Hendak Damai Ataoekah Mengganggoe?
Fadjar Asia, (30 April 1930)
Bismillahirrahmanirrahim
Wa idza qilalahoem: ,,latoefsidoe fil ardhi !” Qaloe: ,,Innama nahnoe moeslihoena.” Ala innahoem hoemoelmoefsidoena wa lakin latasj’oeroen .
(Al-Baqarah: 11-12)
Inna fir’aoena ‘ala fil ardhi wadja’ala ahlaha sjija’an.......…(Al-Qaçaç: 3)
Dan djika dikatakan kepada mereka itoe: ,,Djanganlah berboeat roesoeh (bentjana) Di permoekaan boemi !” (maka) mereka mendjawab: ,,Bahwasenja kita (adalah) Orang2 jang berboeat baik.” (Al-Baqarah: 11-12)
Sesoenggoehnja Fir’aoen ada di doenia dan membikin ra’jatnja berpetjah belah….(Al-Qaçaç: 3)
Maka jang akan kita bitjarakan ini kali ialah samboengan dp. Karangan2 kita jang lebih doeloe, ja’ni tentang: ,,Lagi: Tentang Sembahjang Djoem’ah dan Pendirian Masdjid” dan tentang ,,Boepati dan Agama Islam”, jang mana sangat penting dan sangat perloe diketahoei dan dipertimbang serta difikir-fikirkan oleh sekalian oemmat Islam, teristimewa bagi saudara2 jang terikat dalam kalangan dan lingkoengan P.S.I. Indonesia. Penting, karena soe’al ini mengenai ‘ibadah kita! Dan penting, karena bersangkoet paoet dengan hal-ichwal kita dalam pergaoelan hidoep!
Hatta, maka pada hari Sabtoe dalam doea Minggoe jbl. Kita menerima soerat dari assistent-wedana Malangbong, jang menerangkan, bahwa atas perintah dari wedana Tjibatoe soepaja kita (jaitoe: sdr. Ardiwisastra pr. P.S.I.Indonesia Malangbong., sdr. Moehd. Hoesain, nadhir dan imam masdjid P.S.I.I. Malangbong., dan penoelis) pada malam Senen tg. 20-21 ini boelan djam setengah 8 malam datang di ketjamatan Mlb., boeat ,,mendamaikan” perkara djoem’ah dan Bijblad jang berhoeboeng dengan soe’al ini. Demikianlah isi soerat terseboet. Kemoedian, sesoedah kita, moesjawarahkannja dengan masak2, maka kita laloe mendjawab. Dalam soerat kita itoe antara lain2:
Berhoeboeng dengan soerat toean (assistant-wedana) pada tg. 19 Apr. 1930, jang memoeat permintaan wedana Tjibatoe soepaja kita soeka datang di ketjamatan (Malangbong), dan mengingat perdjandjian wedana Tjibatoe dalam balai desa Mlb.pada malam Selasa tg. 14-15 ini boelan hendak memberi toeroenan Bijblad, maka kita menjatakan seperti jang berikoet:
1. Kita tidak dapat datang, bila kita beloem terima Bijblad (afschifnja) jang telah didjandjikan oleh wed. Tjibt.
2. Hendaklah pemoesjawaratan itoe diadakan di moeka oemoem (openbaar). Dan djanganlah tertoetoep, dan
3. Hendaklah permoesjawaratan itoe didjadikan pada waktoe siang hari, pagi2 atau sore.
Sekian isi dan maksoed soerat kita itoe.
Pembatja tentoelah beloem loepa bahwa dalam karangan kita jang doeloe telah kita seboetkan, bahwa wedana soedah berdjandji kepada kita akan memberi aschrift (toeroenan) Bijblad jang berhoeboeng dengan soe’al Djoem’ah dalam 2 atau 3 hari. Tetapi boektinja, hingga kini kita beloem menerima toeroenan Bijblad itoe.
Soerat kita di atas ini didjawab lagi oleh a.w. Mlb. atas perintah wed. Tjibatoe, dengan permintaan soepaja kita soedilah kiranja datang di ketjamatan terseboet. Oleh karena salah satoe --apa lagi ketiga2nja ditjoekoepinja, maka permintaan tadi tidaklah kita kaboelkan.
Tetapi walaupoen demikian ta’ senanglah roepanja hati fihak jang mengoendang, terboekti dari mondar-mandirnja oppas dan lain2 pegawai pemerintahan dan polisi, moelai siang sampai hampir tengah malam. Bahkan, malahan oendangan akan ,,damai” itoe tadi hampir2 bersifat ,,perintah.”
Adapoen alasan jang dipakai oleh fihak pemerintahan hendak mengadakan ,,damai” itoe ialah, bahwa ,,disangka” oleh mereka itoe ada perselisihan Begitoe katanja. Boleh djadi persangkaan akan adanja perselisihan itoe beralaskan kepada... bahwa boeat mendi-rikan sembahjang Djoem’ah itoe kita tidak minta dan djoega tidak mendapat idzin dari Boepati. Dan hendak ,,damai” katanja.
Tjobalah kita selidiki bagaimana doedoeknja perkara jang soenggoeh2.
I. Kita datang di masdjid (kaoem) Mlb. atas oendangannja naib dan naib berboeat jang demikian itoe karena soerat dari Boepati dan Hoofd penghoeloe Garoet.
II. Kita dioendang dan datang di balai desa Mlb. atas permintaan wedana Tjibatoe, dan wedana ini berboeat jang demikian itoe lantaran...dawoeh dari Boepati Grt., dan
III. Kita diminta soepaja datang di katjamatan itoe poen alasannja --sepandjang kejakinan kita-- tidak djaoeh dp. Fasal ke II.
Oeraian kita di atas jang terlampau singkat itoe, tjoekoeplah hendaknja memberi keterangan dari mana dan siapakah jang mendjadi pokok-pangkalnja ,,kedjadian2 jang terseboet itoe. Oleh karenanja, maka djika fihak ,,sana” hendak berdamai dengan soenggoeh2 ta’ perloe mengoendang kita lagi ta’ goena mengadakan permoesjawaratan atau apa2 lagi, melainkan hanja bersikap diam sadja, sebagaimana haroesnja. Sekali lagi: Diam! Diam!
Djika ,,sana” diam, nistjajalah tidak akan ada kedjadian apa2, melainkan ,,damai” sebab kita tidak bersifat menjerang (offensief) tjoemah ,,mendjaga diri sadja” (defensief).
Lihatlah ajat Al-Baqarah 11-12 jang terloekis di atas, nistjajalah orang akan dapat mengetahoei, mengerti dan memahamkan apa jang dimaksoedkan oleh Allah dengan Firman-Nja jang njata dan terang itoe.
Barang siapa jang bersangkoetan, tentoelah akan merasa di dalam hatinja (Wien de schoen past, trekke hemsan). Selain dari itoe ada lagi perkara jang sangat ,,aneh”. ,,Aneh” karena barangkali beloem pernah terdjadi di permoekaan boemi, ketjoeali di dairah Garoet.
Pada beberapa hari jl. Naib Mlb. terpetjat dari djabatannja, entah karena permintaannja, entah karena lain hal. Hingga kini beloem ada jang menggantinja. Berhoeboeng dengan lowongan (vacture) ini, maka wedana Tjibatoe, a.w. Mlb. dan a.w. Lewo memadjoekan satoe kandidat naib, jaitoe chalifah dari Lewo. Voorstel ini soedah sampai kepada Boepati Garoet. Tetapi bagaimanakah djawab Boepati Garoet atas voorstel ini? Demikianlah: ,,Si…..(di sini ta’ perloe kita seboetkan namanja) chalifah Lewo boleh mendjadi naib, tetapi haroes:
1. Memadjoekan T.B.T.O.(alias Tolak Bala’ Tawil Oemoer, jang pekerdjaannja ta’ lain melainkan mengchianati pergerakan).
2. Membatalkan dan memboebarkan sembahjang Djoem’ah di masdjid Hoesen (ja’-ni: masdjid P.S.I.I. Mlb.) dan
3. Beberapa fasal lainnja.
Chabar ini boekan bikin2an, akan tetapi berboekti dan terang dan djoega soedah tersiar dan mendjadi boeah moeloet tiap2 orang di Malangbong. Aneh, boekan? Aneh, karena ,,biasanja” orang2 jang mendjadi naib itoe haroes (wadjib) mentjoekoepi beberapa sjarat, oempamanja: Islam, baligh, tahoe dan mengerti tentang Islam dan ke-Islaman (‘ilmoe fiqih dll.) Tetapi sekarang……Kita tjoema bisa membilang Na’oedzoe billahi min dzalik !
Kedjadian jang sematjam ini sebabnja ta’ lain melainkan ,,politiek memetjah-belah”, politiek jang didjalankan oleh radja2 jang angkara moerka (despoten), moelai doeloe sampai sekarang, ialah soeatoe tjara pemerintahan boeat mena’loek-na’loekan lain bangsa, alias ,,politiek devide et impera”, sebagaimana jang dinjatakan dalam Qoer’an soerah Al-Qaçaç ajat 3 di atas.
Hendak damai, tapi tjoemah di moeloet sadja ! Tidak mengganggoe, tapi hanja angin jang keloear dari bibir sadja! Ta’ goena sedikitpoen djoea! ,,Andjing menggong-gong, goefla taloe”, itoelah sikap kita.
Terima kasih kepada sidang pengarang kita oetjapkan.
Wassalam
S.M. KARTOSOEWIRJO Malangbong, 23 April 1930
27 March 2006
S.M. Kartosoewirjo, Boepati dan Agama Islam, Fadjar Asia, (21 April 1930)
Boepati dan Agama Islam
Fadjar Asia, (21 April 1930)
Bismillahirrahmanirrahim.
,,Wa minannasi man jaqoeloe: aamanna billahi wa biljaoemil aachiri wa maahoem bimoe’miniina.”
,,Dan ada orang jang berkata: Kita pertjaja kepada Allah dan kepada hari achir, padahal mereka itoe boekan orang2 moe’min jang beriman’”
Artian makna jang akan kita rawaikan di bawah ini ialah ‘aqibat daripada karangan kita jang lebih doeloe, jang berkepala: ,,Lagi tentang Sembahjang Djoem’ah dan Pendirian Masdjid”, serta pemandangan dan boeah fikiran kita, berhoeboeng dengan kedjadian2 jang terseboet itoe.
Kedjadian jang pertama adalah kedatangan hoofdpanghoeloe Garoet pada hari Ahad jbl. Di Malangbong, sesoedah chabar tentang sembahjang Djoem’ah tadi tersiar dalam soerat chabar ini. Adapoen apa jang diremboegnja dengan pegawai ,,kaoem” beloemlah dapat kita ketahoei, melainkan kita jakin, bahwa maksoed perkoendjoengan hoofdpanghoeloe itoe hendak melakoekan penjelidikan berhoehoeng dengan soe’al tadi.
Kedjadian jang kedoea ada lebih penting daripada jang pertama, karena dalam hal ini kita dapat mengetahoei sikap Boepati Garoet terhadap kepada Agama, ialah Agama Islam, teristimewa tentang pendirian Sembahjang Djoem’ah jang didirikan oleh P.S.I.I. Malangbong. Djoega tertampak poela pada kita, betapa sikap jang diambilnja terhadap kepada pergerakan kita P.S.I.Indonesia. ,,Althans” menoeroet kata Wedana Tjibatoe.
Pada hari Senen tg. 15 ini boelan waktoe sor‘e sekalian anggauta P.S.I.I. Malang-bong mendapat oendangan dari Wedana Tjibatoe dengan perantaraan wakil naib Malangbong dan pegawainja (leb‘e2). Dalam soerat oendangan itoe dinjatakan, soepaja leden P.S.I.I. Mlb. soeka datang di balai desa Mlb.pada malamnja --ja’ni malam Selasa tg. 15/16 April 1930-- pada djam 8. Dengan sesigera-sigeranja voorzitter mengoempoel-kan sdr.2 hd. P.S.I.I. jang dekat2 dan kemoedian dapatlah berkoempoel 20 a 30 orang. Ada djoega satoe doea orang anggauta jang datang lebih doeloe. Achirnja sama datang di balai desa jang terseboet. Dari fihak pemerintahan jang datang Wedana Tjibatoe. A.W. Mlb, dan beberapa orang pegawai kaoem (wakil naib, djoeroetoelis zakat, lebe2 dll.) lengkap. Ditambah lagi dengan beberapa orang ,,adjengan2" dan kjai2 ,,besluit”.
Kira djam 8,45 persidangan diboeka oleh Wedana. Sifat persidangan ini tidak tertoetoep, melainkan openbaar, malahan hampir2 openlucht, bila tidak hoedjan lebat, sebab di loear dan di dalam balai desa terseboet penoeh dengan orang2 penonton dari fihak Ra’jat dan T.B.T.O. seolah2 hendak menjaksikan ,,adoe-domba”.
Lebih doeloe Wedana menjatakan kegirangannja kepada fihak P.S.I.I., bahwa mereka itoe telah soeka meloeloeskan permintaannja dan djoega mengoetjapkan terima kasih kepada penoelis, sebab ia soedah lama ingin ,,kenal” dengan penoelis. Kemoedian dia berkata, bahwa kedatangan dan pembitjaraannja itoe sebagai Wedana, jang haroes memberi ,,perlindoengan” kepada ,,ra’jatnja”. Sesoedah itoe laloe dimoelaikan pembitja-raan Punt agenda jang pertama ialah tentang: Idzin dari pada boepati.
Lebih doeloe ia (Wedana) menjatakan kejakinannja sendiri (persoonlijk), jaitoe bahwa ia tidak haroes dan memang tidak toeroet tjampoer dalam hal Agama, ja’ni Agama Islam. Terboekti --katanja-- moelai doeloe tidak ada perganggoean apa2. Apa lagi menoeroet kejakinannja, sedjak lahir sampai sekarang adalah ia seorang Islam, bahkan kadang2 djoega sembahjang di masdjid. Tetapi --awas! Pembatja!, di sini ada ,,tetapi” jang sangat penting!--, kata Wedana lebih djaoeh, pendapatan saja itoe ternjata salah, lantaran menoeroet ,,dawoeh kandjeng Boepati” mendirikan Sembahjang Djoem’ah itoe haroes --di sini bererti: mesti-- minta dan memperdapat idzin dari ,,kandjeng” Boepati atau ,,Dalem”, jang tentang hal ini mewakilkannja kepada hoofdpengoeloe Garoet. Boepati bersikap jang demikian itoe, tentoelah bersandarkan kepada wet, jaitoe Bijblad dan djoega soedah bermoesjawarah dengan ,,adjengan2" jang ‘alim, katanja. (Dengan Kjai --isme!-- Red. F.A.)
Jang bitjara membalas pidato Wedana itoe ialah toean Ardiwisastra, president P.S.I.I. Malangbong. Dan penoelis. Djawab kita ta’ lain melainkan djawab wakil pemerintah dalam sidang Volksraad, berhoeboeng dengan motie M.A.I.H.S. di Bogor serta dipertoendjoekkannja poela, bahwa boepati itoe boekan kepala agama dan kita ta’ perloe minta dan memperdapat idzin dari boepati, djika hendak mendirikan Sembahjang Djoem’ah. Tetapi walaupoen pemerintah ,,neutral” dan djawab wakil pemerintah tentang hal ini demikian, tidaklah ia (Wedana) soeka mendengarkan dan mempertimbang alasan kita ini, melainkan teroes meneroes berkeras dan berkata, bahwa perkara ini (mendirikan Sembahjang Djoem’ah) mesti minta idzin kepada boepati, sebab.....,,dawoeh kandjeng boepati” jang bersandarkan kepada ,,bijblad” dan ,,permoesjawaratan ‘oelama” itoe. Lebih djaoeh Wedana sanggoep memberi afschrift bijblad itoe kepada kita. Sementara itoe kita toenggoe bagaimana boenji afschrift bijblad jang terseboet. Adapoen Punt kedoea jang dibitjarakan ialah tentang rintangan.
Oleh Wedana dibatjakan sebagian dp. artikel kita dalam ,,Fadjar Asia”, jaitoe: Rintangan dan halangan wadjib ada dan wadjib kita memeranginja, wadjib kita membasminja.......dan berlawanan dengan moesoeh kita dengan ichlas hati”. Saudara2! Tahoekah sdr2, bagaimana ,,pengakoean” Wedana Tjibatoe dan regent Garoet dengan moeloet Wedana terseboet, berhoeboeng dengan toelisan itoe Dengan singkat demikianlah:
1. Boepati dan Wedana tidak menghalang halangi dan tidak merintangi agama.
2. Boepati dan Wedana tidak menghalang halangi dan merintangi pergerakan P.S.I.Indonesia.
3. Boepati dan Wedana tjampoer dalam hal pendirian Sembahjang Djoem’ah itoe boekannja bermaksoed hendak merintangi, tetapi hendak membereskan dan menjentausakan oeroesan agama dan pergaoelan hidoep di dalam daerahnja; dan
4. Kepada fihak P.S.I.I.Malangbong diminta dan diharap dengan sangat olehnja, soepaja dengan ridha dan ichlas hati:
a) memboebarkan sembahjang Djoem’ah itoe, karena tidak sah (ja’ni: tidak minta dan mendapat idzin dari boepati), dan
b) kalau tidak soeka boebar, hendaklah masdjid itoe dipindahkan di tempat lain.
Sekianlah kl. Isi dan maksoed pembitjaraan malam itoe. Sesoedah selesai maka permoesjawaratan itoe ditoetoep pada kl. Djam 10 malam.
Pemandangan
Sebagaimana doeloe soedah kita soentingkan, maka alasan Sjara’ Islam tidaklah terdapat olehnja oentoek meroeboehkan pendirian kita. Alasan agama tidak dapat, laloe ,,di tjarinja” alasan ,,dari agama.” Begitoelah tipoe-daja dan moeslihat jang dipermain-kannja. Tidak maoe merintangi, tidak maoe menghalang-halangi, dan tidak maoe menerbitkan apa2, melainkan hendak damai, hendak membereskan oeroesan agama, katanja. Dia bilang ,,tidak merintangi”, karena dia mengira, bahwa kita menjangka atau mengira2kan rintangan itoe timboel dari padanja. Dia bilang ,,tidak menghalang-halangi”, dari sebab dalam hatinja ia merasa, bahwa ia tersangkoet dalam hal ini. Perkara pengiraan dan perasaan ini kita kembalikan kepada orang jang mengira dan merasanja!
Adapoen kehendak boepati akan mengoeroes dan menjentausakan pergaoelan hidoep itoe memang moelia dan baik! Tetapi.......pembatja jang terhormat! Kita sekarang moelai pakai ,,tetapi” jang amat penting itoe. Tetapi bila maksoed boepati Garoet hendak menjelamatkan ra’jatnja, jang sebagian terbesar memeloek Agama Islam.
Recept kita: Siapkanlah Islam dengan djalan mengadakan tabligh2 dll.! Larang dan basmilah perhoeboengan laki-perempoean jang tidak halal, jang menjebabkan dan menambah2 djoemlahnja anak djadah, jang mana soedah terang2 meroesak dan membentjanai pergaoealan hidoep bersama! Singkirkanlah orang2 peminoem-minoem keras jang soedah njata2 berbahaja bagi keselamatan manoesia! Hoekoemlah orang2 pemakan riba’, jang ta’ dapat dimoengkiri lagi, bahwa mereka itoe mengganggoe dan membinasakan lain2 manoesia dalam pentjaharian rezki dan pergaoelan hidoep, dan menimboelkan berbagai2 kesoesahan dan kemoedharatan Ra’jat! Pendek kata, perintahkan dan djalankan barang jang haq dan singkiri serta lenjapkanlah barang jang bathil! Itoelah kewadjiban tiap2 orang jang mengakoe Islam, jaitoe: amar ma’roef nahi moenkar!
Pengakoean dengan moeloet jang timboel dari hati jang soetji dan ichlas haroeslah disertai dengan perboeatan (‘amal). ‘Ilmoe bersama2 dengan ‘amal, itoelah sifat orang moe’min. Maka apabila pengakoean itoe hanja sampai di moeloet sadja, jang nistjaja sangat moedah diperboeat oleh tiap2 manoesia, beloem atau boekanlah mereka itoe orang2 moe’min, sebagaimana Firman Allah Soebhanahoe wa Ta’ala (Al-Baqarah: 8).
Mengoetjap dengan tidak berboeat bererti bohong terhadap kepada dirinja sendiri, main tjoerang terhadap kepada sesama manoesia dan ,,last not least” berdosa terhadap kepada Toehan. Ingatlah, djika maoe ingat! Fikirlah, djika maoe fikir! Sadarlah, djika maoe sadar!
Moedah2an Allah memberi pertoendjoek dan djalan jang loeroes, serta memperlindoengi kita daripada bentjana dari Sjaitan dan Iblis jang terla’nat. Insja Allah! Sebagai penoetoep kita oetjapkan terima kasih kita kepada t.t. daripada sidang pengarang soerat chabar ini.
Fadjar Asia, (21 April 1930)
Bismillahirrahmanirrahim.
,,Wa minannasi man jaqoeloe: aamanna billahi wa biljaoemil aachiri wa maahoem bimoe’miniina.”
,,Dan ada orang jang berkata: Kita pertjaja kepada Allah dan kepada hari achir, padahal mereka itoe boekan orang2 moe’min jang beriman’”
Artian makna jang akan kita rawaikan di bawah ini ialah ‘aqibat daripada karangan kita jang lebih doeloe, jang berkepala: ,,Lagi tentang Sembahjang Djoem’ah dan Pendirian Masdjid”, serta pemandangan dan boeah fikiran kita, berhoeboeng dengan kedjadian2 jang terseboet itoe.
Kedjadian jang pertama adalah kedatangan hoofdpanghoeloe Garoet pada hari Ahad jbl. Di Malangbong, sesoedah chabar tentang sembahjang Djoem’ah tadi tersiar dalam soerat chabar ini. Adapoen apa jang diremboegnja dengan pegawai ,,kaoem” beloemlah dapat kita ketahoei, melainkan kita jakin, bahwa maksoed perkoendjoengan hoofdpanghoeloe itoe hendak melakoekan penjelidikan berhoehoeng dengan soe’al tadi.
Kedjadian jang kedoea ada lebih penting daripada jang pertama, karena dalam hal ini kita dapat mengetahoei sikap Boepati Garoet terhadap kepada Agama, ialah Agama Islam, teristimewa tentang pendirian Sembahjang Djoem’ah jang didirikan oleh P.S.I.I. Malangbong. Djoega tertampak poela pada kita, betapa sikap jang diambilnja terhadap kepada pergerakan kita P.S.I.Indonesia. ,,Althans” menoeroet kata Wedana Tjibatoe.
Pada hari Senen tg. 15 ini boelan waktoe sor‘e sekalian anggauta P.S.I.I. Malang-bong mendapat oendangan dari Wedana Tjibatoe dengan perantaraan wakil naib Malangbong dan pegawainja (leb‘e2). Dalam soerat oendangan itoe dinjatakan, soepaja leden P.S.I.I. Mlb. soeka datang di balai desa Mlb.pada malamnja --ja’ni malam Selasa tg. 15/16 April 1930-- pada djam 8. Dengan sesigera-sigeranja voorzitter mengoempoel-kan sdr.2 hd. P.S.I.I. jang dekat2 dan kemoedian dapatlah berkoempoel 20 a 30 orang. Ada djoega satoe doea orang anggauta jang datang lebih doeloe. Achirnja sama datang di balai desa jang terseboet. Dari fihak pemerintahan jang datang Wedana Tjibatoe. A.W. Mlb, dan beberapa orang pegawai kaoem (wakil naib, djoeroetoelis zakat, lebe2 dll.) lengkap. Ditambah lagi dengan beberapa orang ,,adjengan2" dan kjai2 ,,besluit”.
Kira djam 8,45 persidangan diboeka oleh Wedana. Sifat persidangan ini tidak tertoetoep, melainkan openbaar, malahan hampir2 openlucht, bila tidak hoedjan lebat, sebab di loear dan di dalam balai desa terseboet penoeh dengan orang2 penonton dari fihak Ra’jat dan T.B.T.O. seolah2 hendak menjaksikan ,,adoe-domba”.
Lebih doeloe Wedana menjatakan kegirangannja kepada fihak P.S.I.I., bahwa mereka itoe telah soeka meloeloeskan permintaannja dan djoega mengoetjapkan terima kasih kepada penoelis, sebab ia soedah lama ingin ,,kenal” dengan penoelis. Kemoedian dia berkata, bahwa kedatangan dan pembitjaraannja itoe sebagai Wedana, jang haroes memberi ,,perlindoengan” kepada ,,ra’jatnja”. Sesoedah itoe laloe dimoelaikan pembitja-raan Punt agenda jang pertama ialah tentang: Idzin dari pada boepati.
Lebih doeloe ia (Wedana) menjatakan kejakinannja sendiri (persoonlijk), jaitoe bahwa ia tidak haroes dan memang tidak toeroet tjampoer dalam hal Agama, ja’ni Agama Islam. Terboekti --katanja-- moelai doeloe tidak ada perganggoean apa2. Apa lagi menoeroet kejakinannja, sedjak lahir sampai sekarang adalah ia seorang Islam, bahkan kadang2 djoega sembahjang di masdjid. Tetapi --awas! Pembatja!, di sini ada ,,tetapi” jang sangat penting!--, kata Wedana lebih djaoeh, pendapatan saja itoe ternjata salah, lantaran menoeroet ,,dawoeh kandjeng Boepati” mendirikan Sembahjang Djoem’ah itoe haroes --di sini bererti: mesti-- minta dan memperdapat idzin dari ,,kandjeng” Boepati atau ,,Dalem”, jang tentang hal ini mewakilkannja kepada hoofdpengoeloe Garoet. Boepati bersikap jang demikian itoe, tentoelah bersandarkan kepada wet, jaitoe Bijblad dan djoega soedah bermoesjawarah dengan ,,adjengan2" jang ‘alim, katanja. (Dengan Kjai --isme!-- Red. F.A.)
Jang bitjara membalas pidato Wedana itoe ialah toean Ardiwisastra, president P.S.I.I. Malangbong. Dan penoelis. Djawab kita ta’ lain melainkan djawab wakil pemerintah dalam sidang Volksraad, berhoeboeng dengan motie M.A.I.H.S. di Bogor serta dipertoendjoekkannja poela, bahwa boepati itoe boekan kepala agama dan kita ta’ perloe minta dan memperdapat idzin dari boepati, djika hendak mendirikan Sembahjang Djoem’ah. Tetapi walaupoen pemerintah ,,neutral” dan djawab wakil pemerintah tentang hal ini demikian, tidaklah ia (Wedana) soeka mendengarkan dan mempertimbang alasan kita ini, melainkan teroes meneroes berkeras dan berkata, bahwa perkara ini (mendirikan Sembahjang Djoem’ah) mesti minta idzin kepada boepati, sebab.....,,dawoeh kandjeng boepati” jang bersandarkan kepada ,,bijblad” dan ,,permoesjawaratan ‘oelama” itoe. Lebih djaoeh Wedana sanggoep memberi afschrift bijblad itoe kepada kita. Sementara itoe kita toenggoe bagaimana boenji afschrift bijblad jang terseboet. Adapoen Punt kedoea jang dibitjarakan ialah tentang rintangan.
Oleh Wedana dibatjakan sebagian dp. artikel kita dalam ,,Fadjar Asia”, jaitoe: Rintangan dan halangan wadjib ada dan wadjib kita memeranginja, wadjib kita membasminja.......dan berlawanan dengan moesoeh kita dengan ichlas hati”. Saudara2! Tahoekah sdr2, bagaimana ,,pengakoean” Wedana Tjibatoe dan regent Garoet dengan moeloet Wedana terseboet, berhoeboeng dengan toelisan itoe Dengan singkat demikianlah:
1. Boepati dan Wedana tidak menghalang halangi dan tidak merintangi agama.
2. Boepati dan Wedana tidak menghalang halangi dan merintangi pergerakan P.S.I.Indonesia.
3. Boepati dan Wedana tjampoer dalam hal pendirian Sembahjang Djoem’ah itoe boekannja bermaksoed hendak merintangi, tetapi hendak membereskan dan menjentausakan oeroesan agama dan pergaoelan hidoep di dalam daerahnja; dan
4. Kepada fihak P.S.I.I.Malangbong diminta dan diharap dengan sangat olehnja, soepaja dengan ridha dan ichlas hati:
a) memboebarkan sembahjang Djoem’ah itoe, karena tidak sah (ja’ni: tidak minta dan mendapat idzin dari boepati), dan
b) kalau tidak soeka boebar, hendaklah masdjid itoe dipindahkan di tempat lain.
Sekianlah kl. Isi dan maksoed pembitjaraan malam itoe. Sesoedah selesai maka permoesjawaratan itoe ditoetoep pada kl. Djam 10 malam.
Pemandangan
Sebagaimana doeloe soedah kita soentingkan, maka alasan Sjara’ Islam tidaklah terdapat olehnja oentoek meroeboehkan pendirian kita. Alasan agama tidak dapat, laloe ,,di tjarinja” alasan ,,dari agama.” Begitoelah tipoe-daja dan moeslihat jang dipermain-kannja. Tidak maoe merintangi, tidak maoe menghalang-halangi, dan tidak maoe menerbitkan apa2, melainkan hendak damai, hendak membereskan oeroesan agama, katanja. Dia bilang ,,tidak merintangi”, karena dia mengira, bahwa kita menjangka atau mengira2kan rintangan itoe timboel dari padanja. Dia bilang ,,tidak menghalang-halangi”, dari sebab dalam hatinja ia merasa, bahwa ia tersangkoet dalam hal ini. Perkara pengiraan dan perasaan ini kita kembalikan kepada orang jang mengira dan merasanja!
Adapoen kehendak boepati akan mengoeroes dan menjentausakan pergaoelan hidoep itoe memang moelia dan baik! Tetapi.......pembatja jang terhormat! Kita sekarang moelai pakai ,,tetapi” jang amat penting itoe. Tetapi bila maksoed boepati Garoet hendak menjelamatkan ra’jatnja, jang sebagian terbesar memeloek Agama Islam.
Recept kita: Siapkanlah Islam dengan djalan mengadakan tabligh2 dll.! Larang dan basmilah perhoeboengan laki-perempoean jang tidak halal, jang menjebabkan dan menambah2 djoemlahnja anak djadah, jang mana soedah terang2 meroesak dan membentjanai pergaoealan hidoep bersama! Singkirkanlah orang2 peminoem-minoem keras jang soedah njata2 berbahaja bagi keselamatan manoesia! Hoekoemlah orang2 pemakan riba’, jang ta’ dapat dimoengkiri lagi, bahwa mereka itoe mengganggoe dan membinasakan lain2 manoesia dalam pentjaharian rezki dan pergaoelan hidoep, dan menimboelkan berbagai2 kesoesahan dan kemoedharatan Ra’jat! Pendek kata, perintahkan dan djalankan barang jang haq dan singkiri serta lenjapkanlah barang jang bathil! Itoelah kewadjiban tiap2 orang jang mengakoe Islam, jaitoe: amar ma’roef nahi moenkar!
Pengakoean dengan moeloet jang timboel dari hati jang soetji dan ichlas haroeslah disertai dengan perboeatan (‘amal). ‘Ilmoe bersama2 dengan ‘amal, itoelah sifat orang moe’min. Maka apabila pengakoean itoe hanja sampai di moeloet sadja, jang nistjaja sangat moedah diperboeat oleh tiap2 manoesia, beloem atau boekanlah mereka itoe orang2 moe’min, sebagaimana Firman Allah Soebhanahoe wa Ta’ala (Al-Baqarah: 8).
Mengoetjap dengan tidak berboeat bererti bohong terhadap kepada dirinja sendiri, main tjoerang terhadap kepada sesama manoesia dan ,,last not least” berdosa terhadap kepada Toehan. Ingatlah, djika maoe ingat! Fikirlah, djika maoe fikir! Sadarlah, djika maoe sadar!
Moedah2an Allah memberi pertoendjoek dan djalan jang loeroes, serta memperlindoengi kita daripada bentjana dari Sjaitan dan Iblis jang terla’nat. Insja Allah! Sebagai penoetoep kita oetjapkan terima kasih kita kepada t.t. daripada sidang pengarang soerat chabar ini.
Wassalam bil chair.
S.M. Kartosoewirjo
Malangbong, 17 April 1930
S.M. Kartosoewirjo, Tentang Sembahjang Djoem’ah dan Pendirian Masdjid (P.S.I.I. Malangbong Mendapat Ganggoean) Fadjar Asia, (11 April 1930)
Tentang Sembahjang Djoem’ah dan Pendirian Masdjid
(P.S.I.I. Malangbong Mendapat Ganggoean)
Fadjar Asia, (11 April 1930)
Bismillahirrahmanirrahim
,,Ahasibannasoe ajjoetrakoe aamanna wahoem la joeftanoen?”
,,Apakah orang2 itoe mengira, bahwa mereka soedah tjoekoep dengan mengatakan, saja pertjaja” dengan tidak dioedji (sehingga mana ketebalan atau ketipisan Imannja ?” Soerah Al-Ankaboet: 2.
Sjahdan, maka tentang kepentingan sembahjang Djoem’ah dan masdjid bagi pembatja agaknja ta’ perloe lagi kita oeraikan. Semoeanja tentoelah mengakoei, bahwa sembahjang Djoem’ah itoe wadjiblah bagi kita. Demikian poela tentang pendirian masdjid. Wadjib, karena diperintahkan oleh Allah Soebhanahoe wa Ta’ala! Wadjib, karena faedah dan manfa’atnja bagi sekalian jang memperlakoekannja! Wadjib, karena kita dapat memperboeat ‘ibadah bersama2 kepada Toehan kita jang Esa, Rabboel ‘alamin, Toehannja sekalian machloek! Sekali lagi, wadjib! Wadjib! karena Allah! Lillahi Ta’ala!
Dari sebab itoe, berdosalah kita terhadap kepada Allah Ta’ala, bila kita melalai-kannja! Berdosalah poela bagi orang2 jang mempertengahkan kita berboeat jang demikian itoe! Maka jang hendak kita bentangkan ini ialah tentang perganggoean Sembahjang Djoem’ah, jang wadjib hoekoemnja itoe. Ialah satoe halangan, satoe rintangan, jang sedang terderita oleh P.S.I.I. Malangbong. Itoelah sebabnja, maka soe’al ini mendjadi kepentingan bagi sekalian oemmat Islam, teroetama jang tergaboeng dalam lingkoengan P.S.I. Indonesia.
Pembatja jang boediman !
Beginilah doedoeknja perkara. P.S.I.I. Malangbong mempoenjai satoe masdjid di kampoeng Panjingkiran, onderdistrict Malangbong. Tidak koerang dari 17 tahoen masdjid itoe berdiri di tempat terseboet.
Semendjak itoe hingga kini masdjid itoe mendjadi tempat ‘ibadah, tempat moe-sjawarah dlls, pendeknja mendjadi poesat bagi sekalian kaoem P.S.I..I. Malangbong, sebagaimana masdjid Islam jang pertama jang didirikan oleh Nabi kita jang Soetji. Moehammad c.’a.s., ialah masdjid di Qoeba, dekat Madinah. Selain dari pada itoe poen di masdjid tadi --ketjoeali sembahjang lima waktoe-- soedah beberapa lamanja diadakan (didirikan) Sembahjang Djoem’ah. Tiba2 kira2 seminggoe jang laloe sdr. Hoesain, nadhir dan imam dari masdjid terseboet, dipanggil oleh naib Mlb. Sesoedah sdr. Hoesain bertemoe dengan naib dan poenggawanja (djoeroetoelis zakat dll.), maka terdjadilah perbantahan antara kedoea fihak itoe tentang soe’al masdjid, jang didirikan oleh P.S.I.I.tadi, teroetama tentang Sembahjang Djoem’ahnja.
Doea djam mereka itoe bersoe’al djawab, tetapi fihak naib beloem dapat alasan dalam sjara’ Islam oentoek membatalkan atau tidak mengesahkan Sembahjang Djoem’ah, jang diadakan dalam masdjid di Panjingkiran tadi. Pertemoean jang pertama habis sampai di sitoe. Seminggoe kemoedian daripada itoe sdr. Hoesain dipanggil lagi di kaoem (masdjid Mlb.) boeat ditanja tentang hal pendirian sembahjang Djoem’ah di Masdjid di Panjingkiran terseboet. Ini kali boekan sdr. Hoesain sadja jang dipanggilnja, tetapi beberapa kjai (adjengan) lainnja poen dipanggil poela.
Sekarang boekan perkara Sjara’ Islam, melainkan tentang:....,,apakah sdr. Hoesain soedah meminta dan mendapat idzin dari Boepati Garoet boeat mendirikan Sembahjang Djoem’ah tadi”. Pertanjaan ini didjawab oleh wakil sdr. Hoesain, ja’ni sdr. Ardiwisastra, president P.S.I.I. Malangbong, bahwa tentang pendirian Sembahjang Djoem’ah (boekan roemah masdjid) itoe dia ta’ minta dan djoega tidak mendapat idzin dari boepati, karena menoeroet djawab pemerintah dalam sidang Volksraad berhoeboeng dengan Motie M.A.I.H.S. (di Bogor). Oentoek mendirikan Sembahjang Djoem’ah kita tidak diwadjib-kan minta dan mendapat idzin dari boepati. Dinjatakan dalam djawab itoe, bahwa boepati ta’ boleh anggap dirinja sebagai kepada agama dalam dairahnja, Adjengan2 itoe poen melahirkan pertimbangannja masing2, tetapi tidak ada jang menjinggoeng atau menggoegoerkan djawab sdr. Ardiwirasastra, walaupoen mereka itoe ,,kjai2 jang mendapat bisloeit dari boepati” dan kena pengaroeh dari perkoempoelan T.B.T.O. (batja: tebe te—o). Naib dan poenggawanja poen ta’ mengeloearkan pemandangan jang berhoe-boeng dengan hal itoe. Katanja, mereka itoe tjoema dapat perintah dari ,,kandjeng” boepati dan mereka tidak bermaksoed bikin apa2.
Sekian chabar jang haroes kita hidangkan dihadapan sekalian pembatja. Dalam asasnja maka mereka itoe boekannja hendak bermoesjawarat tentang agama, tetapi maksoednja ta’ lain melainkan hendak merintangi pergerakan, teristimewa menghalang-halangi pergerakan seperti P.S.I.I., jang berangan2 hendak mentjapai kemerdikaan bangsa, tanah air dan agama, agar soepaja sjara’ agama Islam dapat berlakoe atas tiap2 langkah, gerak dan hal ihwal kita. Bagaimana achirnja perkara ini, kita beloem dapat meramalkan. Maka kewadjiban kita sekarang hanja mesti bertaqwa kepada Allahoe Akbar, mengingat Firman Allah: ,,Fattaqoellaha masta-tha’toem.....” (,,Maka takoetlah kamoe kepada Allah dengan sekoeat-koeatmoe....”).
Erti ,,takoet” dalam hal ini boekannja kita disoeroeh diam seperti patoeng, atau mengemis-ngemis perdamaian, akan tetapi diperintahkan mendjalankan perintah Allah dan Rasoeloellah dan mendjaoehi larangannja, tegasnja membela dan mendjalankan barang jang benar dan melarang barang jang batal (moenkar).
Apa jang terseboet di atas soedah tjoekoeplah hendaknja memberi djalan kepada kita oentoek menentoekan sikap kita terhadap kepada soe’al tadi. Soenggoehpoen demikian, tidak ada tjelanja djika kita tambah lagi dengan menoendjoekkan Firman Toehan, agar soepaja kita mengetahoei soenggoeh2 apa jang mendjadi kewadjiban kita sebagai orang Moe’min dan oentoek menebalkan dan mengkoekoehkan Iman kita dan “last but not least” bagi mempertegoehkan dan mengoeatkan Tauhid kita. Demikianlah ajat jang menoendjoekkan kewadjiban kita: ,,Bahwa sesoenggoehnja (kewadjiban) orang2 jang pertjaja ialah beriman kepada Allah dan Rasoel-Nja, kemoedian mempergoenakan harta-benda dan djiwanja bagi membela (agama) pada djalan Allah”.
Demikianlah pertoendjoek Toehan kepada kita oentoek membela dan mendjalankan Agama Allah, Agama jang benar. Ta’ dapat ditambah, ta’ dapat dikoe-rangi! Kalau ditambah (melewati batas), maka berdosalah jang menambahnja! Kalau dikoerangi, maka berkoerang atau lenjaplah Iman orang jang mengoerangi! Inilah djalan jang benar, jang loeroes ialah djalan ac cirathal moestaqim. Inilah djalan, jang dikatakan orang sana ,,de guldenmiddenweg” atau ,,optimum”, djalan jang ada ditengah2! Moedah2an Allah Ta’ala menoentoen kita pada djalan itoe. Pendeknja: Kita haroes beroesaha dengan sekoeat-koeat tenaga dan fikiran kita, ringan atau berat, siang dan malam, pada djalan Allah (sabilillah), dengan harta benda dan djiwa kita.
Hidoep dalam Islam! Mati poen dalam Islam poela hendaknja! Demikianlah kejakinan dan sikap kita! Rintangan dan halangan wadjib ada dan wadjib kita memeranginja, wadjib kita membasminja sampai kepada akar2nja! Rintangan dan halangan bagi kita boekan soeatoe malapetaka, jang dapat menjebabkan kita berdoeka-tjita, dan djoega boekan soeatoe kesenangan jang menoemboehkan soeka-tjita, melainkan hanjalah satoe oedjian dari Allah oentoek mengoedji Iman kita, ialah soeatoe sjarat bagi kemadjoean pergerakan kita, soeatoe peringatan soepaja kita djangan melalai-kan perintah Toehan, dan satoe tjamboek agar kita mendjalankan perintah Toehan dengan soenggoeh2.
Ingatlah kepada apa jang terloekis di atas, nistjajalah tambah lama tambah keras perdjalanan kita menoentoet tjita2 kita, ialah kemerdikaan Agama. Inilah satoe adjaran soepaja kita menempoeh segala bahaja dan bentjana dengan tegak, berhadapan dengan rintangan dan halangan dengan hati jang tetap, berdjoeang pada djalan Allah dengan segala kekoeatan jang ada pada kita dan berlawanan dengan moesoeh kita dengan ichlas hati.
Sekianlah pemandangan kita tentang hal terseboet. Moedah2an keterangan kita jang sependek ini mendjadi faedah dan manfa’at bagi sekalian saudara kaoem Moeslimin. Amin, Ja Rabbil’alamin.
Achiroelkalam, kepada sidang pengarang soerat chabar ini kita mengoetjapkan diperbanjak2 terima kasih atas kemoerahan toean2. Wassalam
S.M. Kartosoewirjo Malangbong, 9 April 1930.
(P.S.I.I. Malangbong Mendapat Ganggoean)
Fadjar Asia, (11 April 1930)
Bismillahirrahmanirrahim
,,Ahasibannasoe ajjoetrakoe aamanna wahoem la joeftanoen?”
,,Apakah orang2 itoe mengira, bahwa mereka soedah tjoekoep dengan mengatakan, saja pertjaja” dengan tidak dioedji (sehingga mana ketebalan atau ketipisan Imannja ?” Soerah Al-Ankaboet: 2.
Sjahdan, maka tentang kepentingan sembahjang Djoem’ah dan masdjid bagi pembatja agaknja ta’ perloe lagi kita oeraikan. Semoeanja tentoelah mengakoei, bahwa sembahjang Djoem’ah itoe wadjiblah bagi kita. Demikian poela tentang pendirian masdjid. Wadjib, karena diperintahkan oleh Allah Soebhanahoe wa Ta’ala! Wadjib, karena faedah dan manfa’atnja bagi sekalian jang memperlakoekannja! Wadjib, karena kita dapat memperboeat ‘ibadah bersama2 kepada Toehan kita jang Esa, Rabboel ‘alamin, Toehannja sekalian machloek! Sekali lagi, wadjib! Wadjib! karena Allah! Lillahi Ta’ala!
Dari sebab itoe, berdosalah kita terhadap kepada Allah Ta’ala, bila kita melalai-kannja! Berdosalah poela bagi orang2 jang mempertengahkan kita berboeat jang demikian itoe! Maka jang hendak kita bentangkan ini ialah tentang perganggoean Sembahjang Djoem’ah, jang wadjib hoekoemnja itoe. Ialah satoe halangan, satoe rintangan, jang sedang terderita oleh P.S.I.I. Malangbong. Itoelah sebabnja, maka soe’al ini mendjadi kepentingan bagi sekalian oemmat Islam, teroetama jang tergaboeng dalam lingkoengan P.S.I. Indonesia.
Pembatja jang boediman !
Beginilah doedoeknja perkara. P.S.I.I. Malangbong mempoenjai satoe masdjid di kampoeng Panjingkiran, onderdistrict Malangbong. Tidak koerang dari 17 tahoen masdjid itoe berdiri di tempat terseboet.
Semendjak itoe hingga kini masdjid itoe mendjadi tempat ‘ibadah, tempat moe-sjawarah dlls, pendeknja mendjadi poesat bagi sekalian kaoem P.S.I..I. Malangbong, sebagaimana masdjid Islam jang pertama jang didirikan oleh Nabi kita jang Soetji. Moehammad c.’a.s., ialah masdjid di Qoeba, dekat Madinah. Selain dari pada itoe poen di masdjid tadi --ketjoeali sembahjang lima waktoe-- soedah beberapa lamanja diadakan (didirikan) Sembahjang Djoem’ah. Tiba2 kira2 seminggoe jang laloe sdr. Hoesain, nadhir dan imam dari masdjid terseboet, dipanggil oleh naib Mlb. Sesoedah sdr. Hoesain bertemoe dengan naib dan poenggawanja (djoeroetoelis zakat dll.), maka terdjadilah perbantahan antara kedoea fihak itoe tentang soe’al masdjid, jang didirikan oleh P.S.I.I.tadi, teroetama tentang Sembahjang Djoem’ahnja.
Doea djam mereka itoe bersoe’al djawab, tetapi fihak naib beloem dapat alasan dalam sjara’ Islam oentoek membatalkan atau tidak mengesahkan Sembahjang Djoem’ah, jang diadakan dalam masdjid di Panjingkiran tadi. Pertemoean jang pertama habis sampai di sitoe. Seminggoe kemoedian daripada itoe sdr. Hoesain dipanggil lagi di kaoem (masdjid Mlb.) boeat ditanja tentang hal pendirian sembahjang Djoem’ah di Masdjid di Panjingkiran terseboet. Ini kali boekan sdr. Hoesain sadja jang dipanggilnja, tetapi beberapa kjai (adjengan) lainnja poen dipanggil poela.
Sekarang boekan perkara Sjara’ Islam, melainkan tentang:....,,apakah sdr. Hoesain soedah meminta dan mendapat idzin dari Boepati Garoet boeat mendirikan Sembahjang Djoem’ah tadi”. Pertanjaan ini didjawab oleh wakil sdr. Hoesain, ja’ni sdr. Ardiwisastra, president P.S.I.I. Malangbong, bahwa tentang pendirian Sembahjang Djoem’ah (boekan roemah masdjid) itoe dia ta’ minta dan djoega tidak mendapat idzin dari boepati, karena menoeroet djawab pemerintah dalam sidang Volksraad berhoeboeng dengan Motie M.A.I.H.S. (di Bogor). Oentoek mendirikan Sembahjang Djoem’ah kita tidak diwadjib-kan minta dan mendapat idzin dari boepati. Dinjatakan dalam djawab itoe, bahwa boepati ta’ boleh anggap dirinja sebagai kepada agama dalam dairahnja, Adjengan2 itoe poen melahirkan pertimbangannja masing2, tetapi tidak ada jang menjinggoeng atau menggoegoerkan djawab sdr. Ardiwirasastra, walaupoen mereka itoe ,,kjai2 jang mendapat bisloeit dari boepati” dan kena pengaroeh dari perkoempoelan T.B.T.O. (batja: tebe te—o). Naib dan poenggawanja poen ta’ mengeloearkan pemandangan jang berhoe-boeng dengan hal itoe. Katanja, mereka itoe tjoema dapat perintah dari ,,kandjeng” boepati dan mereka tidak bermaksoed bikin apa2.
Sekian chabar jang haroes kita hidangkan dihadapan sekalian pembatja. Dalam asasnja maka mereka itoe boekannja hendak bermoesjawarat tentang agama, tetapi maksoednja ta’ lain melainkan hendak merintangi pergerakan, teristimewa menghalang-halangi pergerakan seperti P.S.I.I., jang berangan2 hendak mentjapai kemerdikaan bangsa, tanah air dan agama, agar soepaja sjara’ agama Islam dapat berlakoe atas tiap2 langkah, gerak dan hal ihwal kita. Bagaimana achirnja perkara ini, kita beloem dapat meramalkan. Maka kewadjiban kita sekarang hanja mesti bertaqwa kepada Allahoe Akbar, mengingat Firman Allah: ,,Fattaqoellaha masta-tha’toem.....” (,,Maka takoetlah kamoe kepada Allah dengan sekoeat-koeatmoe....”).
Erti ,,takoet” dalam hal ini boekannja kita disoeroeh diam seperti patoeng, atau mengemis-ngemis perdamaian, akan tetapi diperintahkan mendjalankan perintah Allah dan Rasoeloellah dan mendjaoehi larangannja, tegasnja membela dan mendjalankan barang jang benar dan melarang barang jang batal (moenkar).
Apa jang terseboet di atas soedah tjoekoeplah hendaknja memberi djalan kepada kita oentoek menentoekan sikap kita terhadap kepada soe’al tadi. Soenggoehpoen demikian, tidak ada tjelanja djika kita tambah lagi dengan menoendjoekkan Firman Toehan, agar soepaja kita mengetahoei soenggoeh2 apa jang mendjadi kewadjiban kita sebagai orang Moe’min dan oentoek menebalkan dan mengkoekoehkan Iman kita dan “last but not least” bagi mempertegoehkan dan mengoeatkan Tauhid kita. Demikianlah ajat jang menoendjoekkan kewadjiban kita: ,,Bahwa sesoenggoehnja (kewadjiban) orang2 jang pertjaja ialah beriman kepada Allah dan Rasoel-Nja, kemoedian mempergoenakan harta-benda dan djiwanja bagi membela (agama) pada djalan Allah”.
Demikianlah pertoendjoek Toehan kepada kita oentoek membela dan mendjalankan Agama Allah, Agama jang benar. Ta’ dapat ditambah, ta’ dapat dikoe-rangi! Kalau ditambah (melewati batas), maka berdosalah jang menambahnja! Kalau dikoerangi, maka berkoerang atau lenjaplah Iman orang jang mengoerangi! Inilah djalan jang benar, jang loeroes ialah djalan ac cirathal moestaqim. Inilah djalan, jang dikatakan orang sana ,,de guldenmiddenweg” atau ,,optimum”, djalan jang ada ditengah2! Moedah2an Allah Ta’ala menoentoen kita pada djalan itoe. Pendeknja: Kita haroes beroesaha dengan sekoeat-koeat tenaga dan fikiran kita, ringan atau berat, siang dan malam, pada djalan Allah (sabilillah), dengan harta benda dan djiwa kita.
Hidoep dalam Islam! Mati poen dalam Islam poela hendaknja! Demikianlah kejakinan dan sikap kita! Rintangan dan halangan wadjib ada dan wadjib kita memeranginja, wadjib kita membasminja sampai kepada akar2nja! Rintangan dan halangan bagi kita boekan soeatoe malapetaka, jang dapat menjebabkan kita berdoeka-tjita, dan djoega boekan soeatoe kesenangan jang menoemboehkan soeka-tjita, melainkan hanjalah satoe oedjian dari Allah oentoek mengoedji Iman kita, ialah soeatoe sjarat bagi kemadjoean pergerakan kita, soeatoe peringatan soepaja kita djangan melalai-kan perintah Toehan, dan satoe tjamboek agar kita mendjalankan perintah Toehan dengan soenggoeh2.
Ingatlah kepada apa jang terloekis di atas, nistjajalah tambah lama tambah keras perdjalanan kita menoentoet tjita2 kita, ialah kemerdikaan Agama. Inilah satoe adjaran soepaja kita menempoeh segala bahaja dan bentjana dengan tegak, berhadapan dengan rintangan dan halangan dengan hati jang tetap, berdjoeang pada djalan Allah dengan segala kekoeatan jang ada pada kita dan berlawanan dengan moesoeh kita dengan ichlas hati.
Sekianlah pemandangan kita tentang hal terseboet. Moedah2an keterangan kita jang sependek ini mendjadi faedah dan manfa’at bagi sekalian saudara kaoem Moeslimin. Amin, Ja Rabbil’alamin.
Achiroelkalam, kepada sidang pengarang soerat chabar ini kita mengoetjapkan diperbanjak2 terima kasih atas kemoerahan toean2. Wassalam
S.M. Kartosoewirjo Malangbong, 9 April 1930.
S.M. Kartosoewirjo, Lagi Tentang ,,Oelil Amri”, Fadjar Asia, (24 Mei 1930)
Lagi Tentang ,,Oelil Amri”
Fadjar Asia, (24 Mei 1930)
Dalam karangan jang kemarin dengan singkat telah kita oeraikan, bagaimana sifatnja pemerintah Islam. Lagi bagi kita anak Indonesia, jang sebagian besar (kl 7 per 8 bahagian dp sekalian pendoedoek tanah air kita ini) memeloek agama Islam, wadjiblah berdaja oepaja dan beroesaha dengan sekeras-kerasnja oentoek mengadakan atau membangoenkan soepaja pemerintahan jang sematjam itoe, agar soepaja kita tjakap mendjadi satoe oemmat jang mempoenjai hoekoem dan mendjalankan hoekoem itoe sendiri, dapat berkoeasa atas tanah toempah darah kita sendiri, pendeknja: agar soepaja kita dapat mendjalankan hoekoem sjara’ Islam hingga sesempoerna-sempoernanja dalam segala oeroesan hal-ichwal kita.
Wadjib kita mengoesahakannja, karena kita ta’ dapat mendjalankan hoekoem sjara’ Islam dengan seloeas-loeasnja, bila kita ta’ mempoenjai pemerintah sendiri, jang semata-mata ta’loek-toendoek kepada hoekoem Allah dalam Al Qoer’an-oel-Karim. Wadjib ini di pertegoehkan lagi dengan Firman Allah, jang boenjinja demikian:
,,Waltakoen minkoem oemmatoen jad’oena ilal chairi wa ja’moeroena bil ma’roefi wa janhauna ‘anil moenkari; fa oelaika hoemoel moeflihoen.”
Ma’nanja koerang lebih begini: ,,Adakanlah diantara kamoe satoe oemmat jang mengadjak (berboeeat) barang jang baik (chair), jang mendjalankan barang jang benar atau terpoedji (ma’roef; ertinja perintah-perintah Allah dan Rasoeloellah S.M.K.); maka mereka itoelah orang-orang jang berbahagia.”
Inilah firman Allah Jang Maha Koeasa, jang ta’ dapat disangkal dan dimoengkiri lagi akan kebenaran dan manfa’atnja, baik boeat di doenia jang fana’ ini maoepoen kelak di ‘alam jang baqa. Keterangan jang sesingkat-singkatnja ini, soedah tjoekoeplah hendaknja sekedar oentoek memberi pertoendjoek bagi sekalian orang jang mengakoe Moeslim, terlebih lebih jang mengakoe Moe’min, bagi mentjari dan mengedjar tjita-tjita jang loehoer dan moelia itoe ialah kemerdekaan agama, dan sebeloem kita sampai di sitoe haroeslah kita melaloei satoe djembatan jang soekar-soelit dan sempit, ja’ni kemerdekaan Indonesia. Adapoen djalan dan tjara-tjaranja kita hendak mentjoekoepi perintah Allah itoe sepandjang pengetahoean penoelis jang pitjik ini tjoema satoe, jaitoe: Kita mesti Bersatoe.
Bersatoelah dalam segala daja oepaja dan langkah kita, sebagaimana jg. diperintahkan oleh Allah Soebh. W.T. dan jang ditjontohkan oleh djoendjoengan kita Nabi Moehammad c.’a.s. Bersatoe oentoek mempertegoehkan oesaha dan kekoeatan kita. Pendek kata, kita haroes bersatoe lahir dan bathin, loear dan dalam, oentoek mempertegoehkan dan memperkoeatkan benteng kita, ialah Benteng Islam.
Tetapi, walaupoen demikian, masih djoega banjak di antara bangsa kita, intellekt dan tidak-intellekt jang masih soeka melalaikan dan melanggar perintah Allah itoe, Boektinja, antara lain2 ialah aksinja kaoem pengchianat bangsa dan agama (alias T.B.T.O) jang roepanja hendak melemahkan dan memboenoeh roeh kita, oemmat Islam, karena dalam ,,bewaranja” mereka itoe menoendjoekkan beberapa Qoer’an, jang moedah sekali mengikat dan menjesatkan orang2 jang ,,tergila-gila” karena itoe. Dalam choetbahnja dinjatakan soepaja kita toendoek ta’loek di dalam segala hal-ichwal kita, sebab kata mereka lebih djaoeh kalau kamoe maoe bergerak menoentoet kemerdikaan bangsa dan tanah air (apa lagi agama — S.M.K.), tentoelah kamoe akan masoek dalam teroengkoe (boei), meninggal anak isterimoe bertahoen-tahoen.... sehingga kamoe djatoeh dalam kemoedharatan dan keroesakan, padahal menoeroet perintah Allah kita ta’ boleh mendjatoehkan diri kita ke dalam keroesakkan, biar bagaimana poen djoega halnja, jaitoe menoeroet firman Allah dalam Qoer’an Soetji begini:
,,.....Wala toeelkoe bi-aidikoem ilattahloekah.....” jang ertinja: ,,......dan djanganlah mendjatoehkan dirimoe ke dalam keroesakan....”.
Sekianlah alasan merek itoe. Kalau kita tjoemah melihat selaloe lintas sadja dan tidak soeka mendalamkan fikiran kita dalam soe’al ini, nistjajalah kita akan terdjeroe-moeskan dalam gelombang kesesatan. Boekannja Firman, jang kita sangkal di sini, tetapi jang kita bantah ialah tjara2 mempergoenakan dan mentafsirkan ajat terseboet. Boekan Allah jang salah, karena di dalam nja (manoesia) menterdjamahkan dan mentafsir-kan itoe terlampau moedahlah terganggoe dan menoeroeti hawa-nafsoenja, ditjarinja jang enteng2 sadja, dipilihnja jang enak2 sadja djadi menoeroet kemaoean manoesia sadja.
Tjobalah sekarang kita koepas, bagaimanakah doedoeknja perkara jang sesoenggoeh soenggoehnja. Ajat ini tidak lengkap. Jang diambil tjoema jang di tengah-tengah sadja. Adapoen lengkapnja ajat itoe seperti berikoet: ,,Wa anfikoe fisabilillahi walatoelkoe bi-aidikoem ilattahloekahi wa ahsinoe; innallaha joehibboel moehsinina”. Ertinja kl.: ,,Dan belandjakanlah (segala jang ada pada kamoe) pada djalan Allah dan djanganlah mendjatoehkan dirimoe dalam keroesakan dan berboeatlah jang baik; sesoenggoehnja Allah berkasih akan orang2 jang berboeat baik.”
Menilik ma’na ajat ini, gampanglah kita dapat mengetahoei, apakah ertinja ,,keroesakan” itoe, jaitoe ,,jang tidak soeka membelandjakan (j. ada padanja) pada djalan Allah”, tidak soeka membela, mendjalankan dan mempertegoehkan perintah Allah dan Rasoeloellah dan jang tidak soeka mendjaoehi larangan2 Allah dan Rasoel-Nja. Djadi boekan karena ,,masoek boei” atau ,,tidak masoek boei”. Alasan ini tidak sekali kali akan melemahkan --apa lagi mendjatoehkan-- pendirian kita, bahkan malahan memperkoeatkan dan menjentausakannja. Begitoelah djoega alasan kaoem pengchianat dengan ,,dharoerat”, (ertinja: terpaksa S.M.K.) jang sama sekali salah memakainja, salah tempatnja, salah waktoenja dan salah mentafsirkannja.
Moedah2an dengan djalan ini ra’jat Indonesia djanganlah hendaknja sampai terboei matanja, tersesat dalam perdjalanannja dan achirnja dapat mendjalankan perintah Allah Jang Maha Agoeng hingga sesempoerna sempoernanja. Hai Toehan, toentoenlah kita pada djalan jang benar, dimana tiada kesalahan, dan perlindoengilah kita daripada ganggoean dan rintangan sjaithan jang terla’nat. Amin, Ja Rabbil’alamin!
Wassalam bil chair,
S.M. Kartosoewirjo
Fadjar Asia, (24 Mei 1930)
Dalam karangan jang kemarin dengan singkat telah kita oeraikan, bagaimana sifatnja pemerintah Islam. Lagi bagi kita anak Indonesia, jang sebagian besar (kl 7 per 8 bahagian dp sekalian pendoedoek tanah air kita ini) memeloek agama Islam, wadjiblah berdaja oepaja dan beroesaha dengan sekeras-kerasnja oentoek mengadakan atau membangoenkan soepaja pemerintahan jang sematjam itoe, agar soepaja kita tjakap mendjadi satoe oemmat jang mempoenjai hoekoem dan mendjalankan hoekoem itoe sendiri, dapat berkoeasa atas tanah toempah darah kita sendiri, pendeknja: agar soepaja kita dapat mendjalankan hoekoem sjara’ Islam hingga sesempoerna-sempoernanja dalam segala oeroesan hal-ichwal kita.
Wadjib kita mengoesahakannja, karena kita ta’ dapat mendjalankan hoekoem sjara’ Islam dengan seloeas-loeasnja, bila kita ta’ mempoenjai pemerintah sendiri, jang semata-mata ta’loek-toendoek kepada hoekoem Allah dalam Al Qoer’an-oel-Karim. Wadjib ini di pertegoehkan lagi dengan Firman Allah, jang boenjinja demikian:
,,Waltakoen minkoem oemmatoen jad’oena ilal chairi wa ja’moeroena bil ma’roefi wa janhauna ‘anil moenkari; fa oelaika hoemoel moeflihoen.”
Ma’nanja koerang lebih begini: ,,Adakanlah diantara kamoe satoe oemmat jang mengadjak (berboeeat) barang jang baik (chair), jang mendjalankan barang jang benar atau terpoedji (ma’roef; ertinja perintah-perintah Allah dan Rasoeloellah S.M.K.); maka mereka itoelah orang-orang jang berbahagia.”
Inilah firman Allah Jang Maha Koeasa, jang ta’ dapat disangkal dan dimoengkiri lagi akan kebenaran dan manfa’atnja, baik boeat di doenia jang fana’ ini maoepoen kelak di ‘alam jang baqa. Keterangan jang sesingkat-singkatnja ini, soedah tjoekoeplah hendaknja sekedar oentoek memberi pertoendjoek bagi sekalian orang jang mengakoe Moeslim, terlebih lebih jang mengakoe Moe’min, bagi mentjari dan mengedjar tjita-tjita jang loehoer dan moelia itoe ialah kemerdekaan agama, dan sebeloem kita sampai di sitoe haroeslah kita melaloei satoe djembatan jang soekar-soelit dan sempit, ja’ni kemerdekaan Indonesia. Adapoen djalan dan tjara-tjaranja kita hendak mentjoekoepi perintah Allah itoe sepandjang pengetahoean penoelis jang pitjik ini tjoema satoe, jaitoe: Kita mesti Bersatoe.
Bersatoelah dalam segala daja oepaja dan langkah kita, sebagaimana jg. diperintahkan oleh Allah Soebh. W.T. dan jang ditjontohkan oleh djoendjoengan kita Nabi Moehammad c.’a.s. Bersatoe oentoek mempertegoehkan oesaha dan kekoeatan kita. Pendek kata, kita haroes bersatoe lahir dan bathin, loear dan dalam, oentoek mempertegoehkan dan memperkoeatkan benteng kita, ialah Benteng Islam.
Tetapi, walaupoen demikian, masih djoega banjak di antara bangsa kita, intellekt dan tidak-intellekt jang masih soeka melalaikan dan melanggar perintah Allah itoe, Boektinja, antara lain2 ialah aksinja kaoem pengchianat bangsa dan agama (alias T.B.T.O) jang roepanja hendak melemahkan dan memboenoeh roeh kita, oemmat Islam, karena dalam ,,bewaranja” mereka itoe menoendjoekkan beberapa Qoer’an, jang moedah sekali mengikat dan menjesatkan orang2 jang ,,tergila-gila” karena itoe. Dalam choetbahnja dinjatakan soepaja kita toendoek ta’loek di dalam segala hal-ichwal kita, sebab kata mereka lebih djaoeh kalau kamoe maoe bergerak menoentoet kemerdikaan bangsa dan tanah air (apa lagi agama — S.M.K.), tentoelah kamoe akan masoek dalam teroengkoe (boei), meninggal anak isterimoe bertahoen-tahoen.... sehingga kamoe djatoeh dalam kemoedharatan dan keroesakan, padahal menoeroet perintah Allah kita ta’ boleh mendjatoehkan diri kita ke dalam keroesakkan, biar bagaimana poen djoega halnja, jaitoe menoeroet firman Allah dalam Qoer’an Soetji begini:
,,.....Wala toeelkoe bi-aidikoem ilattahloekah.....” jang ertinja: ,,......dan djanganlah mendjatoehkan dirimoe ke dalam keroesakan....”.
Sekianlah alasan merek itoe. Kalau kita tjoemah melihat selaloe lintas sadja dan tidak soeka mendalamkan fikiran kita dalam soe’al ini, nistjajalah kita akan terdjeroe-moeskan dalam gelombang kesesatan. Boekannja Firman, jang kita sangkal di sini, tetapi jang kita bantah ialah tjara2 mempergoenakan dan mentafsirkan ajat terseboet. Boekan Allah jang salah, karena di dalam nja (manoesia) menterdjamahkan dan mentafsir-kan itoe terlampau moedahlah terganggoe dan menoeroeti hawa-nafsoenja, ditjarinja jang enteng2 sadja, dipilihnja jang enak2 sadja djadi menoeroet kemaoean manoesia sadja.
Tjobalah sekarang kita koepas, bagaimanakah doedoeknja perkara jang sesoenggoeh soenggoehnja. Ajat ini tidak lengkap. Jang diambil tjoema jang di tengah-tengah sadja. Adapoen lengkapnja ajat itoe seperti berikoet: ,,Wa anfikoe fisabilillahi walatoelkoe bi-aidikoem ilattahloekahi wa ahsinoe; innallaha joehibboel moehsinina”. Ertinja kl.: ,,Dan belandjakanlah (segala jang ada pada kamoe) pada djalan Allah dan djanganlah mendjatoehkan dirimoe dalam keroesakan dan berboeatlah jang baik; sesoenggoehnja Allah berkasih akan orang2 jang berboeat baik.”
Menilik ma’na ajat ini, gampanglah kita dapat mengetahoei, apakah ertinja ,,keroesakan” itoe, jaitoe ,,jang tidak soeka membelandjakan (j. ada padanja) pada djalan Allah”, tidak soeka membela, mendjalankan dan mempertegoehkan perintah Allah dan Rasoeloellah dan jang tidak soeka mendjaoehi larangan2 Allah dan Rasoel-Nja. Djadi boekan karena ,,masoek boei” atau ,,tidak masoek boei”. Alasan ini tidak sekali kali akan melemahkan --apa lagi mendjatoehkan-- pendirian kita, bahkan malahan memperkoeatkan dan menjentausakannja. Begitoelah djoega alasan kaoem pengchianat dengan ,,dharoerat”, (ertinja: terpaksa S.M.K.) jang sama sekali salah memakainja, salah tempatnja, salah waktoenja dan salah mentafsirkannja.
Moedah2an dengan djalan ini ra’jat Indonesia djanganlah hendaknja sampai terboei matanja, tersesat dalam perdjalanannja dan achirnja dapat mendjalankan perintah Allah Jang Maha Agoeng hingga sesempoerna sempoernanja. Hai Toehan, toentoenlah kita pada djalan jang benar, dimana tiada kesalahan, dan perlindoengilah kita daripada ganggoean dan rintangan sjaithan jang terla’nat. Amin, Ja Rabbil’alamin!
Wassalam bil chair,
S.M. Kartosoewirjo
S.M.K., Siapa jang Tidak Setoedjoe dengan Kita, ialah Moesoeh Kita, Fadjar Asia, (9 Juli 1929)
Siapa jang Tidak Setoedjoe dengan Kita,
ialah Moesoeh Kita
Fadjar Asia, (9 Juli 1929)
ialah Moesoeh Kita
Fadjar Asia, (9 Juli 1929)
Di dalam toelisan kami jang baroe laloe, kami terangkan bahwa sebagian besar dari golongan "ondernemers" telah bergontjang dan sekarang dengan setjepat- tjepatnja menghimpoenkan kontjo2nja dan siapa sadja diantara bangsa Olanda jang ada di tanah air kita ini merasa sama keperloeannja dengan mereka itoe, dalam perhimpoenan "De Nederlandsche Club" jang toedjoeannja semata-mata ialah menghalang-halangi, merintangi dan meroesak pergerakan anak Indonesia.
Diteriak-teriakanlah oleh mereka itoe bahwa perkembangan pergerakan Ra'jat kita itoe tentoe meroesakkan keamanan dan ketentraman oemoem. Setiap anak Indonesia mengetahoei bahwa teriakan jang demikian itoe tjoema boeat menakoet-nakoeti Peme-rintah sadja agar soepaja Pemerintah soeka menjokong mereka itoe. Apakah teriakan itoe, berhasil?
Berapa besar hasilnja kita semoea mengetahoei, walaupoen boleh djadi wali Negeri tidak menjetoedjoei maksoed teriakan itoe, tetapi beberapa kepala2 negeri jang masing2nja menanggoeng keamanan dan ketentraman oemoem dalam daerahnja sendiri2 (ja'ni alasaan teroetama bagi mereka itoe boeat menolak perintah G.G., pada kalanja beliau ini ada berpendapatan lain) roepanja sama berlomba-lomba boeat menjenangkan kaoem ondernemers itoe. Kita mengetahoei, pada kalanja kepala2 negeri itoe tidak berboeat sedemikian tentoelah akan poetoes persobatannja dengan kaoem itoe, dan nanti hidoepnja tentoe tidak enak dan tidak senang.
Di sini perloe djoega diterangkan, bahwa kita semoea telah mengetahoei apakah ertinja berkembangnja dan sentausanja pergerakan Indonesia bagi kaoem "ondernemers" itoe. Tentang pergerakan kita, ja'ni "Partij Sarekat Islam Indonesia", kami jakin, bahwa P.S.I.I. tambah hari tambah baik teratoernja, tambah tebel barisannja, tambah besar kekoetannja, tambah sentausa imannja dan tidak lama lagi tentoe tersiarlah di seloeroeh Indonesia! Inilah kejakinan kami jang bersandar kepada kenjataan bahwa pergerakan P.S.I.I. itoe terdiri atas orang2 jang bewust, jang sadar kepada kewadjibannja terhadap kepada Allah bangsa dan tanah airnja. Setiap anak P.S.I. jang tinggal diam sadja, djadi sebagai anggauta perhimpoenan itoe tjoema dalam namanja sadja, atau jang bergerak keloear atas P.S.I., merasa dan jakinlah sendiri bahwa mereka itoe ada berdosa boekan sadja kepada partijnja tetapi djoega berdosa kepada Allah soebhanahoe wa Ta'ala.
Overtuiging (kejakinan) jang koeat ini, kejakinan jang sentausa ini adalah sebagai soeatoe soember kekoeatan jang tidak bisa dihabiskan. Keyakinan jang seroepa ini, jang orang djarang dapat dalam S.I. doeloe, tetapi jang sekarang ada pada setiap anak P.S.I. tentoe dan moesti meloehoerkan pergerakan kita. Marilah sekarang kita mentjoba menoendjoekkan roepanja reactie, jang teroetama ditoedjoekan kepada pergerakan kita dalam waktoe ini dan dalam waktoe jang akan datang. Walaupoen wali Negeri mengoemoemkan soeatoe kesanggoepan jang baik bagi pergerakan anak negeri, kami berani menentoekan, bahwa reactie itoe tidak akan mendjadi koerang tetapi sebaliknja.
Melihat kedjadian sampai waktoe ini jang dipentingkan oleh kaoem sana itoe ialah roesaknja, petjahnja badan permoefakatan P.P.P.K.I. Sebab apakah hal ini dipentingkan? Oemoem telah terkenal, bahwa moelai doeloe2 sampai sekarang ini politiek "divide et impera", politiek "verdeel en heersch" sangat besarlah hatsilnja, sangat moestadjablah goenanja. Dari pengaroehnja politiek ini, saudara memboenoeh saudaranja sendiri, kontjo memboenoeh kontjonja sendiri. Kemadjoean dari politiek ini soedah njata sekali, semoea pemerintah tanah djadjahan haroes bersoedjoed kepada politiek ini.
Sebagaimanakah sekarang kaoem sana itoe akan memetjah badan permoefakatan terseboet? Mengingat bahwa diantara perhimpoenan jang doedoek dalam badan permoefakatan itoe tjoema P.S.I. Indonesia dan P.N.I. sadja jang mempoenjai anggauta dalam bagaian ra'iat (di sini kami membedakan prijaji2 dan intellectueelen Indonesia dari Ra'iat Indonesia) maka daja oepaja dari kaoem reactie jang teroetama haroes dikerdjakan ialah pada choesoesnja memetjah tali keroekoenannja P.S.I. dan lain2 perhimpoenan jang doedoek dalam P.P.P.K.I.
Bagaimanakah bekerdjanja kaoem pemetjah itoe? Ja’ni dengan memoedji2 setinggi langit dari satoenja perhimpoenan dan menghinakan, memboesoek-boesoekkan lainnja perhimpoenan. Dengan mengingat, bahwa sebagian besar dari anggauta2nja kedoea perhimpoenan terseboet ialah orang2 jang tidak mengerti bahasa Ollanda dan tentoenja djoega tidak membatja s.k. Ollanda, maka dari itoe perboeatan2 kaoem pemetjah itoe dilakoekan dalam s.k. jang memakai bahasa Indonesia. Roepanja sampai sekarang tidak ada s.k. Tiong Hwa jang bisa dibikin perkakas oleh kaoem reactie itoe.
Siapakah jang soeka menerima oeang jang sangat manisnja dari kaoem pengroesak terseboet? Sampai ini hari soedah ada doea soerat chabar jang mendjadi perkakas kaoem itoe semata2 ja'ni "Bintang Timoer" di Betawi dan "Bahagia" di Semarang. Dan lagi djoega soedah ada doea orang jang menawar-nawarkan dirinja boeat mendjadi perkakas boeat mendjadi katjoeng2nja kaoem sana itoe. Kedoea orang ini ialah Sajoeti, Loebis dan Arga. Pendjilat Arga itoe sekarang mendjadi Generaal Agent dari s.k. Bahagia boeat Bandoengen Omstreke. Selamat zeg! Roepanja perboeatan jang seroepa itoelah ertinja asas "liberaal-nationalistisch" dari kedoea soerat chabar itoe of .... liberaal nationaal tjap "goela"?
Sekian doeloe toelisan kami tentang hal ini. Sebagai penoetoep dari toelisan ini kami harapkan pada siapa sadja diantara anak Indonesia jang sedjati jang toeroet membitjarakan perboeatan kaoem pengroesak terseboet di atas itoe, soepaja soeka memfikirkan jang dalam lebih doeloe dari apa jang akan dikeloearkan djangan sampai djaoeh penglihatannja, tjoema sama dengan pandjangnja hidoengnja sadja.
Ketahoeilah bahwa kaoem reactie itoe sama melakoekan soeatoe "speculatie" atas impulsieven aard van den Oosterling. Awas, Awaslah! Bagi saudara kami kaoem P.S.I.I., kami berseroe: Tahanlah kepala dingin! Kerdja-kerdjalah lebih radjin, lebih keras dan kemenangan tentoe ada pada kita! Amin.
Mirtam
Tentang doea soerat chabar "bangsa kita" jang mendjadi perkakasnja kaoem kapitalist itoe soedahlah tjoekoep kita bentangkan. Demikian poela tentang Miradja Sajoetie Loebis dan Arga en .... last not least Parada Harapan dan Joenoes. Ta' perloe kita oelangi lagi. Hanja di sini haroes kita terangkan, bahwa antara Bintang Timoer dan Drukkerij De Unie, ialah Drukkerij, jang menerbitkan soerat chabar (terompet "kaoem sana"). Java Bode namanja, adalah soeatoe perhoeboengan jang mengikat kedoea fihak. Bintang Timoer boleh dibilang Malaische Editie dari Java Bode. Begitoe djoega antara Bahagia dan De Locomotief di Semarang. Djadi kalau Bahagia dibandingkan (dinisbahkan) dengan Bintang Timoer adah seperti De Locomotief dengan Java Bode.
Pendek kedoea-doeanja "setali tiga oeang" atau "setalen tiloe baroe". Kedoea2nja perkakas reactie, jang dipergoenakan oleh madjikannja jang terselindoeng di belakang kébér (lajar) boeat menghantjoerkan pergerakan kita atau sekoerang-koerangnja goena mendjelekkan kita atau bagi memetjah barisan dan soesoenan kita.
Tetapi achirnja boekanlah kita kaoem pergerakan jang hantjoer karenanja, melainkan mereka (kaoem pengchianat) itoe sendirilah jang akan hantjoer lantaran jang diperboeatnja. Pertjajalah!!!
S.M.K
S.M. Kartosoewirjo, Berekor Pandjang (Pers dan Politiek), Fadjar Asia, (2 Juli 1929)
Berekor Pandjang (Pers dan Politiek)
Fadjar Asia, (2 Juli 1929)
Fadjar Asia, (2 Juli 1929)
Pada hari Sabtoe tanggal 22 Juni 1929 dalam F.A. (No 137) tatkala kita membalas toelisan ,,Pengchianat Hindia”, kepala ,,Binatang Tikoes”, jang bersarang di petjom-beran Krekot itoe dan mendjawab toelisan toean Maradja Sajoeti Loebis, tentang Bank Nasional Indonesia di Soerabaja itoe, soedahlah kita toeliskan soeatoe karangan jang antara lain adalah sebagai berikoet.
Bank ,,National”? katanja! Mana dia? O, barangkali bank di Soerabaja itoe jang dimaksoedkannja! Apa itoelah jang dinamakan ,,national”, jang ta’ lain melainkan bank setjara Barat, bank systeem tiroean, bank jang menjorong kita kearah persesatan, bank jang akan memperoleh hasil karena memoengoet rente, bank jang tidak dapat menolong ra’iat Indonesia oemoemnja dari pada kemiskinan dan kenistaan, bank jang hanja membantoe hidoepnja kapitalisme jang bersimerdjalala dalam tanah air kita ini, bank jang……Kalau itoe jang dimaksoedkan memang kita sedikit poen tidak bisa menaroeh persetoedjoean atasnja.
P.S.I. Indonesia bekerdja dengan kejakinan jang sepenoeh-penoehnja, boekan hantem-kromo sadja! Kalau beloem jakin soenggoeh akan kemanfaatannja, kalau beloem tahoe betoel2 menoeroet sjara’ Islam atau sekoerang2nja tidak melanggar sjara’ Islam,….maka P.S.I.Indonesia tidaklah bakal memoetoeskan dan akan mengerdjakannja.
Toelisan kita di atas menerbitkan keriboetan dalam kalangan golongan bangsa jang di Indonesia ini diseboet ,,kaoem kebangsaan” atau dengan perkataan asing ,,nationalisten”, ialah ,,nationalistan Indonesia”, jang berbasa Indonesia, berdarah Indonesia….Menggontjangkan seloeroeh kalangan kebangsaan Indonesia. Katanja! Mengharoe hati sekalian kaoem Nationnalist Indonesia, katanja! Mendidihkan darah… orang jang tidak setoedjoe dengan Islam, jang tidak soeka memeloek Islam, jang tidak soeka memeloek agama kita, agama jang Soetji, agama Kebangsaan Indonesia.
Tjobalah sekarang kita lihat soeara ,,Darmo Kondo” di Solo. Di antara adalah ter-tera sebagai di bawah ini:
..................Di atas kami berkata bahwa toelisan itoe meloekai sekali kebanjakan kaoem kebangsaan……Meskipoen P3.K.I. tidak mengingat asas dan pendirian dari pada perserikatan2 jang mendjadi anggotanja, sehingga perserikatan2 itoe masih leloeasa mendjalankan dan memegang tegoeh asas dan pendiriannja masing2, akan tetapi didalam P3.K.I. diadakan ketetapan, bahwa perserikatan2 itoe pada waktoe melakoekan asas dan pendiriannja haroes mendjaga, djangan sampai ada kedjadian soeatoe hal jang dikira akan mendatangkan perselisihan antara perserikatan2 itoe, hal ini collega S.M.K. tentoe tidak loepa djoega.
Sekarang beliau itoe sengadja menoelis sebagaimana terseboet diatas jang tidak sadja meloekai salah satoe dari perserikatan anggauta dari P3.K.I. segenapnja jang P.S.I., termasoek djoega didalamnja. Boleh djadi ketika P3.K.I. mendirikan bank Indonesia itoe P.S.I. tidak moefakat, tandanja P.S.I., adalah mempoenjai maksoed akan bank sendiri, jang dasar2nja berbeda-beda benar dengan dasar2 bank Indonesia. Kami bilang bagoes ! Lebih banjak bank Kebangsaan, tentoelah akan lebih sentausa kedoedoekan kita. Akan tetapi tidaklah seharoesnja, bahwa sedang beliau marah kepada collega P.H., laloe melanggar kesanggoepan kebangsaan, karena kesanggoepan terhadap kepada P3.K.I. kami pandang sebagai kesanggoepan kebangsaan, ialah mentjela salah satoe instelling dari pada P3.K.I. jang oemoemnja dipandang sebagai soeatoe badan jang bergoena oentoek bangsa dan tanah air kita.…………………
Lebih djaoeh dikatakan oleh redaksi ,,Darmo Kondo”’: Sebenarnja boekan sadja toelisan terseboet diatas, jang terdapat dalam F.A., jang dapat menjakitkan hati partai lainnja, ialah baik dengan toelisan pandjang maoepoen noot2nja, akan tetapi kita sengadja tidak memperhatikan hal itoe, karena kami lain dari pada mengemoedi dari soeatoe soerat kabar, djoega mendjadi anggauta dari salah satoe perserikatan jang mendjadi anggauta dari P.P.P.K.I. (Teroes terang, perhimpoenan B.O. ataukah P.N.I. Roepanja sangat boleh djadi B.O., jang hendaknja akan mempertinggikan ,,kultuur” dan ,,kebangsaan” Djawa. S.M.K.) memegang tegoeh dan menghargai barang apa jang telah ditetapkan oleh P3.K.I. teroetama kami ingat, bahwa kami telah diadoekan kepada rapat P3.K.I. oleh kaoem P.S.I., meskipoen boekan kami jang djatoeh salah, lagi mengingat djoega, kepoetoesan pertemoean antara anggauta P3.K.I. baroe ini terlaloe melebihi batas, sehingga kami terpaksa memboeat pertjampoeran ini.
Berhoeboeng dengan hal ini maka kami mendjadi ragoe2 dalam diri: Apakah seorang Indonesier jang bertabi’at demikian itoe termasoek dalam kaoem kebangsaan? Tentoe sadja kepala Binatang Tikoes di Krekot laloe mengatakan ,,ace-ce” tentang toelisan dalam D.K. itoe.
Kita ta’ heran sedikitpoen djoega. Karena memang P.H. cs, tidak setoedjoe dan tidak memeloek agama Islam. Itoelah sebabnja maka ia setoedjoe sama-,,sana”, tetapi tidak setoedjoe sama kita. Ta’ mengapa ! Sebab biarpoen dia (P.H. cs) setoedjoe dengan kita, barisan pergerakan kita tidak bertambah dan bila ia anti sama kita –jang menang soedah mestinja— kekoeatan dan ketegoehan kita ta’ nantinja akan berkoerang. Pendeknja dia bagi besar dan bagi ra’iat Indonesia oemoem bererti minus kebangsaan.
Kembali pada toelisan D.K. di atas, Kita dikatakan meloekai….Boleh djadi pisau atau parang soedah menjambit !……Perkara Bank ini collega dalam D.K. djangan loepa, bahwa ini boekan perkara asas, teristimewa boekan soeatoe fasal jang mendjadi sendi dari Permoefakatan P.P.P.K.Indonesia. Sebab bank ini boekan bank kepoenjaan P3.K.I. dan bekerdja djoega tidak atas nama P3.K.I.
Apakah patoet dan seharoesnja P3.K.I mesti merasa mendapat loeka2, sebagaimana jang dikatakan oleh collega dalam D.K.? Dan lagi P.S.I. berhak mengritiek jang sepenoeh-penoehnja. Kalau tidak pertjaja boleh tanja sama lain2 pemimpin jang mengoendjoengi konferensi P3.K.I. jang diadakan di Bandoeng dalam boelan December 1928 ! Tanjalah kepada Boeng Karno, mitsalnja.
Lebih landjoet collega dalam D.K. itoe bilang ,,Boleh djadi ketika P3.K.I. mendirikan bank Indonesia itoe……..”. Kita tanja: ,,Kapankah P3.K.I. mendirikan bank itoe?” Kalau seandenja Permoefakatan P3.K.I. soedah mendirikan bank itoe, tentoelah pemakaian nama P3.K.I tidak sah, sebab beloem sekalian anggautanja menjetoedjoei akan perdirian itoe, ertinja P.S.I.Indonesia tidak moefakat akan pendirian itoe! Satoe jang tidak moefakat soedah tjoekoep boeat membatalkan nama P3.K.I. lazimnja diseboet ,,persatoean” ja’ni ,,persatoean” jang ta’ mempoenjai tali boeat mengikat anggautanja –masih tetap bersifat ,,Federatief” dan tidak sekali2 bersifat ,,unitaristisch”, Pendek-pandjangnja memandang redaksi D.K. adalah sangat miring dan gandjil.
Achirnja collega dalam D.K. memberikan konklusienja (kepoetoesan pendapat-annja) jang beroepa rhetorische Vraag”, tegasnja pertanjaan jang ta’ perloe didjawab, lantaran dalam pertanjaan itoe soedahlah terkandoeng djawabannja, jaitoe: ,,Apakah seorang Indonesier jang bertabi’at demikian itoe termasoek dalam kaoem kebangsaan”?
Masih beloem djelas! Kaoem ,,kebangsaan” manakah jang toean maksoedkan itoe? Apakah kebangsaan menoeroet faham B.O. (Javaansch Nationalisme) atau P.N.I. (Indonesisch. Nationalisme Partij, Pan-Asiatisme) d.l.l. ? Kalau begitoe memang benar tebakan toean itoe, tegasnja kita tidak tergolong dalam kaoem kebangsaan B.O. P.N.I. d.l.l. Boektinja kita tidak memasoeki perhimpoenan2 itoe. Boekannja karena bentji, tetapi kita pandang tidak selaras dan sepadan dengan kejakinan jang ada dalam hati sanoebari kita dan tidak dapat ditjampoerkan darah kita jang mengalir di seloeroeh toeboeh kita, walau sehari diinjeksi 1000 kali sekali poen.
Kejakinan lain, faham lain dan keperloean kita poen tentoe berbeda2, tidak sama, tiak sedjenis, dan sematjam poela. Perbedaan inilah jang menimboelkan salah faham dan perselisihan...Kita ditoedoeh tidak termasoek dalam kalangan kebangsaan, jaitoe kebangsaan sepandjang oeraian dan kejakinan redaksi D.K. Baiklah, kita toeroetkan !
Tetapi red, D.K. djanganlah salah sangka, bahwa kita --djika soedah tidak tergolong dalam kaoem jang t. maksoed itoe-- lantas tidak mempoenjai kejakinan kebangsaan, rasa kebangsaan, dan perboeatan kebangsaan. Tjoema kebangsaan kita ada berlainan dengan toean poenja. Kebangsaan kita tak lain dan ta’ boekan, melainkan kebangsaan Islam semata2, kebangsaan jang tidak terikat oleh hawa nafsoe, kebangsaan jang loeas, kebangsaan tidak terbatas karena batas2 tanah kebangsaan jang bertali-talian, berikat-ikatan dan bernjam-njaman dengan persatoean Islam, kebangsaan boekan karena molek dan tjantiknja ,,Iboe” atau ,,Dewi” Indonesia,.. pendek kata kebangsaan kita ialah kebangsaan karena Allah. Djadi Nasionalisme kita adalah Nationalisme Lillahi Ta’ala.
Sekian tjoekoeplah karangan ini hendaknja, dan kita pandang ta’ perloe kita oeraikan ajat2 Qoeran jang bersinggoengan dengan kebangsaan, nationalisme dan persatoean kita. Islam itoelah sendi tiap2 kita gerak, langkah dan gerakan kita. Adapoen kita dikatakan ini dan itoe soenggoeh tidak sekali-kali akan dapat mengetjilkan hati kita!
Lihatlah riwajat Nabi kita Rasoeloellah, tatkala ia (Nabi Moehammad caw.) moela2 menggerakkan ra’jat bangsanja, menjoeroeh mereka itoe hanja bertoendoek ta’loek kepada Allah j. Esa, menjoeroeh mereka mendjalankan barang jang hak dan menjingkiri segala jang bathil. Ta’ loepoetlah ia dapat critiekan, penganiajaan, siksaan dan matjam2 kesoekaran, jang semoeanja itoe haroes dipikoel dan dideritanja, karena…. mendjalankan perintah Allah, membela dan berdjalan pada djalan jang benar.
Malah heran bin ‘adjaib, djika ada orang jang berboeat benar, dengan ta’ ditjatji maki dan diganggoe oleh orang2 jang berlainan asas dan toedjeoan dengannja. Begitoelah kedjadian2 dalam riwajat doenia, teroetama riwajat Islam. Pertjobaan dari Toehan inilah jang akan mendjadi oekoeran Iman dan Tauhid kita, sehingga manakah dalamnja. Djadi pertjobaan, kesoesahan, kritikan, halangan; rintangan d.l.l. sematjam itoe bagi kita hanjalah soeatoe oedjian sadja. S.M. Kartosoewirjo
S.M. Kartosoewirjo, Berekor Pandjang (Pers dan Politiek), Fadjar Asia, (2 Juli 1929)
Berekor Pandjang (Pers dan Politiek)
Fadjar Asia, (2 Juli 1929)
Pada hari Sabtoe tanggal 22 Juni 1929 dalam F.A. (No 137) tatkala kita membalas toelisan ,,Pengchianat Hindia”, kepala ,,Binatang Tikoes”, jang bersarang di petjom-beran Krekot itoe dan mendjawab toelisan toean Maradja Sajoeti Loebis, tentang Bank Nasional Indonesia di Soerabaja itoe, soedahlah kita toeliskan soeatoe karangan jang antara lain adalah sebagai berikoet.
Bank ,,National”? katanja! Mana dia? O, barangkali bank di Soerabaja itoe jang dimaksoedkannja! Apa itoelah jang dinamakan ,,national”, jang ta’ lain melainkan bank setjara Barat, bank systeem tiroean, bank jang menjorong kita kearah persesatan, bank jang akan memperoleh hasil karena memoengoet rente, bank jang tidak dapat menolong ra’iat Indonesia oemoemnja dari pada kemiskinan dan kenistaan, bank jang hanja membantoe hidoepnja kapitalisme jang bersimerdjalala dalam tanah air kita ini, bank jang……Kalau itoe jang dimaksoedkan memang kita sedikit poen tidak bisa menaroeh persetoedjoean atasnja.
P.S.I. Indonesia bekerdja dengan kejakinan jang sepenoeh-penoehnja, boekan hantem-kromo sadja! Kalau beloem jakin soenggoeh akan kemanfaatannja, kalau beloem tahoe betoel2 menoeroet sjara’ Islam atau sekoerang2nja tidak melanggar sjara’ Islam,….maka P.S.I.Indonesia tidaklah bakal memoetoeskan dan akan mengerdjakannja.
Toelisan kita di atas menerbitkan keriboetan dalam kalangan golongan bangsa jang di Indonesia ini diseboet ,,kaoem kebangsaan” atau dengan perkataan asing ,,nationalisten”, ialah ,,nationalistan Indonesia”, jang berbasa Indonesia, berdarah Indonesia….Menggontjangkan seloeroeh kalangan kebangsaan Indonesia. Katanja! Mengharoe hati sekalian kaoem Nationnalist Indonesia, katanja! Mendidihkan darah… orang jang tidak setoedjoe dengan Islam, jang tidak soeka memeloek Islam, jang tidak soeka memeloek agama kita, agama jang Soetji, agama Kebangsaan Indonesia.
Tjobalah sekarang kita lihat soeara ,,Darmo Kondo” di Solo. Di antara adalah ter-tera sebagai di bawah ini:
..................Di atas kami berkata bahwa toelisan itoe meloekai sekali kebanjakan kaoem kebangsaan……Meskipoen P3.K.I. tidak mengingat asas dan pendirian dari pada perserikatan2 jang mendjadi anggotanja, sehingga perserikatan2 itoe masih leloeasa mendjalankan dan memegang tegoeh asas dan pendiriannja masing2, akan tetapi didalam P3.K.I. diadakan ketetapan, bahwa perserikatan2 itoe pada waktoe melakoekan asas dan pendiriannja haroes mendjaga, djangan sampai ada kedjadian soeatoe hal jang dikira akan mendatangkan perselisihan antara perserikatan2 itoe, hal ini collega S.M.K. tentoe tidak loepa djoega.
Sekarang beliau itoe sengadja menoelis sebagaimana terseboet diatas jang tidak sadja meloekai salah satoe dari perserikatan anggauta dari P3.K.I. segenapnja jang P.S.I., termasoek djoega didalamnja. Boleh djadi ketika P3.K.I. mendirikan bank Indonesia itoe P.S.I. tidak moefakat, tandanja P.S.I., adalah mempoenjai maksoed akan bank sendiri, jang dasar2nja berbeda-beda benar dengan dasar2 bank Indonesia. Kami bilang bagoes ! Lebih banjak bank Kebangsaan, tentoelah akan lebih sentausa kedoedoekan kita. Akan tetapi tidaklah seharoesnja, bahwa sedang beliau marah kepada collega P.H., laloe melanggar kesanggoepan kebangsaan, karena kesanggoepan terhadap kepada P3.K.I. kami pandang sebagai kesanggoepan kebangsaan, ialah mentjela salah satoe instelling dari pada P3.K.I. jang oemoemnja dipandang sebagai soeatoe badan jang bergoena oentoek bangsa dan tanah air kita.…………………
Lebih djaoeh dikatakan oleh redaksi ,,Darmo Kondo”’: Sebenarnja boekan sadja toelisan terseboet diatas, jang terdapat dalam F.A., jang dapat menjakitkan hati partai lainnja, ialah baik dengan toelisan pandjang maoepoen noot2nja, akan tetapi kita sengadja tidak memperhatikan hal itoe, karena kami lain dari pada mengemoedi dari soeatoe soerat kabar, djoega mendjadi anggauta dari salah satoe perserikatan jang mendjadi anggauta dari P.P.P.K.I. (Teroes terang, perhimpoenan B.O. ataukah P.N.I. Roepanja sangat boleh djadi B.O., jang hendaknja akan mempertinggikan ,,kultuur” dan ,,kebangsaan” Djawa. S.M.K.) memegang tegoeh dan menghargai barang apa jang telah ditetapkan oleh P3.K.I. teroetama kami ingat, bahwa kami telah diadoekan kepada rapat P3.K.I. oleh kaoem P.S.I., meskipoen boekan kami jang djatoeh salah, lagi mengingat djoega, kepoetoesan pertemoean antara anggauta P3.K.I. baroe ini terlaloe melebihi batas, sehingga kami terpaksa memboeat pertjampoeran ini.
Berhoeboeng dengan hal ini maka kami mendjadi ragoe2 dalam diri: Apakah seorang Indonesier jang bertabi’at demikian itoe termasoek dalam kaoem kebangsaan? Tentoe sadja kepala Binatang Tikoes di Krekot laloe mengatakan ,,ace-ce” tentang toelisan dalam D.K. itoe.
Kita ta’ heran sedikitpoen djoega. Karena memang P.H. cs, tidak setoedjoe dan tidak memeloek agama Islam. Itoelah sebabnja maka ia setoedjoe sama-,,sana”, tetapi tidak setoedjoe sama kita. Ta’ mengapa ! Sebab biarpoen dia (P.H. cs) setoedjoe dengan kita, barisan pergerakan kita tidak bertambah dan bila ia anti sama kita –jang menang soedah mestinja— kekoeatan dan ketegoehan kita ta’ nantinja akan berkoerang. Pendeknja dia bagi besar dan bagi ra’iat Indonesia oemoem bererti minus kebangsaan.
Kembali pada toelisan D.K. di atas, Kita dikatakan meloekai….Boleh djadi pisau atau parang soedah menjambit !……Perkara Bank ini collega dalam D.K. djangan loepa, bahwa ini boekan perkara asas, teristimewa boekan soeatoe fasal jang mendjadi sendi dari Permoefakatan P.P.P.K.Indonesia. Sebab bank ini boekan bank kepoenjaan P3.K.I. dan bekerdja djoega tidak atas nama P3.K.I.
Apakah patoet dan seharoesnja P3.K.I mesti merasa mendapat loeka2, sebagaimana jang dikatakan oleh collega dalam D.K.? Dan lagi P.S.I. berhak mengritiek jang sepenoeh-penoehnja. Kalau tidak pertjaja boleh tanja sama lain2 pemimpin jang mengoendjoengi konferensi P3.K.I. jang diadakan di Bandoeng dalam boelan December 1928 ! Tanjalah kepada Boeng Karno, mitsalnja.
Lebih landjoet collega dalam D.K. itoe bilang ,,Boleh djadi ketika P3.K.I. mendirikan bank Indonesia itoe……..”. Kita tanja: ,,Kapankah P3.K.I. mendirikan bank itoe?” Kalau seandenja Permoefakatan P3.K.I. soedah mendirikan bank itoe, tentoelah pemakaian nama P3.K.I tidak sah, sebab beloem sekalian anggautanja menjetoedjoei akan perdirian itoe, ertinja P.S.I.Indonesia tidak moefakat akan pendirian itoe! Satoe jang tidak moefakat soedah tjoekoep boeat membatalkan nama P3.K.I. lazimnja diseboet ,,persatoean” ja’ni ,,persatoean” jang ta’ mempoenjai tali boeat mengikat anggautanja –masih tetap bersifat ,,Federatief” dan tidak sekali2 bersifat ,,unitaristisch”, Pendek-pandjangnja memandang redaksi D.K. adalah sangat miring dan gandjil.
Achirnja collega dalam D.K. memberikan konklusienja (kepoetoesan pendapat-annja) jang beroepa rhetorische Vraag”, tegasnja pertanjaan jang ta’ perloe didjawab, lantaran dalam pertanjaan itoe soedahlah terkandoeng djawabannja, jaitoe: ,,Apakah seorang Indonesier jang bertabi’at demikian itoe termasoek dalam kaoem kebangsaan”?
Masih beloem djelas! Kaoem ,,kebangsaan” manakah jang toean maksoedkan itoe? Apakah kebangsaan menoeroet faham B.O. (Javaansch Nationalisme) atau P.N.I. (Indonesisch. Nationalisme Partij, Pan-Asiatisme) d.l.l. ? Kalau begitoe memang benar tebakan toean itoe, tegasnja kita tidak tergolong dalam kaoem kebangsaan B.O. P.N.I. d.l.l. Boektinja kita tidak memasoeki perhimpoenan2 itoe. Boekannja karena bentji, tetapi kita pandang tidak selaras dan sepadan dengan kejakinan jang ada dalam hati sanoebari kita dan tidak dapat ditjampoerkan darah kita jang mengalir di seloeroeh toeboeh kita, walau sehari diinjeksi 1000 kali sekali poen.
Kejakinan lain, faham lain dan keperloean kita poen tentoe berbeda2, tidak sama, tiak sedjenis, dan sematjam poela. Perbedaan inilah jang menimboelkan salah faham dan perselisihan...Kita ditoedoeh tidak termasoek dalam kalangan kebangsaan, jaitoe kebangsaan sepandjang oeraian dan kejakinan redaksi D.K. Baiklah, kita toeroetkan !
Tetapi red, D.K. djanganlah salah sangka, bahwa kita --djika soedah tidak tergolong dalam kaoem jang t. maksoed itoe-- lantas tidak mempoenjai kejakinan kebangsaan, rasa kebangsaan, dan perboeatan kebangsaan. Tjoema kebangsaan kita ada berlainan dengan toean poenja. Kebangsaan kita tak lain dan ta’ boekan, melainkan kebangsaan Islam semata2, kebangsaan jang tidak terikat oleh hawa nafsoe, kebangsaan jang loeas, kebangsaan tidak terbatas karena batas2 tanah kebangsaan jang bertali-talian, berikat-ikatan dan bernjam-njaman dengan persatoean Islam, kebangsaan boekan karena molek dan tjantiknja ,,Iboe” atau ,,Dewi” Indonesia,.. pendek kata kebangsaan kita ialah kebangsaan karena Allah. Djadi Nasionalisme kita adalah Nationalisme Lillahi Ta’ala.
Sekian tjoekoeplah karangan ini hendaknja, dan kita pandang ta’ perloe kita oeraikan ajat2 Qoeran jang bersinggoengan dengan kebangsaan, nationalisme dan persatoean kita. Islam itoelah sendi tiap2 kita gerak, langkah dan gerakan kita. Adapoen kita dikatakan ini dan itoe soenggoeh tidak sekali-kali akan dapat mengetjilkan hati kita!
Lihatlah riwajat Nabi kita Rasoeloellah, tatkala ia (Nabi Moehammad caw.) moela2 menggerakkan ra’jat bangsanja, menjoeroeh mereka itoe hanja bertoendoek ta’loek kepada Allah j. Esa, menjoeroeh mereka mendjalankan barang jang hak dan menjingkiri segala jang bathil. Ta’ loepoetlah ia dapat critiekan, penganiajaan, siksaan dan matjam2 kesoekaran, jang semoeanja itoe haroes dipikoel dan dideritanja, karena…. mendjalankan perintah Allah, membela dan berdjalan pada djalan jang benar.
Malah heran bin ‘adjaib, djika ada orang jang berboeat benar, dengan ta’ ditjatji maki dan diganggoe oleh orang2 jang berlainan asas dan toedjeoan dengannja. Begitoelah kedjadian2 dalam riwajat doenia, teroetama riwajat Islam. Pertjobaan dari Toehan inilah jang akan mendjadi oekoeran Iman dan Tauhid kita, sehingga manakah dalamnja. Djadi pertjobaan, kesoesahan, kritikan, halangan; rintangan d.l.l. sematjam itoe bagi kita hanjalah soeatoe oedjian sadja. S.M. Kartosoewirjo
Fadjar Asia, (2 Juli 1929)
Pada hari Sabtoe tanggal 22 Juni 1929 dalam F.A. (No 137) tatkala kita membalas toelisan ,,Pengchianat Hindia”, kepala ,,Binatang Tikoes”, jang bersarang di petjom-beran Krekot itoe dan mendjawab toelisan toean Maradja Sajoeti Loebis, tentang Bank Nasional Indonesia di Soerabaja itoe, soedahlah kita toeliskan soeatoe karangan jang antara lain adalah sebagai berikoet.
Bank ,,National”? katanja! Mana dia? O, barangkali bank di Soerabaja itoe jang dimaksoedkannja! Apa itoelah jang dinamakan ,,national”, jang ta’ lain melainkan bank setjara Barat, bank systeem tiroean, bank jang menjorong kita kearah persesatan, bank jang akan memperoleh hasil karena memoengoet rente, bank jang tidak dapat menolong ra’iat Indonesia oemoemnja dari pada kemiskinan dan kenistaan, bank jang hanja membantoe hidoepnja kapitalisme jang bersimerdjalala dalam tanah air kita ini, bank jang……Kalau itoe jang dimaksoedkan memang kita sedikit poen tidak bisa menaroeh persetoedjoean atasnja.
P.S.I. Indonesia bekerdja dengan kejakinan jang sepenoeh-penoehnja, boekan hantem-kromo sadja! Kalau beloem jakin soenggoeh akan kemanfaatannja, kalau beloem tahoe betoel2 menoeroet sjara’ Islam atau sekoerang2nja tidak melanggar sjara’ Islam,….maka P.S.I.Indonesia tidaklah bakal memoetoeskan dan akan mengerdjakannja.
Toelisan kita di atas menerbitkan keriboetan dalam kalangan golongan bangsa jang di Indonesia ini diseboet ,,kaoem kebangsaan” atau dengan perkataan asing ,,nationalisten”, ialah ,,nationalistan Indonesia”, jang berbasa Indonesia, berdarah Indonesia….Menggontjangkan seloeroeh kalangan kebangsaan Indonesia. Katanja! Mengharoe hati sekalian kaoem Nationnalist Indonesia, katanja! Mendidihkan darah… orang jang tidak setoedjoe dengan Islam, jang tidak soeka memeloek Islam, jang tidak soeka memeloek agama kita, agama jang Soetji, agama Kebangsaan Indonesia.
Tjobalah sekarang kita lihat soeara ,,Darmo Kondo” di Solo. Di antara adalah ter-tera sebagai di bawah ini:
..................Di atas kami berkata bahwa toelisan itoe meloekai sekali kebanjakan kaoem kebangsaan……Meskipoen P3.K.I. tidak mengingat asas dan pendirian dari pada perserikatan2 jang mendjadi anggotanja, sehingga perserikatan2 itoe masih leloeasa mendjalankan dan memegang tegoeh asas dan pendiriannja masing2, akan tetapi didalam P3.K.I. diadakan ketetapan, bahwa perserikatan2 itoe pada waktoe melakoekan asas dan pendiriannja haroes mendjaga, djangan sampai ada kedjadian soeatoe hal jang dikira akan mendatangkan perselisihan antara perserikatan2 itoe, hal ini collega S.M.K. tentoe tidak loepa djoega.
Sekarang beliau itoe sengadja menoelis sebagaimana terseboet diatas jang tidak sadja meloekai salah satoe dari perserikatan anggauta dari P3.K.I. segenapnja jang P.S.I., termasoek djoega didalamnja. Boleh djadi ketika P3.K.I. mendirikan bank Indonesia itoe P.S.I. tidak moefakat, tandanja P.S.I., adalah mempoenjai maksoed akan bank sendiri, jang dasar2nja berbeda-beda benar dengan dasar2 bank Indonesia. Kami bilang bagoes ! Lebih banjak bank Kebangsaan, tentoelah akan lebih sentausa kedoedoekan kita. Akan tetapi tidaklah seharoesnja, bahwa sedang beliau marah kepada collega P.H., laloe melanggar kesanggoepan kebangsaan, karena kesanggoepan terhadap kepada P3.K.I. kami pandang sebagai kesanggoepan kebangsaan, ialah mentjela salah satoe instelling dari pada P3.K.I. jang oemoemnja dipandang sebagai soeatoe badan jang bergoena oentoek bangsa dan tanah air kita.…………………
Lebih djaoeh dikatakan oleh redaksi ,,Darmo Kondo”’: Sebenarnja boekan sadja toelisan terseboet diatas, jang terdapat dalam F.A., jang dapat menjakitkan hati partai lainnja, ialah baik dengan toelisan pandjang maoepoen noot2nja, akan tetapi kita sengadja tidak memperhatikan hal itoe, karena kami lain dari pada mengemoedi dari soeatoe soerat kabar, djoega mendjadi anggauta dari salah satoe perserikatan jang mendjadi anggauta dari P.P.P.K.I. (Teroes terang, perhimpoenan B.O. ataukah P.N.I. Roepanja sangat boleh djadi B.O., jang hendaknja akan mempertinggikan ,,kultuur” dan ,,kebangsaan” Djawa. S.M.K.) memegang tegoeh dan menghargai barang apa jang telah ditetapkan oleh P3.K.I. teroetama kami ingat, bahwa kami telah diadoekan kepada rapat P3.K.I. oleh kaoem P.S.I., meskipoen boekan kami jang djatoeh salah, lagi mengingat djoega, kepoetoesan pertemoean antara anggauta P3.K.I. baroe ini terlaloe melebihi batas, sehingga kami terpaksa memboeat pertjampoeran ini.
Berhoeboeng dengan hal ini maka kami mendjadi ragoe2 dalam diri: Apakah seorang Indonesier jang bertabi’at demikian itoe termasoek dalam kaoem kebangsaan? Tentoe sadja kepala Binatang Tikoes di Krekot laloe mengatakan ,,ace-ce” tentang toelisan dalam D.K. itoe.
Kita ta’ heran sedikitpoen djoega. Karena memang P.H. cs, tidak setoedjoe dan tidak memeloek agama Islam. Itoelah sebabnja maka ia setoedjoe sama-,,sana”, tetapi tidak setoedjoe sama kita. Ta’ mengapa ! Sebab biarpoen dia (P.H. cs) setoedjoe dengan kita, barisan pergerakan kita tidak bertambah dan bila ia anti sama kita –jang menang soedah mestinja— kekoeatan dan ketegoehan kita ta’ nantinja akan berkoerang. Pendeknja dia bagi besar dan bagi ra’iat Indonesia oemoem bererti minus kebangsaan.
Kembali pada toelisan D.K. di atas, Kita dikatakan meloekai….Boleh djadi pisau atau parang soedah menjambit !……Perkara Bank ini collega dalam D.K. djangan loepa, bahwa ini boekan perkara asas, teristimewa boekan soeatoe fasal jang mendjadi sendi dari Permoefakatan P.P.P.K.Indonesia. Sebab bank ini boekan bank kepoenjaan P3.K.I. dan bekerdja djoega tidak atas nama P3.K.I.
Apakah patoet dan seharoesnja P3.K.I mesti merasa mendapat loeka2, sebagaimana jang dikatakan oleh collega dalam D.K.? Dan lagi P.S.I. berhak mengritiek jang sepenoeh-penoehnja. Kalau tidak pertjaja boleh tanja sama lain2 pemimpin jang mengoendjoengi konferensi P3.K.I. jang diadakan di Bandoeng dalam boelan December 1928 ! Tanjalah kepada Boeng Karno, mitsalnja.
Lebih landjoet collega dalam D.K. itoe bilang ,,Boleh djadi ketika P3.K.I. mendirikan bank Indonesia itoe……..”. Kita tanja: ,,Kapankah P3.K.I. mendirikan bank itoe?” Kalau seandenja Permoefakatan P3.K.I. soedah mendirikan bank itoe, tentoelah pemakaian nama P3.K.I tidak sah, sebab beloem sekalian anggautanja menjetoedjoei akan perdirian itoe, ertinja P.S.I.Indonesia tidak moefakat akan pendirian itoe! Satoe jang tidak moefakat soedah tjoekoep boeat membatalkan nama P3.K.I. lazimnja diseboet ,,persatoean” ja’ni ,,persatoean” jang ta’ mempoenjai tali boeat mengikat anggautanja –masih tetap bersifat ,,Federatief” dan tidak sekali2 bersifat ,,unitaristisch”, Pendek-pandjangnja memandang redaksi D.K. adalah sangat miring dan gandjil.
Achirnja collega dalam D.K. memberikan konklusienja (kepoetoesan pendapat-annja) jang beroepa rhetorische Vraag”, tegasnja pertanjaan jang ta’ perloe didjawab, lantaran dalam pertanjaan itoe soedahlah terkandoeng djawabannja, jaitoe: ,,Apakah seorang Indonesier jang bertabi’at demikian itoe termasoek dalam kaoem kebangsaan”?
Masih beloem djelas! Kaoem ,,kebangsaan” manakah jang toean maksoedkan itoe? Apakah kebangsaan menoeroet faham B.O. (Javaansch Nationalisme) atau P.N.I. (Indonesisch. Nationalisme Partij, Pan-Asiatisme) d.l.l. ? Kalau begitoe memang benar tebakan toean itoe, tegasnja kita tidak tergolong dalam kaoem kebangsaan B.O. P.N.I. d.l.l. Boektinja kita tidak memasoeki perhimpoenan2 itoe. Boekannja karena bentji, tetapi kita pandang tidak selaras dan sepadan dengan kejakinan jang ada dalam hati sanoebari kita dan tidak dapat ditjampoerkan darah kita jang mengalir di seloeroeh toeboeh kita, walau sehari diinjeksi 1000 kali sekali poen.
Kejakinan lain, faham lain dan keperloean kita poen tentoe berbeda2, tidak sama, tiak sedjenis, dan sematjam poela. Perbedaan inilah jang menimboelkan salah faham dan perselisihan...Kita ditoedoeh tidak termasoek dalam kalangan kebangsaan, jaitoe kebangsaan sepandjang oeraian dan kejakinan redaksi D.K. Baiklah, kita toeroetkan !
Tetapi red, D.K. djanganlah salah sangka, bahwa kita --djika soedah tidak tergolong dalam kaoem jang t. maksoed itoe-- lantas tidak mempoenjai kejakinan kebangsaan, rasa kebangsaan, dan perboeatan kebangsaan. Tjoema kebangsaan kita ada berlainan dengan toean poenja. Kebangsaan kita tak lain dan ta’ boekan, melainkan kebangsaan Islam semata2, kebangsaan jang tidak terikat oleh hawa nafsoe, kebangsaan jang loeas, kebangsaan tidak terbatas karena batas2 tanah kebangsaan jang bertali-talian, berikat-ikatan dan bernjam-njaman dengan persatoean Islam, kebangsaan boekan karena molek dan tjantiknja ,,Iboe” atau ,,Dewi” Indonesia,.. pendek kata kebangsaan kita ialah kebangsaan karena Allah. Djadi Nasionalisme kita adalah Nationalisme Lillahi Ta’ala.
Sekian tjoekoeplah karangan ini hendaknja, dan kita pandang ta’ perloe kita oeraikan ajat2 Qoeran jang bersinggoengan dengan kebangsaan, nationalisme dan persatoean kita. Islam itoelah sendi tiap2 kita gerak, langkah dan gerakan kita. Adapoen kita dikatakan ini dan itoe soenggoeh tidak sekali-kali akan dapat mengetjilkan hati kita!
Lihatlah riwajat Nabi kita Rasoeloellah, tatkala ia (Nabi Moehammad caw.) moela2 menggerakkan ra’jat bangsanja, menjoeroeh mereka itoe hanja bertoendoek ta’loek kepada Allah j. Esa, menjoeroeh mereka mendjalankan barang jang hak dan menjingkiri segala jang bathil. Ta’ loepoetlah ia dapat critiekan, penganiajaan, siksaan dan matjam2 kesoekaran, jang semoeanja itoe haroes dipikoel dan dideritanja, karena…. mendjalankan perintah Allah, membela dan berdjalan pada djalan jang benar.
Malah heran bin ‘adjaib, djika ada orang jang berboeat benar, dengan ta’ ditjatji maki dan diganggoe oleh orang2 jang berlainan asas dan toedjeoan dengannja. Begitoelah kedjadian2 dalam riwajat doenia, teroetama riwajat Islam. Pertjobaan dari Toehan inilah jang akan mendjadi oekoeran Iman dan Tauhid kita, sehingga manakah dalamnja. Djadi pertjobaan, kesoesahan, kritikan, halangan; rintangan d.l.l. sematjam itoe bagi kita hanjalah soeatoe oedjian sadja. S.M. Kartosoewirjo
S.M.K., Perbandingan, Fadjar Asia, (7 Juli 1929)
Perbandingan
Fadjar Asia, (7 Juli 1929)
Fadjar Asia, (7 Juli 1929)
Sengadja membabi-boeta, sengadja menoetoep mata dan telinga. Hatinja poen ta' terboeka poela. Soeara orang jang ta' peka. Boetakan kita P.S.I. Indonesia. Inilah sifat moenafiq poela.
Bagaimana rioehnja orang membentangkan perkara P.S.I. Indonesia dan betapa orang tjoba2 hendak menelah (meramalkan) kedjadian2 jang beloem pernah kedjadian, pada zaman ini tidaklah asing lagi.
Kita masih ingat bagaimana pendapatan redaksi B.T. berhoeboeng dengan "Mededeeling van de Regeering omtrent enkele onderwerpen van algemeene belang" tentang P.S.I. Indonesia dan kita mengetahoei poela, bagaimana pendapatan t. Maradja Sajoeti Loebis. Kedoea-doeanja sama tjapnja, sama haloean, tetapi kebenaran masih djaoeh dari pada segala hasil otak djoeroe noedjoem itoe.
Ada lagi satoe - "voor loopig" satoe sadja jang kita katakan di sini - soerat chabar jang semerk dengan B.T. sependapatan sehaloean, seasas, setoedjoean dan sederadjat "Bahagia" namanja. Katanja asasnja djoega "liberaal nationastisch".... Tetapi bagaimana boektinja.
Membentji kepada agama Islam, teristimewa kepada Partij Sarekat Islam jang selaloe didjelek-djelekkan, dinodai d.l.l. soepaja djatoeh deradjatnja. Sedang partij lain2 senantiasa dipoedji2 dan dipertinggikan sampai habis2an dan dibelanja sampai mati2an, walaupoen --demikianlah hatinja-- mereka beloem atau tidak tergolong dalam kalangan itoe, djadi pendapatannja seakan2 onpartijdig, 'adil, ertinja tidak memfihak kesana kemari.
Tetapi kita jakin dengan sejakin2nja bahwa kendati bagaimana djoega hebatnja fitnahan, chianat atau toedoehan. Tjahaja Islam tambah lama kelihatannja tambah terang benderang pergerakan Islam makin lama makin madjoe. Memang soedah didjandjikan oleh Allah Soebhanahoe Wa Ta'ala dalam KitabNja jang maksoednja k.l. :
"Mereka itoe hendak memadamkan Tjahaja Ilahi dengan moeloetnja dan tidaklah Allah memperkenankan perboeatan mereka (pengchianat2) itoe, melainkan boeat menjempoernakan Tjahaja Ilahi, walaupoen orang2 jang tidak pertjaja (kepada Allah, ja'ni kaoem fasik) tidak soeka." (S. Taubat; 32)
Demikianlah kejakinan kita jang ditegoehkan dengan kenjataan jang ta' dapat disangkal lagi akan kebenarannja.
Maka kita sekarang melihat, apakah jang diotjèhkan oleh s.ch. di Semarang itoe (Bahagia) jang sefaham dan sedasar dengan B.T. di Krekot. Dalam hoofdartikel toean Arga antara lain2 menoelis:
Studieclub di Soerabaja, akan dapat bagian dari lotery Jang Sengle, tetapi roepanja S.I. jang kebanjakan berkaok itoe, hanja berkaok sadja, tidak mempoenjai arti bagaimana Studieclub berdjasa lebih dari pada S.I. tentang hal terseboet di atas. Kita tak bergoena berkaok-kaok, tetapi bekerdja jang berfaedah oentoek keperloean bangsa dan tanah air.
Kaoem P.S.I. Indonesia dikatakan "banjak bitjara, tetapi tidak ada ertinja"! Baiklah kalau toean Arga begitoe kejakinannja! Kita ada lain kejakinan dan oekoeran! Biarlah Indonesische Studier Club di Soerabaja di poedji2 dan P.S.I. didjelek-djelekkan. Tetapi sedikitpoen harga P.S.I. Indonesia tidak toeroen kalau jang tjatji itoe tjoema orang "se-Arga" sadja. Perboeatan jang sematjam ini boleh diibaratkan seperti "Soeara garang boeloe djara" atau dalam bahasa Belanda "Holle vaten klinken het hartst."
Toean Arga banjak bitjara tetapi apakah jang soedah diperboeat oleh toean itoe jang bermanfa'at bagi ra'iat Indonesia? Sampai ini waktoe kita beloem mendengar apa2. Lagi satoe. Dalam soerat chabar terseboet itoe djoega adalah tertampak satoe karangan t. Pawiro jang berkepala "Dood Vonnis" atau dalam bahasa Indonesianja: "Hoekoeman Mati". Antara lain2 adalah ditoeliskan:
P.S.I. perloe, apakah tidak ? P.S.I. Maut ! Hidoeplah P.S.I. Inilah seroean kita, sebab di mana pendoedoek Indonesia kebanjakan memeloek agama Islam perloe pengikatan dari soeatoe partij ke-Islaman. Moehammadijah apakah beloem tjoekoep?
P.S.I. haroes berdiri tegoeh memadjoekan sjari'at Moehammadijah menoentoeni kepada kebatinan ke-Islaman Moehammadijah dengan tiada ada P.S.I. akan meroeboehkan Islam, toeroen deradjatnja mendjadi soeatoe agama jang tiada dihargai orang P.S.I. dengan tiada ada Moehammadijah akan moendoerkan merdika gerak mentjapai deradjat berdjadjar dengan lain-lain kebangsaan
Dan dalam penoetoep karangan itoe toean P. Menoelis:
Congres P.S.I. jang pengabisan
Sepoelangnja partileider H.A. Salim dengan lekas diadakan congres penoetoep, menjerahkan perserikatan pada pimpinan baroe. Nama S.I. soedah tidak disoekai orang, maka perloe sekali diganti, oempama Partai Islam Indonesia.
Demikianlah boenji tjeritera itoe. Djoeroe noedjoem moelai menjatakan penela-hannja (ramalannja), moelai mengira2 barang jang beloem kedjadian moelai menebak teka-teki...Memang begitoelah pekerdjaan goeroe noedjoem. Kalau tidak salah ja benar? Jang soedah njata sekarang ini ialah bahwa penelahan itoe moelai awal sampai achirnja bohong semata-semata.
Djoeroe noedjoem mesti berani menanggoeng roegi dan sebagai manoesia jang bersifat lemah poen ia bisa membikin kesalahan. Apa jang dimaksoedkan oleh djoeroe noedjoem itoe bagi kita boekan pertanjaan lagi. Mereka hendak menghalang-halangi pergerakan kita, karena tidak soeka sama agama Islam. Biarlah mereka berboeat begitoe, Allah jang kelak akan menggandjar atas perboeatan mereka jang baik dan akan menjiksanja bila mereka melakoekan kedjahatan.
Partij Sarekat Islam Indonesia tetap mendjalankan apa jang termaktoeb dalam asasnja. Sedikitpoen ta' ada ragoe2 jang dikandoengnja. Partij Sarekat Islam Indonesia berkejakinan kita oemmat Islam Indonesia, jang terdiri dari pada sebagian besar ra'jat Indonesia, mesti bergerak dalam lapangan politiek dan lain2 djalan menoeroet sebagaimana jang diperintahkan oleh Allah jang Esa.
Bergerak oentoek menoentoet hak2 kita jang soedah hilang itoe! Bergerak boeat memperbaiki nasib kita! Bergerak bagi ra'iat dan tanah air! Bergerak goena mentjapai "kemerdekaan kebangsaan Indonesia." Lagi poela P.S.I. Indonesia jang berkejakinan, bahwa oemmat Islam Indonesia tidak bisa tinggi deradjatnja, bila ia tidak soeka oesaha dan ichtiar dengan sekoeat-koeatnja, mengingat Firman Toehan dalam Soerah Ra'ad ajat 11, jang boenjinja sebagai berikoet, ‘(Innalloha joeghajjiroe ma biqaumin hatta joeghajjiroe ma bianfoesihim)’ ertinja : Allah ta' nanti (akan) mengoebah keadaan (nasib) sesoeatoe kaoem (golongan manoesia), melainkan djika mereka itoe telah mengoebah keadaan mereka itoe sendiri".
Moedah2an karangan jang sependek ini dapat memberi bantoean pemandangan boeat keperloean oemoem, teroetama bagi orang2 jang terikat dalam lingkoengan P.S.I. Indonesia adanja.
S.M.K.
S.M. Kartosoewirjo, Halangan P.M.I. Solo, Fadjar Asia, (28 Juni 1929)
Halangan P.M.I. Solo
Fadjar Asia, (28 Juni 1929)
Fadjar Asia, (28 Juni 1929)
Sebagaimana soedah diketahoei oleh sekalian pembatja, maka selang beberapa boelan jang laloe di Solo (Soerabaja) telah dilahirkan soeatoe perhimpoenan pemoeda2 Islam jang semata2 bersendikan kepada Islam dan bermaksoed hendak mempeladjari Islam hingga setinggi-tingginja dan melakoekan segala perintah2 Toehan sampai sesempoerna-sesempoernanja serta mentjegah dan mendjaoehkan diri dp. segala apa jang dilarang oleh Islam, agama kita jang soetji itoe, Saudara moeda jang baroe lahir itoe diberi nama P.M.I. ialah singkatan dari perkataan: Pemoeda Moeslimin Indonesia.
Kita mengoetjap sjoekoer Alhamdoelillah, bahwa pemoeda2 kita di Solo telah insjaf daan sadar akan dirinja. Insjaf akan kewadjiban terhadap kepada agamanja. Insjaf akan kewadjiban terhadap kepada tanah airnja. Insjaf akan kewadjiban terhadap kepada bangsa dan ra'iatnja. Keinsjafan kesadaran itoe diiringkan dengan perboeatan2 jang lajak dan patoet, sebagai mana haroesnja.
Pemoeda2 kita moelai menempoeh djalan jang ditoedjoenja, moelai memboeka soeara di depan oemoem, moelai menggerakkan sekalian anggautanja, moelai menimboen-nimboen kekoeatan jang ada padanja, moelai memperkokoh kejakinan dan kepertjajaannja....Semoeanja bagi tanah toempah darah kita, bagi ra'iat dan bangsa kita, teroetama goena agama kita, agama Islam, jang mendjadi dasar hidoep kita sehari-hari dan jang kita tjintai itoe.
Tetapi apa malang? Beloem ada seboelan perhimpoenan pemoeda2 itoe dilahirkan di permoekaan boemi ini, maka datanglah bentjana, timboellah rintangan, halangan dan chianat. Dengan pendek tentang penangkapan lid2 P.M.I. tjabang Solo itoe telah diwartakan dalam si Tjantik Fadjar Asia ini. dari salah seorang pembantoe kita di sana kita menerima chabar antara lain2 sebagai berikoet:
Djika kita menilik perchabaran2, bahwa regeering akan mengembalikan keper-tjajaan ra'iat, adalah membikin dingin hati kita karena ada pengharapan jang nanti kesedihan2 dan kesoekaran2 jang menghalang-halangi, kemadjoean kita ini akan berkoerang-berkoerang.
Akan tetapi pengharapan tinggal pengharapan sadja, bahkan kedjadian jang sekali-kali tidak kita harapkan dan tiada kita nanti2kan itoe kadang2 mentjoengoel sebagai jang lagi kedjadian di Solo pada baroe2 ini, waktoe P.M.I. di Solo sangat bertjita2, soepaja lid2nja mendjalankan perintah2 Islam soenggoeh2 dan kemoedian bisa mendjadi orang Moeslimin jang sedjati, jaitoe dalam dadanja penoeh Iman dan 'ilmoe jang disertai dengan perboeatan jang sesoeai dengannja.
Pembatja! Soenggoehpoen Pemoeda, Moeslim Indonesia, [P.M.I.] di kota itoe (di Solo) beloem beroemoer toea, tetapi tjita2nja sangatlah besar, terlebih2 boeat keperloean bangsa dan wathannja jang tertjinta. Memang pengharapan P.M.I., jang pertama2 ialah soepaja agama Islam tersiar dan berkembang dan P.M.I. dapat membantoe keras dalam hal itoe.
Oleh karena itoe P.M.I. Solo memoetoeskan akan mengadakan cursus2 tentang agama 'Imoe oemoem dan beladjar pidato, agar soepaja kelak di dalam praktij djangan seperti orang boeta berdjalan dalam kegelapan dan dapat membikin keroegian lain golongan atau terdjeroemoes kelobang2 jang akan bisa menjoesahkan dirinja. Akan tetapi baroe sadja diadakan cursus tiga kali dan beladjar pidato satoe kali jang semoeanja tadi dilakoekan dalam ledenvergadering. Tiap2 lid haroes membawa bewljslid maatschap dan pada waktoe itoe tentoelah tidak ada polisi atau orang jang berpakaian tjara polisi hadir, melainkan semoea itoe leden sadja. Tiba2 tiga orang pembitjara dalam ledenvergadering terdakwa telah "melanggar".... dalam pidatonja, sehingga ada 10 leden jang lantas diperiksa polisi boeat ditarik mendjadi saksi dengan tidak diperkenankan poelang dan kemana2 diiringkan polisi, ada jang satoe hari satoe malam, ada jang doea hari doea malam dan ada poela jang tiga hari tiga malam. (Roepa2nja lid2 itoe tidak di tahan dalam "hotel pro deo". S.M.K.).
Jang sangat memberatkan hati itoe ialah sesoedah bakal saksi2 diperiksa dan tidak boleh poelang, maka paginja ada lima orang jang dipotret dengan tanda "kominis", padahal pemoeda2 tadi tidak kenal seloek-beloeknja kominis, dan empat dari 5 lima orang jang dipotret tadi dipoelangkan ke negeri (Madjalengka) dengan menanggoeng kesedihan jang ta' terhingga karena anak-anak tadi masih sangat ingin menambah pengetahoeannja, apa lagi memang mereka itoe masih doedoek dalam bangkoe sekolah. Adapoen voorzitternja kabarnja akan dipoelangkan. Dalam hal jang demikian itoe kita hanja mengharap pertolongan Allah sadja moga2 lekas padamlah. Demikianlah maksoed dan isi berita jang sampai pada kita. Di mana2 tempat boekan boeatan hebat dan besarnja rintangan jang mengenai pergerakan kita.
P.S.I. Indonesia ta' soetji dari pada ganggoean dan chianat. Lihatlah kedjadian2 di Djawa Timoer, di Celebes, di Djawa-Barat dan jang achir ini di Betawi poen demikian poela halnja. Ditoedoeh dan disangkanja pergerakan kita pergerakan kominis, pergerakan jang hendaknja bisa membahajai dan mengganggoe keamanan dan ketertiban oemoem. Dikiranja kalau2 pergerakan kita akan membawa bentjana bagi kaoem jang berkoeasa. Dirasakannja, djangan2 P.S.I.I. akan membikin hoeroe-hara, kekatjauan dan kekaloetan...
Djangankan P.S.I.I., sedang anak2nja, seperti S.L.A.P. dan P.M.I. sadja poen men-dapat ganggoean jang seolah-olah keloear dari batas, lebih dari mestinja. Membikin pergerakan dihalang-halangi, mengadakan vergadering dikatakan ini dan itoe! Meng-adakan pertemoean poen diintai-intai poela. Ditangkap, ditahan dan didjebloskan diteroengkoe, dan perkara.... belakang, katanja. Memang begitoelah nasib kita anak djadjahan! Kesedjahteraan dan keamanan djaoeh dari pada kita! Oentoeng malanglah jang kita dapat! Boekan perkara jang loear biasa, melainkan kedjadian jang sematjam itoe ialah kedjadian jang biasa. Soenggoeh2 tidak mengherankan kita mendapat rintangan dan halangan!
Riwajat doenia menjatakan, bagaimana Nabi kita Moehammad ç.'a.w. menderita kehinaan, tjatji makian, bentjana d.l.l. dp. orang2 jang ta' soeka dan ta' setoedjoe dengan Rasoeloellah dan agama Islam. Semoeanja itoe bagi kita kaoem pergerakan hanjalah soeatoe oedjian, sehingga mana ketegoehan Iman kita dan dalam dan kekokohan Tauhid kita dan lagi kesetiaan kita terhadap kepada agama kita, agama Islam. Tidak perloe kita takoet2, tidak perloe kita ingkar dari pendirian kita, malahan berdosalah mereka jang berlakoe demikian itoe. Boektinja. Firman Toehan ‘(Ja ajoehan nnaasoe 'ittaqoe rabbakoem)’ ertinja: "Hai manoesia, takoetlah akan Toehanmoe!!!
Djanganlah kita perdoeli kepada orang2 jang sengaja atau tidak sengadja (sebagai perkaks) merintangi, menghalang-halangi dan berchianat kepada kita, sebab mereka itoe toch tidak akan mendengar nasehat jang baik , tidak akan dapat penerangan tjahja Ilahi dan hatinja poen tertoetoep poela boeat memahamkan jang haq - Sifatnja orang2 jang demikian itoe soedah diterangkan dan dinjatakan oleh Allah dalam KitabNja jang soetji, Al-Qoer-anoel Hakim, jaitoe ‘(‘oemmoen, boekmoen ‘oemjoen fahoem la jardji'oen),’ ertinja: "( Mereka itoe adalah orang2 jang pekak (bedeg, Dj.), bisoe (tidak pandai berkata) dan boeta)." Dan lagi ‘(‘oemmoen, boekmoen ‘oemjoen fahoen la ja'qiloen),’ maksoednja; "(Mereka itoe adalah orang2 jang pekak (doengoe), bisoe dan boeta dan tidak ber'aqal).
Demikianlah sifat2 reaksi itoe. Biarpoen mereka itoe mempoenjai telinga, tetapi tidak mendengar perkataan jang baik; mempoenjai mata tidak melihat barang jang loeroes, dan mempoenjai hati tidak koeasa memikirkan dan memfahamkan barang jang haq.
Boekan kewadjiban kita menjoeroeh mereka itoe toeroet sama kita, sebab djika Allah menghendaki, maka melihat, mendengar dan mengerti mereka itoe! Kewadjiban kita ialah hanja meneroeskan oesaha kita, melandjoetkan ichtiar kita oentoek menoedjoe dan mentjapai segala apa jang senantiasa mendjadi kenang-kenangan kita itoe. Insja Allah semoeanja itoe akan dapat kita peroleh, djika kita melakoekan kewadjiban (terhadap kepada Allah Soebh. W.T.) dan beriman soenggoeh, teroetama kalau kita mengingat djandjinja dalam Qoer’an, jang boenjinja sebagai berikoet: (Faman ja'mal minaç çaalihaati wa hoewa moe'minoen fala koefraana lisa'jihi), ertinja: Barang siapa melakoekan kewadjiban (ja'ni kewadjiban setjara Islam) dan ia moe'min (betoel2 orang jang pertjaja -beriman kepada Allah), (maka) tidaklah nanti ditjoema-tjoemakan oesahanja.
Lagi poela Toehan soedah mendjandjikan, bahwa kita akan memperoleh keme-nangan, djika kita soenggoeh2 mendjalankan perintah2Nja dan menjingkiri segala larangannja dan tidaklah kita dibolehkan berwas-was (berketjil hati) dan bersoesah.
Sebeloem kita menoetoep karangan kita jang pendek ini, maka terlebih doeloe kita memperingatkan kepada saudara2 pemoeda disana, moedah2an tetaplah Imannja dan teballah Tauhidnja. Sebab hanja dengan djalan jang demikian itoelah kita dapat memperoleh barang apa jang kita maksoedkan. Dan sebaliknja, djika kita ta' menetapi djandji2 kita terhadap kepada Toehan, tegasnja ingkar dari kewadjiban kita tersesatlah kita dan terselindoeng dalam kaboet jang gelap goelita.
Agama kita mesti madjoe, tinggi dan moelia! Itoelah jang kita tjita2kan. Kita hidoep atas dasar Islam dan kita mati poen atas Islam djoega. Inilah pedoman kita.
S.M. Kartosoewirjo
S.M.K., Memang Koerang Adjar! (Patoet Diadjar), Fadjar Asia, (25 Juni 1929)
Memang Koerang Adjar! (Patoet Diadjar)
Fadjar Asia, (25 Juni 1929)
Sebagaimana kita soedah mengetahoei, maka P.H. adalah seorang pendjilat pantat, tidak sadja terhadap kepada kaoem imperialist dan kapitalist, tetapi djoega kepada pergerakan atau perkoempoelan, baik jang soedah njata2 reaksionnair maoepoen jang tidak, jang masih boetoeh djilatan si P.H.......Memang begitoelah sifat dan tabi'at P.H. alias kepala Binatang Tikoes jang berkandang di bawah petjomberan Krekot itoe. Sifat lainnja, jang menoendjoekkan akan kemanoesiaan dari keoetamaannja, tidak dapat ditjari dan tidak dapat dan dapat.... Manoesia tjoema dalam lahirnja, dalam kerongkongannja sadja, tetapi segala jang ada di dalamnja tidaklah dapat menjatakan jang dia ialah "manoesia". Boekti tidak koerang, malahan kelebihan.
Djawaban toelisan kita hari Saptoe menjebabkan kemarin ia menoelis dalam korannja. Sesoedah ia mendjoendjoeng tinggi dan menjatakan persetoedjoeannja kepada "bank" national di Soerabaja itoe dan setelah mengeritik pendirian kita akan hal itoe, maka dalam karangan itoe antara lain2 adalah ditoeliskan:
.........., bank national jang soedah mengoempoelkan kapitaal f. 110.000,- kontant dan akan sedia f. 500.000,- poela. Sekarang kita menanja: manakah pekerdjaan P.S.I. Karto?...... manakah sekolahan P.S.I. jang boleh diketengahkan?
Sekian oejar abang P.H. Djangankan mengerti, sedangkan niat atau tanda2 jang menoendjoekkan, bahwa dia kira2 bisa mengerti sadja poen tidak tertampak. Kalau kelak diadakan perlombaan tentang kegoblogan dan ketjoerangan, tentoelah abang PH akan memegang record jang paling tinggi. Tetapi kalau ada perlombaan lain2nja abang P.H. boleh tinggal di dapoer sadja atau tidoer di tempat kandangnja dan boleh mimpi semaoe-maoenja .... sampai djemoe.
P.H. tidak setoedjoe dengan pendirian kita....Baiklah!! Ta' ada keberatan sedikitpoen djoega!!! Biar P.H. setoedjoe, biar tidak setoedjoe, biar marah2 biar tidak, setitik poen bagi kita ta' ada harganja, teroetama kalau kita pandang dengan katja mata ..... nationaal, nistjaja harganja P.H. tidak tjoema NOEL jang besar sadja, tetapi negatief .....Djadi P.H. kalau ditimbang dengan neratja national harganja tidak lebih daripada....x, tidak bisa sampai noel, apalagi sampai menandjak...x.
P.H. boleh fikir sendiri akan kenjataan jang tidak dapat disangkal lagi itoe. Kalau abang P.H. beloem mengerti atau koerang mengerti boleh beladjar, doeloe 'ilmoe perhitoengan (mathesis), baik jang rendah (lagere wiskunde) maoepoen jang pertengahan (middelbear wiskunde) atau jang tinggi (thoogere wiskunde). Bila dengan djalan ini P.H. beloem djoega mengerti, kita persilahkan mentjari djalan lain.
Adapoen pertanjaan abang P.H. tentang sekolah P.S.I. sebetoelnja ta' perloe kita balas, sebab walaupoen dia soedah mengetahoei akan hal itoe, tidak djoega pengetahoean itoe akan bisa bermanfa'at baginja. Dan lagi memang tidak perloe mema-merkan (memperlihatkan) harta benda kita di medan ramai jang ada pada kita. P.H. boleh menjelidiki sendiri dalam afdeeling-afdeeling PSI Indonesia, jang mempoejai lid berpoeloeh-poeloeh riboe orang.
Seboeah roemah sekolah seperti kepoenjaan PSI Indonesia tjabang Madjalaja sadja soedah didirikan dengan memakan ongkos koerang lebih lima poeloeh riboe roepiah......
Lima poeloeh riboe roepiah ....Boekannja dari orang lain, boekanja hasil dari perboekaan kepada kaoem kemodalan atau kaoem koeasa d.l.s.b., melainkan ialah hasil daja-oepaja kita sendiri, akibat dari perboeatan kita sendiri, pendeknja semoeanja itoe dari koeasa kita sendiri. Beloem sekolah jang lainnja di berbagai-bagai afdeeling.
Tentang pekerdjaan PSI Indonesia (tidak plus Karto, tetapi karena Kodrat Iradat Allah Soebhanahoe wa Ta'ala) roepanja ta' perloe djoega kita rawaikan pandjang-lebar. Masih ingatkah P.H. kedjadian bala kelaparan di Trenggalek pada waktoe sebeloem lahirnja Studieclub di Soerabaja dan P.N.I. jang kamoe kemoekakan dan kamoe pertinggikan sampai setinggi langit itoe?? Kalau masih ingat, siapakah jang membela bentjana jang menimpa dengan hebatnja ra'iat dalam daerah terseboet??
PSI Indonesia (doeloe S.I.) boekan? Apakah P.H. akan memoengkiri peristiwa jang soedah njata ini? Siapakah jang membantras (memerangi) erfpacht di Ranau (Goenoeng Seminoeng), jang meroegikan pendoedoek di sitoe sampai bermiljoen-miljoen roepiah ....... beloem keroegian rohani jang haroes ditanggoengnja? Siapakah jang membela ra'iat Lampoeng (Kota Boemi) dari pada perboeatan sewenang-wenang jang dilakoeklan oleh kaoem kapitalis? Berapa joeta roepiahkah keroegian benda pendoedoek itoe? Berapakah banjaknja keroegian boedi jang haroes dideritanja??? Berapa poeloeh kampoenglah djoemlahnja orang2 jang teroesir dari daerah itoe, tanah asal, tanah warisan itoe? Siapakah jang teroetama membela pendoedoek daerah itoe??? Tahoekah P.H.??
Kalau tidak tahoe, tentoelah tahoe, ketjoeali...... kalau P.H. tidak soeka (pandai) mempergoenakan mata, telinga dan segala pantja-indranja. Djika tidak boeta, tidak toeli tentoelah tahoe akan hal itoe. Jang kita soentingkan di atas itoe hanja satoe doea peristiwa sadja dapat menoendjoekkan bahwa PSI bekerdja keras boeat ra'iat, bangsa dan tanah air kita Indonesia. Membela ra'iat jang boetoeh (perloe) kepada kita, ja'ni ra'jat jang papa dan miskin ini. Siapakah jang membangoenkan ra'iat Indonesia dari pada tidoernja (matinja) kebangsaan (Nationale dood) jang soedah berlakoe berpoeloeh, ja beratoes-ratoes tahoen itoe? Siapakah jang moela2 mendjoendjoeng deradjat ra'iat dari pada loempoer perhinaan kebangsaan? Siapakah jang moela menjoesoen-njoesoen ra'iat Indonesia rapat2 boeat menoedjoe dan mentjapai tjita-tjita jang tinggi dan moelia itoe, ialah kemerdekaan kebangsaan Indonesia? Kalau mata P.H. tidak boeta? Kalau telinga P.H. tidak toeli? Kalau hati P.H. bisa (pandai) memahamkan? Kalau otak P.H. sehat?
Nistjajalah P.H. akan tidak dapat memoengkiri dan membantah segala pekerdjaan P.S.I. Indonesia jang telah disaksikan oleh doenia itoe. Memang koerang adjar!!! Dari itoe patoet djoega diadjar dan diberi peladjaran!!! Lain2 pekerdjaan P.S.I. Indonesia ta' perloe kita oeraikan lagi? Kita toenggoe. S.M.K.
Fadjar Asia, (25 Juni 1929)
Sebagaimana kita soedah mengetahoei, maka P.H. adalah seorang pendjilat pantat, tidak sadja terhadap kepada kaoem imperialist dan kapitalist, tetapi djoega kepada pergerakan atau perkoempoelan, baik jang soedah njata2 reaksionnair maoepoen jang tidak, jang masih boetoeh djilatan si P.H.......Memang begitoelah sifat dan tabi'at P.H. alias kepala Binatang Tikoes jang berkandang di bawah petjomberan Krekot itoe. Sifat lainnja, jang menoendjoekkan akan kemanoesiaan dari keoetamaannja, tidak dapat ditjari dan tidak dapat dan dapat.... Manoesia tjoema dalam lahirnja, dalam kerongkongannja sadja, tetapi segala jang ada di dalamnja tidaklah dapat menjatakan jang dia ialah "manoesia". Boekti tidak koerang, malahan kelebihan.
Djawaban toelisan kita hari Saptoe menjebabkan kemarin ia menoelis dalam korannja. Sesoedah ia mendjoendjoeng tinggi dan menjatakan persetoedjoeannja kepada "bank" national di Soerabaja itoe dan setelah mengeritik pendirian kita akan hal itoe, maka dalam karangan itoe antara lain2 adalah ditoeliskan:
.........., bank national jang soedah mengoempoelkan kapitaal f. 110.000,- kontant dan akan sedia f. 500.000,- poela. Sekarang kita menanja: manakah pekerdjaan P.S.I. Karto?...... manakah sekolahan P.S.I. jang boleh diketengahkan?
Sekian oejar abang P.H. Djangankan mengerti, sedangkan niat atau tanda2 jang menoendjoekkan, bahwa dia kira2 bisa mengerti sadja poen tidak tertampak. Kalau kelak diadakan perlombaan tentang kegoblogan dan ketjoerangan, tentoelah abang PH akan memegang record jang paling tinggi. Tetapi kalau ada perlombaan lain2nja abang P.H. boleh tinggal di dapoer sadja atau tidoer di tempat kandangnja dan boleh mimpi semaoe-maoenja .... sampai djemoe.
P.H. tidak setoedjoe dengan pendirian kita....Baiklah!! Ta' ada keberatan sedikitpoen djoega!!! Biar P.H. setoedjoe, biar tidak setoedjoe, biar marah2 biar tidak, setitik poen bagi kita ta' ada harganja, teroetama kalau kita pandang dengan katja mata ..... nationaal, nistjaja harganja P.H. tidak tjoema NOEL jang besar sadja, tetapi negatief .....Djadi P.H. kalau ditimbang dengan neratja national harganja tidak lebih daripada....x, tidak bisa sampai noel, apalagi sampai menandjak...x.
P.H. boleh fikir sendiri akan kenjataan jang tidak dapat disangkal lagi itoe. Kalau abang P.H. beloem mengerti atau koerang mengerti boleh beladjar, doeloe 'ilmoe perhitoengan (mathesis), baik jang rendah (lagere wiskunde) maoepoen jang pertengahan (middelbear wiskunde) atau jang tinggi (thoogere wiskunde). Bila dengan djalan ini P.H. beloem djoega mengerti, kita persilahkan mentjari djalan lain.
Adapoen pertanjaan abang P.H. tentang sekolah P.S.I. sebetoelnja ta' perloe kita balas, sebab walaupoen dia soedah mengetahoei akan hal itoe, tidak djoega pengetahoean itoe akan bisa bermanfa'at baginja. Dan lagi memang tidak perloe mema-merkan (memperlihatkan) harta benda kita di medan ramai jang ada pada kita. P.H. boleh menjelidiki sendiri dalam afdeeling-afdeeling PSI Indonesia, jang mempoejai lid berpoeloeh-poeloeh riboe orang.
Seboeah roemah sekolah seperti kepoenjaan PSI Indonesia tjabang Madjalaja sadja soedah didirikan dengan memakan ongkos koerang lebih lima poeloeh riboe roepiah......
Lima poeloeh riboe roepiah ....Boekannja dari orang lain, boekanja hasil dari perboekaan kepada kaoem kemodalan atau kaoem koeasa d.l.s.b., melainkan ialah hasil daja-oepaja kita sendiri, akibat dari perboeatan kita sendiri, pendeknja semoeanja itoe dari koeasa kita sendiri. Beloem sekolah jang lainnja di berbagai-bagai afdeeling.
Tentang pekerdjaan PSI Indonesia (tidak plus Karto, tetapi karena Kodrat Iradat Allah Soebhanahoe wa Ta'ala) roepanja ta' perloe djoega kita rawaikan pandjang-lebar. Masih ingatkah P.H. kedjadian bala kelaparan di Trenggalek pada waktoe sebeloem lahirnja Studieclub di Soerabaja dan P.N.I. jang kamoe kemoekakan dan kamoe pertinggikan sampai setinggi langit itoe?? Kalau masih ingat, siapakah jang membela bentjana jang menimpa dengan hebatnja ra'iat dalam daerah terseboet??
PSI Indonesia (doeloe S.I.) boekan? Apakah P.H. akan memoengkiri peristiwa jang soedah njata ini? Siapakah jang membantras (memerangi) erfpacht di Ranau (Goenoeng Seminoeng), jang meroegikan pendoedoek di sitoe sampai bermiljoen-miljoen roepiah ....... beloem keroegian rohani jang haroes ditanggoengnja? Siapakah jang membela ra'iat Lampoeng (Kota Boemi) dari pada perboeatan sewenang-wenang jang dilakoeklan oleh kaoem kapitalis? Berapa joeta roepiahkah keroegian benda pendoedoek itoe? Berapakah banjaknja keroegian boedi jang haroes dideritanja??? Berapa poeloeh kampoenglah djoemlahnja orang2 jang teroesir dari daerah itoe, tanah asal, tanah warisan itoe? Siapakah jang teroetama membela pendoedoek daerah itoe??? Tahoekah P.H.??
Kalau tidak tahoe, tentoelah tahoe, ketjoeali...... kalau P.H. tidak soeka (pandai) mempergoenakan mata, telinga dan segala pantja-indranja. Djika tidak boeta, tidak toeli tentoelah tahoe akan hal itoe. Jang kita soentingkan di atas itoe hanja satoe doea peristiwa sadja dapat menoendjoekkan bahwa PSI bekerdja keras boeat ra'iat, bangsa dan tanah air kita Indonesia. Membela ra'iat jang boetoeh (perloe) kepada kita, ja'ni ra'jat jang papa dan miskin ini. Siapakah jang membangoenkan ra'iat Indonesia dari pada tidoernja (matinja) kebangsaan (Nationale dood) jang soedah berlakoe berpoeloeh, ja beratoes-ratoes tahoen itoe? Siapakah jang moela2 mendjoendjoeng deradjat ra'iat dari pada loempoer perhinaan kebangsaan? Siapakah jang moela menjoesoen-njoesoen ra'iat Indonesia rapat2 boeat menoedjoe dan mentjapai tjita-tjita jang tinggi dan moelia itoe, ialah kemerdekaan kebangsaan Indonesia? Kalau mata P.H. tidak boeta? Kalau telinga P.H. tidak toeli? Kalau hati P.H. bisa (pandai) memahamkan? Kalau otak P.H. sehat?
Nistjajalah P.H. akan tidak dapat memoengkiri dan membantah segala pekerdjaan P.S.I. Indonesia jang telah disaksikan oleh doenia itoe. Memang koerang adjar!!! Dari itoe patoet djoega diadjar dan diberi peladjaran!!! Lain2 pekerdjaan P.S.I. Indonesia ta' perloe kita oeraikan lagi? Kita toenggoe. S.M.K.
S.M.K., Boekan Oekoeran Kita, Fadjar Asia, (24 Juni 1929)
Boekan Oekoeran Kita
Fadjar Asia, (24 Juni 1929)
Pada hari Djoem'at j.b.l. dalam roeangan soerat chabar kita ini telah kita moeatkan soeatoe karangan boeat mendjawab karangan P(enjiar), P(erchabaran), P(alsoe) alias soerat chabar si Krekot jang maksoednja semata2 hendak menjiar-njiarkan berita2 palsoe oentoek mengaboei mata orang pembatjanja. Dalam karangan itoe (jang berkepala "'Alamat Perpisahan") ternjatalah, bagaimana sikap jang kita ambil terhadap kepada P.H., kepala "Binatang Tikoes" jang bersoedoeng di petjomberan Krekot itoe.
Tetapi roepanja P.H. memang berkepala batoe dan berotak oedang tidak mengerti kalau dikatakan begitoe sadja, atau memang sengadja tidak soeka mengerti akan toelisan kita itoe, tidak soeka mendengar soeara jang kita katakan itoe dan tidak soeka mempergoenakan matanja boeat melihat mana barang jang benar (haq) dan mana jang salah. Pantjaindra P.H. soenggoeh tidak tjoekoep boeat mengoekoer barang sesoeatoe dan menetapkan perbedaan antara barang jang salah dan jang benar. Semoeanja itoe kita soedah ma'loem entah sedikit entah banjak ....
Dia soedah kekoerangan boekti, tidak dapat memperoleh alasan boeat memperlin-doengi dirinja, tidak mendapat djalan boeat membela dirinja, pendek kata P.H. pada waktoe ini kelam kaboet, sehingga.... tidak bisa mendjawab toelisan kita itoe, sebagai-mana mestinja, tetapi memakai alasan lain, boeat....membersihkan diri dp. kotoran jang melekat padanja dan menghilangkan penjakit jang menghinggapi dirinja .... Ibarat tjatjing kepanasan.... P.H. boleh tjari "obat" sendiri.... sebab dokter ta' sanggoep menjemboehkannja. Tidak dapat alasan tentoelah lompat dengan setjepat-tjepatnja, tetapi segala salto mortale jang diperboeat oleh P.H. akan kita ikoeti.
Dalam soerat chabarnja jang keloear hari Saptoe dia memberi pepandangan tentang diri saja (boekan mendjawab toelisan saja). Jang maksoednja ta' lain melainkan membesarkan dirinja sendiri dan menghina orang lain, jang tidak berhaloean dan sefaham dengan dia.... Antara lain2 dalam karangannja jang berkepala "Karto Tawakkal" itoe adalah tertera.
.... kita berterima kasih atas ini pengadjaran (ja'ni sesoedah ia mengoetip ajat-ajat jang kita toeliskan dalam karangan kita jang terdahoeloe, S.M.K.) agama dari itoe abang Kjai Kartosoewirjo, jang ta' lama lagi barangkali akan pergi poela ke Mekkah sebagai kawan-kawannja.
Kita ta' perloe akan ramalan (penelahan), P.H., ta' boetoeh akan doa P.H., ta' perloe memperhatikan akan pengharapan P.H...... pendek kata segala apa jang keloear dari moeloet atau peroet P.H. itoe ta' perloe kita fikir-fikirkan. Kalau didjoemlah semoeanja itoe harganja beloem ada sepeser merah....
Bila Allah Soebhanahoe wa Ta'ala memberi anoegerah dan koeasa kepada kita boeat mendjalankan roekoen Islam jang kelima itoe, maka berdjalanlah kita ke Tanah jang Soetji itoe .... dengan tidak bersangkoetan dengan teriakan-teriakan orang2 di Krekot itoe sedikit poen djoea. Lebih koerang adjar lagi dia (P.H.) mengatakan.
Karto jang sekarang tawakkal di bawah pohon kajoe itoe pernah melamar pekerdjaan Redacteur Bintang Timoer....
Dari manakah kepala Binatang Tikoes itoe memperoleh berita jang semata-mata bohong dan palsoe itoe? Apalah itoe semoeanja tjoema impian Pengchianat Hindia sadja, ataukah .... Wallahoe 'alam.
Kepala Binatang Tikoes boleh tinggal tidoer njenjak di kandangnja jang terselip di petjomberan Krekot dan boleh djoega memimpi sampai habis-habisan....Toch dia nanti akan dapat roti dari madjikannja. Itoelah dia poenja oeroesan. Saja katakan melamar pekerdjaan pada Bintang Timoer sebagai Redacteur katanja. Chabar ini bohong semata-mata, moelai dari oedjoengnja sampai pangkalnja. Djangankan melamar pekerdjaan atau datang di kantor B.T., sedang mengindjak halaman Bintang Timoer sadja poen saja beloem pernah. Lihatlah apa jang terseboet di bawah ini.
Tjengkir jèn tjengkirô, Djamboe kloetoek baè mêntah, Mikir jèn mikirô, Kêpêtok (ketemoe) baè moentah.
Kita tahoe, P.H. boekan seorang.... jang bisa mengerti apa jang tertera di atas, sebab dia boekan orang jang pandai bahasa Djawa maksoednja ta' lain melainkan. Djangan soeka kepada dia (P.H.) ketemoe dengan dia sadja poen soedah moentah .... Kalau tidak moentah, sedikit-sedikitnja ja enggan....
Toelisan ini kita toetoep sekian doeloe, sebab ta' perloe kita pandjang-pandjangkan. S.M.K.
Fadjar Asia, (24 Juni 1929)
Pada hari Djoem'at j.b.l. dalam roeangan soerat chabar kita ini telah kita moeatkan soeatoe karangan boeat mendjawab karangan P(enjiar), P(erchabaran), P(alsoe) alias soerat chabar si Krekot jang maksoednja semata2 hendak menjiar-njiarkan berita2 palsoe oentoek mengaboei mata orang pembatjanja. Dalam karangan itoe (jang berkepala "'Alamat Perpisahan") ternjatalah, bagaimana sikap jang kita ambil terhadap kepada P.H., kepala "Binatang Tikoes" jang bersoedoeng di petjomberan Krekot itoe.
Tetapi roepanja P.H. memang berkepala batoe dan berotak oedang tidak mengerti kalau dikatakan begitoe sadja, atau memang sengadja tidak soeka mengerti akan toelisan kita itoe, tidak soeka mendengar soeara jang kita katakan itoe dan tidak soeka mempergoenakan matanja boeat melihat mana barang jang benar (haq) dan mana jang salah. Pantjaindra P.H. soenggoeh tidak tjoekoep boeat mengoekoer barang sesoeatoe dan menetapkan perbedaan antara barang jang salah dan jang benar. Semoeanja itoe kita soedah ma'loem entah sedikit entah banjak ....
Dia soedah kekoerangan boekti, tidak dapat memperoleh alasan boeat memperlin-doengi dirinja, tidak mendapat djalan boeat membela dirinja, pendek kata P.H. pada waktoe ini kelam kaboet, sehingga.... tidak bisa mendjawab toelisan kita itoe, sebagai-mana mestinja, tetapi memakai alasan lain, boeat....membersihkan diri dp. kotoran jang melekat padanja dan menghilangkan penjakit jang menghinggapi dirinja .... Ibarat tjatjing kepanasan.... P.H. boleh tjari "obat" sendiri.... sebab dokter ta' sanggoep menjemboehkannja. Tidak dapat alasan tentoelah lompat dengan setjepat-tjepatnja, tetapi segala salto mortale jang diperboeat oleh P.H. akan kita ikoeti.
Dalam soerat chabarnja jang keloear hari Saptoe dia memberi pepandangan tentang diri saja (boekan mendjawab toelisan saja). Jang maksoednja ta' lain melainkan membesarkan dirinja sendiri dan menghina orang lain, jang tidak berhaloean dan sefaham dengan dia.... Antara lain2 dalam karangannja jang berkepala "Karto Tawakkal" itoe adalah tertera.
.... kita berterima kasih atas ini pengadjaran (ja'ni sesoedah ia mengoetip ajat-ajat jang kita toeliskan dalam karangan kita jang terdahoeloe, S.M.K.) agama dari itoe abang Kjai Kartosoewirjo, jang ta' lama lagi barangkali akan pergi poela ke Mekkah sebagai kawan-kawannja.
Kita ta' perloe akan ramalan (penelahan), P.H., ta' boetoeh akan doa P.H., ta' perloe memperhatikan akan pengharapan P.H...... pendek kata segala apa jang keloear dari moeloet atau peroet P.H. itoe ta' perloe kita fikir-fikirkan. Kalau didjoemlah semoeanja itoe harganja beloem ada sepeser merah....
Bila Allah Soebhanahoe wa Ta'ala memberi anoegerah dan koeasa kepada kita boeat mendjalankan roekoen Islam jang kelima itoe, maka berdjalanlah kita ke Tanah jang Soetji itoe .... dengan tidak bersangkoetan dengan teriakan-teriakan orang2 di Krekot itoe sedikit poen djoea. Lebih koerang adjar lagi dia (P.H.) mengatakan.
Karto jang sekarang tawakkal di bawah pohon kajoe itoe pernah melamar pekerdjaan Redacteur Bintang Timoer....
Dari manakah kepala Binatang Tikoes itoe memperoleh berita jang semata-mata bohong dan palsoe itoe? Apalah itoe semoeanja tjoema impian Pengchianat Hindia sadja, ataukah .... Wallahoe 'alam.
Kepala Binatang Tikoes boleh tinggal tidoer njenjak di kandangnja jang terselip di petjomberan Krekot dan boleh djoega memimpi sampai habis-habisan....Toch dia nanti akan dapat roti dari madjikannja. Itoelah dia poenja oeroesan. Saja katakan melamar pekerdjaan pada Bintang Timoer sebagai Redacteur katanja. Chabar ini bohong semata-mata, moelai dari oedjoengnja sampai pangkalnja. Djangankan melamar pekerdjaan atau datang di kantor B.T., sedang mengindjak halaman Bintang Timoer sadja poen saja beloem pernah. Lihatlah apa jang terseboet di bawah ini.
Tjengkir jèn tjengkirô, Djamboe kloetoek baè mêntah, Mikir jèn mikirô, Kêpêtok (ketemoe) baè moentah.
Kita tahoe, P.H. boekan seorang.... jang bisa mengerti apa jang tertera di atas, sebab dia boekan orang jang pandai bahasa Djawa maksoednja ta' lain melainkan. Djangan soeka kepada dia (P.H.) ketemoe dengan dia sadja poen soedah moentah .... Kalau tidak moentah, sedikit-sedikitnja ja enggan....
Toelisan ini kita toetoep sekian doeloe, sebab ta' perloe kita pandjang-pandjangkan. S.M.K.
S.M. Kartosoewirjo, Penjiar Perchabaran Palsoe, Fadjar Asia, (22 Juni 1929)
Penjiar Perchabaran Palsoe
Fadjar Asia, (22 Juni 1929)
Fadjar Asia, (22 Juni 1929)
Sebagaimana kita masih ingat, maka boeat pers poetih mempoenjai tjap patent, ja’ni Pers Poetih Pembohong jang singkatannja: P3. Sekarang kita tjetak lagi soeatoe etiket special boeat ,,Bintang Timoer”, jaitoe Penjiar Perchabaran Palsoe, jang sing-katannja djoega P3.
P3. (poetih) sama P3. Maid in Krekot. Kedoea-doeanja sama sadja, setali tiga oeang, setali tiloe baroe atau sepitjis empat gobang. Sifat dan maksoed serta toedjoeannja setitik poen ta’ ada bedanja. Tjoema jang satoe ,,poetih” (boekan ,,poetih moeloes”, tetapi ,,poetih lapisan”) jang lainnja ,,blorok”, mempoenjai warna dan djenisnja jang berbagai-bagai! Kedoea-doeanja menggojangkan kepala. ,,Tjahaja” kedoea-doeanja menjilaukan mata……Maka pada masa jang achir2 ini dalam Penjiar Perchabaran Palsoe (P3) tertampaklah beberapa berita jang maksoednja hendak mendjatoehkan deradjat kita, deradjat kaoem Islam pada oemoemnja, teroetama deradjat P.S.I. Indonesia, baik dengan sedikit terang2 maoepoen dengan sindiran. Ma’loemlah kita, bagaimana sikap petiga itoe terhadap pergerakan kita. Memang hendaknja akan meratjoen pergerakan kita, terlebih-lebih P.S.I. Indonesia.
Djalannja? Mempertinggikan perhimpoenan lainnja, dan…Mendjilat kepada kaoem kapitalist. Boekannja kaoem kapitalist jang boetoeh akan dia, perloe memakai dia, melainkan dialah (P.H.) jang mengemis-ngemis kepada kaoem kemodalan itoe, soepaja didjadikan boedaknja, soepaja didjadikan alat-perkakasnja…boeat memerangi pergerakan politiek kebangsaan Indonesia oemoem.
Roepanja kaoem kapitalist mendengar dan melihat ratap tangis serta air mata P.H. itoe, laloe mempoenjai ,,belas-kasihan” dan kemoedian diberilah kepadanja, apa jang soedah lama dimohon-mohonkan itoe. Lihatlah apa jang tersadjikan dalam s. ch. Tiga-pe itoe. Antara lain2 seperti di bawah ini:
Peroebahan ini nanti akan mendjadikan toean2 Tjokroaminoto dan H.A. Salim tidak lagi actief dalam pergerakan P.S.I. itoe, tetapi akan memegang sadja pimpinan oemoem dari belakang. Mereka akan bekerdja di belakang lajar, dan jang pegang tali kemoedi dari P.S.I. dan sekalian tjabang jang bertali dengan itoe akan diserahkan ke tangan pemoeka-pemoeka jang moeda2, jang bisa tjotjok dengan keadaan masa sekarang.
Boekan soeatoe rahasia lagi, meski bagaimana kerasnja pekerdjaan dan daja-oepaja toean2 Soerjopranoto menahan kelemahan P.S.I., dengan berbagai-bagai daja-oepaja, mengadakan ini dan itoe dalam badan P.S.I. tetapi haroes diakoei bahwa semangkin lama semangkin tidak bererti gerakan itoe, sampai pemerintah menganggap P.S.I. itoe tak ada djiwanja lagi.
Dia orang poenja gerakan tentang Bank makin lama makin padam seperti lampoe minjak tanah kekoerangan minjak dan ditioep angin poela! Sampai diam! Selain dari itoe kemadjoean P.N.I. dengan dia poenja administratie jang beres, dengan dia poenja pemimpin2 jang moeda dan tangkas, roepanja sangat menarik hati beberapa anggauta P.S.I. hingga mereka sendiri poen ingin melihat jang gerakannja poen diinjectie poela oentoek kemoedaannja.
Kedatangannja toean Dr. Soekiman pada gerakan ini, dengan lantas sebagai dokter, membawa pisau operatie, tahoe ia apa jang paling dahoeloe mesti dipotong. Itoelah dengan pendiriannja departement van Financien, akan mengoeroes sekalian hal ichwal keoeangan partij itoe, jang selama ini meski tiada hendak ditoedoehkan kesasar ke kantong orang, tetapi terlaloe terpoedji oeroesan oeang poen tentoelah tidak tentang kebersannja.
Dr. Soekiman madjoe lebih djaoeh dalam bagian itoe, hingga maoe tidak maoe, sekalian atoeran-atoeran lama mesti dipotong, diganti dengan tjara baroe. Ini ada berpengaroeh pada semangat moeda dari gerakan itoe. Lagi poela soedah sekalian lama dalam badan P.S.I. diadakan cursus oentoek pemoeda-pemoeda dan ledennja, dan mempoenjai poela voorpost, seperti Pemoeda Moeslim Indonesia, jang kalau soedah agak toea sedikit soepaja memasoekan badan P.S.I.
Dengan adanja cursus mereka itoe, sekian lama soedah tentoelah poela ada jang soedah patoet menjeboetkan diri kemoeka oentoek menggantikan tempatnja orang2 toea jang tadinja berdiri dimoeka sekali, tetapi soedah patoet berhenti atau doedoek sadja dibelakang sebagai djoeroe penasehat.
Sepandjang pendengaran kita itoe, malah toean-toean H. Tjokroaminoto dan H. A. Salim soedah pernah bitjarakan itoe, tatkala t. Salim hendak berangkat ke Europah, roepa-roepanja mereka itoe poen soedah djoega sadar, bahwa soedah dekat temponja akan mereka mengasoeh, dan menjerahkan pimpinan ketangan jang lebih moeda.
Sekianlah berita jang kita koetipkan. Sebeloem kita memberi pemandangan, maka terlebih doeloe kita perkoeatkan doeloe pemandangan hoofdredacteur s.ch. itoe, jang ditaroehnja sebagai hoofdartikel dalam B.T. kemarin doeloe. Boeah pena jang berkepala ,,Toea Keloear” itoe doea kolom pandjangnja. Disini kita koetipkan jang perloe2 sadja: Demikianlah:
-----, bahwa toean-toean H.A. Salim dan Tjokroaminoto roepanja soedah djoega merasa bahwa tempoh pergi soedah poela dekat padanja.
---- Lobang koeboer sadjalah jang dinanti-nanti oleh Party itoe dengan sekalian tjabangnja, djika tiada lekas2 ada ,,re”-organisatie jang tjepat.
----- Dalam badan partai Sarekat Islam poen bisa kedjadian begitoe kalau toean-toean Salim dan Tjokroaminoto tidak maoe keloear dengan maoenja sendiri, maka leden jang berani dan berhati moeda sebagai leden Boedi Oetomo doeloe, akan paksa pada mereka keloear dengan soeara jang terbanjak.
Sekarang terkabar, tjita-tjita mengoendoerkan diri itoe ada dari merek sendiri, inilah menoendjoekkan haloesnja perasaan mereka, boeat mana kita poen merasa, dengan tidak meloepakan akan djasa toean-toean itoe oentoek pergerakan Boemipoetera selama ini, tapi waktoenja itoe memang soedah datang oentoek berdiam diri.
Dan kita berpendapat tidak doea orang itoe sadja soedah moesti keloear atau mengasoeh, tapi seperti toean-toean Soerjo di Groote, Wondosoedirjo, Sangadji dan beberapa loesin lagi dari kalangan P.S.I.
Sampai di sinilah koetipan itoe kita soedahi. Kita tidak bermaksoed bakal mem-bantah satoe-persatoenja fasal jang disiarkan dalam s. ch. Tjap pe-tiga itoe. Hanjalah di sini pemandangan kita mengenai oemoemnja. Jang pertama-tama kita terpaksa meng-gojangkan kepala, dari manakah petiga memperoleh berita itoe? Djari djempolnjakah jang diisap? Sangat boleh djadi !! Dan boleh djadi djoega soedah otak dan pikiran P.H. sendiri jang tidak sehat itoe!
Saudara2 Tjokroaminoto dan Salim hendak meletakkan djabatannja masing2 sebagai president dan plaatsvervangend president dalam kalangan pergerakan kita P.S.I.Indonesia? Memang baroe ini kita mendengar chabar jang demikian. Semoeanja asing bagi kita. P.S.I. lemah? P.H. mengatakan jang demikian itoe katanja menoeroet ,,pemberitahoean regering dalam soe’al jang penting.”
Baiklah, kalau P.H. menjandarkan pendapatnja kepada pemberitahoean regeering! Memang begitoelah sifat dan wataknja pengetjoet! Ta’ perloe kita bantah! Lain pendirian lain faham….tentoelah menerbitkan lain pendapatan dan lain pemandangan! Bank ,,Nationaal?” katanja! Mana ada? O, barangkali bank di Soerabaja itoe jang dimak-soedkannja!
Apa itoekah jang dinamakan ,,nationaal,” jang ta’ lain2 melainkan bank setjara barat, bank systeem tiroean, bank jang menimboelkan kapitalisme, bank jang mendorong kita ke arah persesatan, bank jang akan memperoleh hasil karena memoengoet rente, bank jang tidak akan dapat menolong ra’jat Indonesia oemoemnja daripada kemiskinan dan kenistaan, bank jang hanja membantoe hidoepnja kapitalisme jang bersimeradjalela di tanah air kita ini, bank jang……Kalau itoe jang dimaksoedkan memang kita sedikitpoen tidak bisa menaroeh persetoedjoean atasnja. P.S.I. Indonesia bekerdja dengan kejakinan jang sepenoeh-penoeh, boekannja hantem-kromo sadja!
Kalau beloem jakin soenggoeh2 akan kemanfa’atannja, kalau beloem tahoe betoel2 menoeroet sjara’ Islam atau sekoerangnja tidak melanggar sjara’ Islam……maka P.S.I. Indonesia tidaklah bakal memoetoeskan dan akan mengerdjakannja. Bekerdja dengan kejakinan jang soenggoeh2 dan ketegoehan serta kekoeatan hati! Begitoelah tjara2nja P.S.I. Indonesia bekerdja.
Tentang sdr. Dr. Soekiman dan P.M.I. ta’ perloe diperbintjangkan di sini, Boekan maksoed kita. Dikatakannja kedoea ketoea kita soedah sampai pada temponja boeat mengaso dan menjerahkan pimpinan ke tangan pemoeda2. Dari mana berita itoe? Alweer, uit den duim gezogen bericht ! Roepanja ,,djempol” P.H. memang vruchtbaar”………
Njatanja; Sdr. jang oetama H.O.S. Tjokroaminoto pada waktoe ini malah bekerdja lebih2 daripada jang soedah2, bekerdja boeat P.S.I. Indonesia dan negeri toempah darah kita, dengan giat, kejakinan jang koeat, tetap, tentoe, tegoeh dan kokoh. Ta’ goena kita rawaikan satoe persatoeannja !
Sdr. jang moelia H.A. Salim sedang dalam pepergian ke Europah boeat mengoen-djoengi permoesjawaratan boeroeh di sidang Volkenbond di Geneve dan kemoedian akan melandjoetkan perdjalanan ke tempat2 lain2 di benoea itoe boeat keperloean. Islam Internationaal oemoemnja (Ancoroel Haramain), dan boeat kepentingan oemmat Islam Indonesia teristimewanja.
Koerang njata, koerang terang? Soedahlah tjoekoep njata dan terang benderangnja bagi tiap2 orang jang soeka mendengar dan melihat, ketjoeali.....Pendjoeal Hindia alias Kepala Binatang Tikoes jang bersoedoeng di petjomberan Krekot itoe! Lagi poela, katanja…… lobang koeboer sadjalah jang dinanti-nantikan Partij S.I.I. dengan tjabang2nja. Berita itoe bohong semata-mata. Adakah di Indonesia ini jang mendalam-dalam kalangan ra’iat lebih dari pada P.S.I.I.? Kepala Binatang Tikoes kalau beloem mengerti boleh beladjar doeloe dan bila memang tidak mengerti djangan toeroet tjampoer!
Sebegitoe besar kebohongan P.H. di atas, sebegitoe djoega besarnja kebohongan P.H. tentang lain2 fasal, moelai awal sampai achirnja sepatah kata poen ta’ ada jang dapat masoek ‘akal, orang jang sehat, palsoe seanteronja. Semoeanja boeat merintangi pergerakan kita. Kalau P.H. tidak menghalang2 perdjalanan kita kalau P.H. tjoema mendjilat kepada kaoem kapitalist sadja, tjoema tinggal di kandangnja sadja, kalau tidak melanggar hak orang lain…..nistjajalah akan soesah hidoep P.H. sakoe ta’ berisi…. Dan achirnja matilah ia. Lebih sedikit heran lagi kita kemarin membatja toelisan toean Maradja Sajoeti Loebis, jang memakai tempat k.l. doea kolom. Maksoednja persis seperti P.H.
Sekadar boeat pemandangan di sini kita koetipkan beberapa kalimat jang kita pandang perloe. Beginilah: Satoe kawan pernah bilang kepada kami, bahwa P.S.I. sekarang sedang bertemoe dengan konkurensi jang besar pengaroehnja dari padanja sendiri, hingga P.S.I. itoe ta’ dapat bergerak lebih djaoeh lagi, sebab oempama P.S.I. hendak mendirikan sekolahan atau hendak memadjoekan onderwijs, ia telah dapat ditinggalkan oleh Moehamadijah. P.S.I. bergerak dalam Theology, ia poenja pemimpin sebahagian besar boekan achli agama dan boekan mempoenjai pendidikan jang seloeas-loeasnja boeat ia dapat mengalahkan dilain gerakan jang ada disampingnja. Ia bergerak dalam politiek toch lebih sial lagi karena ra’jat soedah tertarik kepada P.N.I. Kemana sekarang P.S.I. bergerak kalau sekalian perkoempoelan2 jang disampingnja telah reboet gelanggang pergerakan dan tawan hampir seantero ra’jat jang bergerak kepada masing2 barisan. P.S.I. maoe bergerak dalam ekonomie, lebih soekar lagi karena apa?……sama tahoelah.
Ind. Studieclub soedah pegang monopolie kepertjajaannja ra’jat, sehingga tidak akan dapat dibotjori meskipoen tiga wang boeat economie dilain gerakan. Perbilangannja satoe kawan jang begini. Saja insjaf dan saja pikir boleh djadi betoel, oleh sebab itoelah barangkali dari lembaran F.A. sering keloear toelisan2 jang menjakitkan hatinja dilain pihak. Kawan itoe bilang lebih djaoeh ta’ lama lagi P.S.I. akan boebar atau ganti bestuur seanteronja sehingga kepertjajaan ra’jat datang kembali kepadanja.
Inipoen dalam pendapatan saja masih soekar sekali akan bisa berhasil, ketjoeali diganti seanteronja dengan jang baroe. Boleh djadi kalau P.S.I. mau impikan kebesaran-nja kembali mesti menoenggoe pemoeda2 dari barisan J.I.B. jang bakal datang dengan lekasnja. Akan tetapi pemoeda2 ini penoeh poela dalam sanoebarinja semangat Nasional djoega, sebab itoe lebih benar kalau kita bilang akan lekasnja bangoen di sini pergerakan “Persatoean Moeslim Nasional Indonesia.”
Dalam pendapat kita biar bagaimana djoega leider2 jang bakal datang tentang ketjakapannja sebagai organisator toch ia ta’ akan dapat lagi menghidoepkan P.S.I. kembali semoela. Soedah dilihat datangnja toean2 H.A. Salim dan Dr. Soekiman, doea orang jang memang terpeladjar, toch sampai sekarang mereka poenja oesaha dan ichtiar tidak akan memenoehi P.S.I. boeat ditjiptakan kembali asal.
Kita boekan lid dari Ind. Studiedclub, akan tetapi kita perhatikan djoega ini pergerakan, dan kita oentoek penjesalan hati kalau orang2 dari P.S.I. dan Fadjar Asia masih teroeskan critiek dan tjelaan kepada ini pergerakan jang memang sangat dipertjajai oleh ra’jat di Djawa Timoer teroetama kota Soerabaja P.S.I. sebenarnja mengharap akan toendjangan dari pendoedoek Soerabaja atau Djawa Timoer, akan tetapi sajanglah harapan itoe telah makin djaoeh karena manoesia jang sedang jakin dan pertjaja kepada Ind. Studieclub dikritiek oleh lain pihak soedah tentoe menambahi sempitnja pintoe madjoe bagi P.S.I.
Ind. Studieclub, toean-toean, telah bekerdja menoedjoe kedjantoeng peng-harapannja seantero rakjat jang sehat pikirannja, jang loeas boedi kemanoesiaannja, satoe pekerdjaan jang beloem pernah dioendjoek oleh koempoelan dan gerakan mana djoega, maka hasil jang sebaik itoe, dikritiek oleh orang-orang kita dari pihak P.S.I. Maka sekali lagi kita oendjoekkan penjesalan, dan kita koeatir kalau boeat P.S.I. sendiri akan tidak mendatangkan kebaikan.
P.N.I. Ind. Studieclub dan Moehammadijah dalam pendapatan kami tidak haroes pihak P.S.I. menoendjoekkan perlawanannja, akan tetapi bekerdjalah kita memperbaiki pendirian masing-masing, seperti adjaran Islam bilang “berlomba-lomba kepada kemadjoean dan kebaikan.”
P.S.I. soedah tentoe beloem sampai tjoekoep koeat menjaingi gerakan-gerakan di atas meskipoen oesianja masing2 masih moeda, sebaliknja mereka bertambah madjoe, dan koeat, sedang P.S.I. bertambah moendoer dan lemah dan bertambah tidak dijakinkan oleh bangsa kita sendiri dan sehari kesehari. Inilah satoe soeal jang penting bagi hikajat P.S.I.
Boeat toetoep ini toelisan saja mengharapkan soepaja saudara2 tidak pandang saja sebagai anti P.S.I. tetapi seboetlah kalau toean-toean soedi, bahwa jang menoelis ini sengadja berlakoe teroes terang oentoek kemadjoean dan kebaikannja P.S.I. sajang sekali kalau sampai rakjat kita menarik diri dari ini pergerakan, karena kita orang soedah sama-sama menoempahkan tenaga, badan dan harta bagi penting P.S.I. beberapa tahoen lamanja. Kiranja hendaklah kita telah ada dibelakang sekali dari seantero barisan pergerakan2 jang baroe, ini tidak lain menoendjoekkan kepada kita soepaja seantero pemimpin2 P.S.I. haroeslah diberhentikan dan dikasih kepada lain orang jang kita timbang dipertjajai oleh ra’jat kita.
Sekianlah tjeritera si M.S.L. tadi. Recept jang kita kasihkan kepadanja ialah recept tjap P.H. Hanjalah disini roepanja perloe kita iringi tambahan sedikit. Agaknja t. M.S.L. adalah orang oelama jang terbesar…Hendaklah t. soeka masoek dalam pergerakan kita. Di sitoelah t. dapat kesempatan boeat memperbaiki pergerakan kita. Dan djanganlah tjoema berteriak-teriak dari loear pager sadja.
Toean mendjoendjoeng tinggi pergerakan2 seperti P.N.I. Ind. Studieclub Soerabaha Moehammadijah. Memang tidak ada salahnja memoedji-moedji. Itoelah kalau poedjiean sepadan dengan barang apa jang dipoedjinja. Tentang hal ini ta’ perloe kita pandjang2-kan, karena kelak tentoelah akan berekor lebih pandjang lagi. Terserah kepada orang2 jang memperboeatnja! Sebab kalau djawab kita mengenai hal lain fihak……jang mesti begitoe, karena memang itoe jang dibitjarakannja, tentoelah akan menerbitkan perasaan jang ta' enak.
Kalau t. M.S.L. hendak moedji2 P.N.I., Indonesia Stud. Sb. M.D. baiklah! Poedji2 lah sampai habis2an dan belalah sampai mati2an ! Barang kali kelak mendapat oepahan !! Toean M.S.L. mengatakan pergerakan kita hampir sampai adjalnja, tidak soeboer lagi, tjoema boleh mimpi kebesarannja sadja dll. seperti di atas.
Oekoeran toean dan oekoeran jang dipakai P.H., tegasnja pandangan orang dari loear kalangan, pendapatan orang jang tidak tahoe betoel2 akan doedoeknja perkara, boleh berlainan, ja malahan boleh bertentangan dengan kenjataan dan kebenaran. Semoeanja itoe bagi kita ta’ ada harganja sepersen poen djoea. Toean S.M.L. adalah tergolong dalam lingkoengan jang berteriak ,,persatoean! persatoean!….,, tetapi persatoean t. M.S.L. itoe poen ta’ berharga poela bagi kita.
Ta’ perloe lagi kita pandjang lebarkan. Tjoekoep sekian sadja! Sekalian pembatja tentoe soedah mengerti semoeanja! Tidak ada perhoeboengan antara dia dengan kita! Itoelah jang soedah terang dan njata! Toenggoelah sampai datang masanja topeng mesti terboeka, goetji wasiat akan meletoes, gempar doenia…..maka pada waktoe itoelah kita saksikan mana jang benar dan mana jang salah!
S.M. Kartosoewirjo
Subscribe to:
Posts (Atom)