn tjengkirô, Djamboe kloetoek baè mêntah, Mikir jèn mikirô, Kêpêtok (ketemoe) baè moentah.
Kita tahoe, P.H. boekan seorang.... jang bisa mengerti apa jang tertera di atas, sebab dia boekan orang jang pandai bahasa Djawa maksoednja ta' lain melainkan. Djangan soeka kepada dia (P.H.) ketemoe dengan dia sadja poen soedah moentah .... Kalau tidak moentah, sedikit-sedikitnja ja enggan....
Toelisan ini kita toetoep sekian doeloe, sebab ta' perloe kita pandjang-pandjangkan. S.M.K.
Fadjar Asia, (24 Juni 1929)
Pada hari Djoem'at j.b.l. dalam roeangan soerat chabar kita ini telah kita moeatkan soeatoe karangan boeat mendjawab karangan P(enjiar), P(erchabaran), P(alsoe) alias soerat chabar si Krekot jang maksoednja semata2 hendak menjiar-njiarkan berita2 palsoe oentoek mengaboei mata orang pembatjanja. Dalam karangan itoe (jang berkepala "'Alamat Perpisahan") ternjatalah, bagaimana sikap jang kita ambil terhadap kepada P.H., kepala "Binatang Tikoes" jang bersoedoeng di petjomberan Krekot itoe.
Tetapi roepanja P.H. memang berkepala batoe dan berotak oedang tidak mengerti kalau dikatakan begitoe sadja, atau memang sengadja tidak soeka mengerti akan toelisan kita itoe, tidak soeka mendengar soeara jang kita katakan itoe dan tidak soeka mempergoenakan matanja boeat melihat mana barang jang benar (haq) dan mana jang salah. Pantjaindra P.H. soenggoeh tidak tjoekoep boeat mengoekoer barang sesoeatoe dan menetapkan perbedaan antara barang jang salah dan jang benar. Semoeanja itoe kita soedah ma'loem entah sedikit entah banjak ....
Dia soedah kekoerangan boekti, tidak dapat memperoleh alasan boeat memperlin-doengi dirinja, tidak mendapat djalan boeat membela dirinja, pendek kata P.H. pada waktoe ini kelam kaboet, sehingga.... tidak bisa mendjawab toelisan kita itoe, sebagai-mana mestinja, tetapi memakai alasan lain, boeat....membersihkan diri dp. kotoran jang melekat padanja dan menghilangkan penjakit jang menghinggapi dirinja .... Ibarat tjatjing kepanasan.... P.H. boleh tjari "obat" sendiri.... sebab dokter ta' sanggoep menjemboehkannja. Tidak dapat alasan tentoelah lompat dengan setjepat-tjepatnja, tetapi segala salto mortale jang diperboeat oleh P.H. akan kita ikoeti.
Dalam soerat chabarnja jang keloear hari Saptoe dia memberi pepandangan tentang diri saja (boekan mendjawab toelisan saja). Jang maksoednja ta' lain melainkan membesarkan dirinja sendiri dan menghina orang lain, jang tidak berhaloean dan sefaham dengan dia.... Antara lain2 dalam karangannja jang berkepala "Karto Tawakkal" itoe adalah tertera.
.... kita berterima kasih atas ini pengadjaran (ja'ni sesoedah ia mengoetip ajat-ajat jang kita toeliskan dalam karangan kita jang terdahoeloe, S.M.K.) agama dari itoe abang Kjai Kartosoewirjo, jang ta' lama lagi barangkali akan pergi poela ke Mekkah sebagai kawan-kawannja.
Kita ta' perloe akan ramalan (penelahan), P.H., ta' boetoeh akan doa P.H., ta' perloe memperhatikan akan pengharapan P.H...... pendek kata segala apa jang keloear dari moeloet atau peroet P.H. itoe ta' perloe kita fikir-fikirkan. Kalau didjoemlah semoeanja itoe harganja beloem ada sepeser merah....
Bila Allah Soebhanahoe wa Ta'ala memberi anoegerah dan koeasa kepada kita boeat mendjalankan roekoen Islam jang kelima itoe, maka berdjalanlah kita ke Tanah jang Soetji itoe .... dengan tidak bersangkoetan dengan teriakan-teriakan orang2 di Krekot itoe sedikit poen djoea. Lebih koerang adjar lagi dia (P.H.) mengatakan.
Karto jang sekarang tawakkal di bawah pohon kajoe itoe pernah melamar pekerdjaan Redacteur Bintang Timoer....
Dari manakah kepala Binatang Tikoes itoe memperoleh berita jang semata-mata bohong dan palsoe itoe? Apalah itoe semoeanja tjoema impian Pengchianat Hindia sadja, ataukah .... Wallahoe 'alam.
Kepala Binatang Tikoes boleh tinggal tidoer njenjak di kandangnja jang terselip di petjomberan Krekot dan boleh djoega memimpi sampai habis-habisan....Toch dia nanti akan dapat roti dari madjikannja. Itoelah dia poenja oeroesan. Saja katakan melamar pekerdjaan pada Bintang Timoer sebagai Redacteur katanja. Chabar ini bohong semata-mata, moelai dari oedjoengnja sampai pangkalnja. Djangankan melamar pekerdjaan atau datang di kantor B.T., sedang mengindjak halaman Bintang Timoer sadja poen saja beloem pernah. Lihatlah apa jang terseboet di bawah ini.
Tjengkir jèn tjengkirô, Djamboe kloetoek baè mêntah, Mikir jèn mikirô, Kêpêtok (ketemoe) baè moentah.
Kita tahoe, P.H. boekan seorang.... jang bisa mengerti apa jang tertera di atas, sebab dia boekan orang jang pandai bahasa Djawa maksoednja ta' lain melainkan. Djangan soeka kepada dia (P.H.) ketemoe dengan dia sadja poen soedah moentah .... Kalau tidak moentah, sedikit-sedikitnja ja enggan....
Toelisan ini kita toetoep sekian doeloe, sebab ta' perloe kita pandjang-pandjangkan. S.M.K.
No comments:
Post a Comment