04 September 2008

Riwajat Almarhoem Raden Adjeng Kartini

Fadjar Asia, (23 April 1929)

Melaloei gelap menoedjoe kepenarangan, Melaloei angin besar menoedjoe ke kediaman, Melaloei perang menoedjoe ke kemenangan, Melaloei soesah menoedjoe ke kesenangan.
Inilah pepatah jang selaloe diperingati oleh Almarhoem R.A. Kartini di dalam beliau berichtiar oentoek mendjoendjoeng deradjat kaoem isteri bangsa kita.
Hari 21 April 1929 kemarin isi tjoekoeplah 50 tahoen, terhitoeng dari lahirnja, dan 25 tahoen kira2 terhitoeng dari mangkat beliau sampai sekarang. Dari itoe maka di mana2 tempat di seloeroeh Indonesia diadakan pertemoean oleh perkoempoelan2 kaoem isteri oentoek memperajakan hari jang penting ini, agar soepaja kita semoea mendapat ingat lagi, bahwa jang bermoela-moela membantingkan diri oentoek keperloean kaoem isteri ditanah ini jaitoe Almarhoem R.A. Kartini, soeatoe nama jang telah masjhoer di sentaro doenia. Maka dari sebab itoe djoega di kota Betawi kaoem2 poetri, sepertinja, poetri2 dari kalangan Roekoen Wasodyo dan Meisjeskring Jong Java, merasa ada kepentingan mengadakan perajaan hari lahirnja Kartini terseboet. Siapakah Kartini itoe, barangkali ada baiknja dan goenanja djoega, djikalau kita oeraikan dengan singkat riwajatnja beliau almarhoem itoe.
Marilah kita moelai dari datangnja toean Mr. Abendanon ke Djepara. T. Abendanon di waktoe itoe sedang memegang djabatan jang paling tinggi Departement Peladjaran. Sebagai Directeur Onderwijs ia sama-sama dengan njonjanja mengoendjoengi Kaboe-paten Djepara. Dan di sinilah bergandengannja doea hati, doea kemaoean, jang kelak selaloe bisa mengerti dan setoedjoe-menjetoedjoei satoe dengan lainnja, sampai boleh diperkatakan, seperti pepatah Djawa membilang: Toemboe mendapat (oleh Red. F.A.) toetoep. Apakah maksoed Toean Abendanon itoe? Ta’ lain hanja dengan maksoed hendak beremboek dengan Regent dan poetri-poetrinja, bagaimana tjaranja akan mendjoen-djoeng deradjatnja kaoem isteri itoe. Sesoedah pertemoean ini kedjadian dengan berhatsil, maka dengan senang hati Kartini melandjoetkan kemaoeannja bertoekar-fikiran dengan soerat. Tidak hanja dengan T. Abendanon sadja, akan tetapi djoega dengan lain-lainnja, jang dipandangnja akan bisa membawa boeah jang sehat.
Apakah maksoed R.A. kartini? Ta’ lain hanja dengan maksoed hendak beremboeg dengan Regent dan poeteri-poeterinja, bagaimana tjaranja akan mendjoendjoeng dera-djatnja kaoem isteri itoe. Sesoedah pertemoean ini kedjadian dengan berhatsil, maka dengan senang hati Kartini melandjoetkan kemaoeannja bertoekar-fikiran dengan soerat. Tidak hanja dengan T. Abendanon sadja, akan tetapi djoega dengan lain-lainja, jang dipandangnja akan bisa membawa boeah jang sehat.
Apakah maksoed R.A. Kartini itoe? Jang pertama: Beliau ingin soepaja kaoem isteri bisa mendapat kesempatan oentoek pendidikan dan meninggikan dasar2 kaoem isteri dengan seloeas2nja, agar soepaja kelak dengan moedah ia mendjalankan kewadjibannja sebagai iboe dari anaknja. Dan kedoea: Beliau ingin soepaja kaoem isteri diberi kesempatan djoega oentoek memboeka moeloetnja diwaktoe hendak diperkawinkan, pendek kata soepaja soe’al kawin paksaan itoe dihapoeskan. Dan bergan-deng dengan ini beliau ingin, soepaja kaoem isteri mendapat kemerdekaan oentoek bertjampoer gaoel didoenia ini dengan ta’ melaloei batasnja. Dengan tjoedjoean jang demikian Kartini bersoerat2tan kemana2 agar soepaja dengan djalan itoe mendapat tersiarnja tjita2 beliau jang termoelia tadi. Soerat2 itoe sesoedah mangkatnja Kartini, dan dengan setoedjoenja achli-waris dan sesemoeanja, dikoempoelkannja oleh Mr. Abendanon terseboet terdjadi satoe boekoe jang beralamat: Door Duisternis tot licht.
Ini boekoe sekarang telah ditjap lagi beberapa kali, dan djoega telah disalin dalam beberapa bahasa doenia kalau ta’ salah djoega didalam bahasa Indonesia, Boekankah ini boekti-boekti bahwa tjita-tjita Almarhoem R.A. Kartini dihargai oleh seantero doenia dengan setinggi-tingginja?
R.A. Kartini dilahirkan dikedistrikan Majong Afdeeling Djepara, ketika tanggal 21 April 1879, Ejang kakoengnja Almarhoem Tjondro Negoro dari Demak, ialah Regent jang pertama jang memeloek kemadjoean barat. Semoea poetra-poetra beliau menerima peladjaran di sekolah Belanda. Begitoe djoega almarhoem R.M.A.A. Soeraningrat, ajah dari R.A. Kartini. Maka dengan pengetahoean ini ta’ akan heran lagi, djika kita mendengar bahwa Kartini dan saudara-saudaranja moelai dari ketjil telah beladjar kenal dengan adat, bahasa dan bangsa Belanda. Dan saudaranja toea jang terkenal dikalangan kita jaitoe R.P. Doktor Sostrokartono, jang sedang membanting-kan diri oentoek keperloean kita. Semoea poetra lelaki einde examen dari H.B.S. Akan tetapi Kartini dan semoeanja poetra-isteri tidak diidzinkan oentoek meneroeskan sekolah-nja ke sekolah tinggi. Boekankah itoe sia-sia belaka?
Serenta beroesaha 12 tahoen moelaikan Kartini dan lain-lainnja menerima rintangan dari ajah-boendanja. Beliau tidak boleh sekolah lagi, mesti masoek ke gedong pingitan, tidak boleh keloear sebeloem diperkawinkan. Akan tetapi dari sebab djoega ajahnja makin lama makin modern, maka dengan perkawinannja R.A. Soelastri saudara toea dari Kartini, beliau moelai mendapat kemerdekaan lagi. Itoe waktoe betoel boleh dibilang membawa zaman baharoe oentoek Kartini. Boekankah ini Soelastri jang tadinja selaloe ta’ setoedjoe dengan tjita-tjita Kartini?
Setelah ini Soelastri beroemah tangga sendiri, maka baharoelah ketemoenja ketiga hati Kartini --Roekmini-- Kardinah, dan bertiga teroeslah beliau menoedjoe oentoek memerangi ‘adat isti’adat jang dipandang akan menghalang-halangi kemadjoean kaoem isteri.
Serenta Kartini beroesaha 19 tahoon, maka beliau mendapat kemerdekaannja dengan dioemoemkan. Itoelah soeatoe kemenangan besar oentoek Kartini, dan ini kemenangan dihargakan dengan sesoenggoeh2nja oleh Kartini dan saudaranja. Akan tetapi, beloemlah poeas hati Kartini. Beliau masih djaoeh maksoednja, ingin tertjapai tjita2nja. Tiba2 diboelan Agoestoes 1900 datanglah Mr. Abendanon terseboet di kota Djepara dengan membawa maksoed jang termoelia. Sekolah-isteri akan didirikannja oentoek anak2 bangsa kita pendidikan dan lain2nja akan diperhatikan dan diberi oentoek kaoem isteri.
Bagaimana senang hatinja Kartini, ta’ oesah kita oeraikan lagi. Soesah hatinja Kartini ketika saudaranja R.A. Kardinah meninggalkan beliau, akan menoeroetkan soeaminja Padoeka Regent Tegal. Berdoea dengan Roekmini Kartini setia akan menoe-roeskan djoega kemaoeannja. Hari Ahad tanggal 8 Nopember 1903 beliau diperkawinkan dengan setoedjoenja beliau sendiri dengan Regent Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat, jang bersanggoep akan membantoe dengan sekoeat-koeatnja menoedjoe ke kemadjoean kaoem isteri. Kira-kira setahoen lagi, kebetoelan hari tanggal 13 September 1904, melahirkanlah Kartini satoe poetera lelaki, dinamakan R.M. Singgih Akan tetapi ta’ lama lagi apa jang kedjadian?
Ampat hari sesoedahnja bersalin, tanggal 17 September, mangkatlah Kartini akan menghadap Toehan Jang Maha Koeasa, dengan disajangi dan didoeka-tjitai oleh semoea jang kenal dengan beliau, maoepoen kenal dengan orangnja atau kenal dengan namanja sahadja. Moga-moga Allah jang Koeasa memenoehi permintaan Almarhoem R.A. Kartini oentoek kemadjoean kaoem isteri di tanah ini. Kalau diperkatakan, bahwa tjita2 jang dikandoeng oleh R.A. Kartini itoe adalah soeatoe angan2 jang sangat mendekati tjita2 Islam dalam perihal berlaki-isteri. maka kebanjakan masih djoega disangkal, karena kebanjakan daripada mereka itoe tidak mengetahoei betoel2 akan agamanja. tidak tahoe akan hoekoem-berhoekoem jang termaktoeb dalam Qoer’an Soetji. Memang mereka itoe dalam keroegian, dalam kegelapan, boekan karena salahnja sendiri --moela2nja-- tetapi salahnja pendidikan jang diterimanja. Kemoedian mereka itoe laloe menggoedel bingoeng dan tidak soeka lagi menjelidiki kebenaran jang sesoenggoeh2nja, katanja, lantaran mereka itoe soedah ,,wetenschapplijk” atau ,,kewetenschapplijk-en.” Apakah Islam tidak dapat diselidiki dengan ,,wetenschap”? Itoelah mereka tidak mengetahoeinja, biar pengetahoeannja sampai ,,soendoel langit” sekalipoen. Kalau seandainja tjita-tjita R.A. Kartini itoe dianggap sebagai angan-angan Islam –jang memang boekan– nistjajalah tidak akan disoekai, sebab ada perkataan ,,Islam”. Pendek kata soedahlah terang bahwa kebanjakan dari pada pemoeda-pemoeda sekarang ini jang soedah amat ,,membarat”, telah loepa akan agamanja dan toendoek kepada barang jang tidak kekal (S.M.K.). Tentang kemasjhoeran poen agama Islam tidak akan koerang dari pada itoe, (S.M.K.) Memerangi ‘adat-isteri ‘adat jang hendaknja akan menghalang-halangi kemadjoean tanah air, bangsa dan Ra’iat kita, teroetama bagi kaoem isteri, memang haroes dilinjapkan dari doenia ini, tetapi apakah jang mendjadi oekoeran ,,kemadjoean” itoe? Baratlah atau lain-lainnja? Boleh djadi, tetapi agama kita roepanja tidak. Barat memoesoehi ‘adat! Boekan sjara’ Islam berhadapan dengan hoekoem ‘adat, jang amat merendahkan deradjat manoesia!!!

(S.M.K.)

Kongres Liga

Fadjar Asia, (25 April 1929)

Loedjnah Tanfidhijah Partij Sarekat Islam Indonesia menerima soerat oendangan dari “Liga Melawan Imperialisme dan bagi kemerdekaan Kebangsaan,” berhoeboeng dengan kongresnja jang akan diadakan di Parijs moelai tanggal 20 Djoeli j.a.d.
Soerat Oendangan
Oentoek toeroet hadhir dalam kongres dari Liga Melawan Imperialisme dan boeat Kemerdekaan Nasional, pada tanggal 20 Juli sampai 31 Juli di Paris. Pokok Pembitjaraan:
1. Tentang persatoean dan sarekat2 dan organisasi2 jang anti-imperialist di dalam Liga melawan Imperialisme.
Pembitjara: Henri Barbusse (Perantjis), James Maxton M.P. Lid dari parlement dan voorzitter dari I.L.P. (Partij merdika dari kaoem boeroeh Inggeris).
2. National kongres dari India dan kongres dari kaoem boeroeh dan kepentingannja boeat kemerdekaan India. Pembitjara: Oetoesan dan wakil2 dari doea organisasie ini.
3. Pemerintah Nanking, Kuo Mintang dan sikapnja terhadap kepada pergerakan melawan Imperialisme di Tiongkok. Pembitjara: Madame Sun Yat Sen dan wakil2 dari kaoem boeroeh diantero Tiongkok.
4. Pemoelaannja perlawanan oentoek kemerdekaan di Indo-China. Indonesia dan Philipynen. Pembitjara: Wakil2 dari kaoem tani dari Philipynen dan wakil2 dari pergerakan nasional dari Indonesia dan Indo-china.
5. Kepentingannja berlawanan bersama-sama terhadap Imperialisme dari negeri2 Arab (Asia Barat: S.M.K.). Pembitjara: Wakil dari pergerakan nasional dari negeri Arab.
6. Perlawanan dari Ra’jat Persia terhadap kepada serangan2 Imperialisme. Pembitjara Wa-kil dari Partij sosial dari Persia.
7. Perlawanan oentoek kemerdekaan dari orang Negeri di Afrika dan Amerika. Pembitjara: Professor Pickens U.S.A., Oetoesan dari Nasional Kongres Afrika Selatan, Wakil dari Afrika Tengah.
8. Amerika Selatan terhadap Imperialisme Inggeris dan Amerika Oetara.
Pembitjara: Roger Baldwin U.S.O., Oetoesan dari djenderal Sandina dari Nigaragua dan Diego Riviera dari Mexico.
9. Kewadjiban dari kaoem boeroeh di dalam perlawanan terhadap kepada Imperialisme.
Pembitjara: A.J. Cook Sekretaris kaoem boeroeh tambang dinegeri Inggeris. Melnits-chanski Wakil dari kaoem boeroeh Rusland, Andrews Wakil dari kongres kaoem boeroeh dari Afrika Selatan dan lain2 oetoesan dari kaoem boeroeh Amerika Selatan, India dan Afrika.
10. Keadaannja sosial, politik dan ekonomi dari orang perempoean di tanah2 djadjahan.
Pembitjara: Madame Duchesne, Voorzitter dari Liga Internasional dari orang perempoean perdamaian dan kemerdekaan. Frau Dr. Helene Stocker Djerman, Wakil dari pergerakan dari orang perempoean di tanah djadjahan.
11. Doea tahoennja Liga. Keadaan politiek dan organisasi dari Liga.
Pembitjara: Willi Minzenberg. Lid dari Ryksdag, sekretaris dari Liga.
12. Organisasi a) statuten b) perpilihan c) tempat dan tempo boeat Congres Doenia jang akan datang.
13. Lain-lainnja.
Sebeloemnja congres, bakal diadakan konferenti international melawan imperlialisme dari kaoem pemoeda.
Congres International anti Imperialist dari Pemoeda2
Tentang program, tempat dan waktoenja nanti akan di kasih kabar kepada sekalian toean2 jang akan toeroet. Kami oendang toean2 poenja organisasi, soepaja toeroet datang ini congres dan kami harap djangan sampai meliwati tanggal 1 Mei 1929, atau toean poenja organisasi bisa mengaboelkan oendangan kami. Dan soepaja diberi kabar toean maoe dalam hal material dan lain2 lagi.
Kami kata poela bawa bureau congres akan mengoeroes hal2 pas, material, hotel dan lain2nja, apa bila kita sampai tanggal 1 Mei menerima toean poenja kesanggoepan akan datang. Semoea soerat haroes dialamatkan kepada international sekretariat dari Liga Melawan Imperialisme, Berlin s.w. 48 Friedrichstrasse 24.
Atas nama Pengoeroes Harian dari Liga Melawan Imperialisme dan Boeat Kemerdekaan Kebangsaan.
Voorzitter
JAMES MAXTON M.P.
Beginilah boenjinja soerat oendangan dari Liga Melawan Imperialisme dan bagi Kemerdekaan Kebangsaan itoe, seroean mana kita samboet dengan segala kegembiraan hati. Sebagaimana telah diketahoei dan beloem lama berselang soedah kita rawaikan dalam soerat chabar kita ini, berhoeboeng dengan soeatoe berita dalam ,,The Anti-Imperialist”, madjalah Liga, maka dalam Kongres P.S.I. Indonesia (doeloe: Hindia-Timoer) di Pekalongan tahoen 1927 telah dipoetoeskan poela, bahwa Pimpinan Harian dari P.S.I. Indonesia dikoeasakan boeat mentjari perhoeboengan dengan Liga Melawan Imperialisme dan bagi Kemerdekaan Kebangsaan dengan tjara toelis-menoelis (correspondentie). Semendjak itoe poen antara kedoea belah fihak terdjadilah perhoeboengan (persahabatan), walaupoen hingga kini, P.S.I. Indonesia beloem mendjadi loear kalangan Liga terseboet, tegasnja: P.S.I. Indonesia beloem mendjadi salah satoe anggauta dari Perkoempoelan boeat segala Bangsa itoe (teroetama bangsa jang merasakan tindisan kaoem “Angkoro Moerko” atau Bangsa2 jang mendjadi pendoe-doek Tanah Djadjahan di moeka boemi ini) jang hendaknja akan melepaskan ikatan diri bangsa2 itoe dengan djalan melawan kaoem Imperialist jang amat berangkoro-moerko itoe, jang selaloe menimboen-nimboenkan segala kekajaan dan harta benda dari tanah2 orang2 lain jang diperolehnja dengan tjara jang koerang senonoh, malahan dengan tjara jang sama sekali bertentangan dengan faham kemanoesiaan dan keoetamaan atau seolah-olah dengan tjara merampas hak-hak dan hasil tanah2 jang boekan miliknja itoe.
Boekan main riboetnja kaoem jang tidak setoedjoe dengan langkah kita itoe. Alat perkakas pengintai2 bekerdja keras dan lain2 perkakas jang katanja dipergoenakan boeat mendjaga ketertiban dan keamanan oemoem poen tidak koerang giat mendjalankan rolnja. Sampai pada waktoe itoe dalam Kongres di Pekalongan terseboet di adakan pendjagaan jang amat keras dan loeas, seolah2 seperti hendak diterbitkan……keonaran.
Ta’ perloelah agaknja segala riwajat itoe kita oelangi lagi, sebab kita pandang ta’ bergoena lagi, bahkan malahan djadi akan dapat membangoenkan. Kita bekerdja keras oentoek menoedjoe dan mentjapai atau setidak-tidaknja mendekati tjita-tjita kita, itoelah memang soedah mendjadi kewadjiban kita. Kaoem reaksi jang mendjadi sendi pemerintahan rolnja dengan ta’ ada berhentinja, seolah-olah seperti tidak mengenal soesah-pajah, itoelah poela mendjadi “penggotanja” (pekerdjaannja) sehari-hari boeat mentjari dan mendapat sesoeap nasi. Djadi bagi kita kegiatan mereka itoe boekan soeatoe kedjadian jang kita anggap loear biasa atau beloem pernah terdjadi (biarpoen djarang terdjadi dalam negeri jang merdeka, atau sangat djarang terdjadi dalam tanah djadjahan sekalipoen). Inilah kejakinan kita.
Hatta, maka berhoeboeng dengan Rapat Besar Tahoenan dari Liga Melawan Imperialisme dan Bagi Kemerdekaan Kebangsaan itoe kita mengoetjapkan “Selamat berkongres dan mendo’a moedah-moedahan tertjapailah dengan selekas-lekasnja segala apa jang dimaksoedkannja terlebih-lebih jang bakal bermanfa’at oentoek negeri toempah darah kita Indonesia, dan berhasillah segala daja oepaja dan ichtiar mereka itoe boeat membela kaoem jang lemah jang hingga kini masih djoega beloem mempoenjai hak sebagaimana mestinja, baik menoeroet dan mengingat faham mana dan apa poen djoega.

S.M. Kartosoewirjo

Zaman Terbalik

Fadjar Asia, (25 April 1929)

…Allah Ta’ala itoe melihat segala perboeatan hambaNja dan akan dibalasNja perboeatan hambaNja itoe sepadan dengan amalannja.
…Djika kamoe dengar dengan djoega perkataannja (orang jang tidak pertjaja akan firman Allah dalam KitabNja) jang ta’ baik itoe (maka) kamoe adalah seperti orang itoe poela djadi sama-sama mendapat dosa (menanggoeng djawab di hari pembalasan) Al Qoeranoelhakim
Dalam zaman kemadjoean, zaman jang beredar-edar, zaman jang hendaknja akan menjampaikan kita ke poentjak ketinggian deradjat manoesia dan keoetamaan jang semoelia moelianja, tegasnja zaman bandjirnja pendapatan manoesia jang menjebabkan mengalirnja berbagai2 kejakinan dan faham, jang berhoeboeng dengan keoentoengan harta benda maoepoen jang bersangkoetan dengan kehidoepan roehani.
Hatta maka pada zaman jang demikian itoe moedahlah manoesia loepa akan kewadjibannja dan kewadjiban jang haroes dipikoel oleh tiap-tiap manoesia jang telah baligh. Malahan hampir-hampir bolehlah kita katakan bahwa kemadjoean itoe tertjapai dengan meninggalkan kewadjiban terhadap kepada Toehannja Jang Maha Esa dan Maha Koeasa. Demikianlah halnja kita ……..
Boleh djadi. Boeat memboektikan, bahwa kemadjoean jang demikian itoe tidaklah akan bisa pandjang oemoernja terangnja tjoema boeat sementara tempo sadja, marilah kita lihat riwajat doenia Ketika keradjaan Babylon (Babil) menampak deradjat jang tinggi, tatkala keradjaan itoe roepanja hampir mendjadi poesat semesta ‘Alam maka – begitoelah katanja – dalam waktoe itoe Babylon tidaklah mengenal akan Agama Tetapi kalau kita soeka mendalamkan pendidikan kita, maka kemadjoean Babylon pada masa itoe boekanlah soeatoe kemadjoean jang tetap. kekal dan kokoh. melainkan ialah kemadjoean pada lahirnja sadja alias ,,schijaba.”
Sesoenggoehnja pada waktoe itoe Babylon soedah moelai sekaratil maut soedah mendekati waktoe matinja. Sebab orang2 tidak mempoenjai kehidoepan jang tetap. keadilan Ra’iatnja kelam keboet dan katjau bilau sedang radja Babylon mati angin hanja bersenda-goerau. bermain2 dan berkasih2an dengan selir2nja jang beratoes2 djoemlahnja. Kehidoepan roehani tidak ada, dan Ra’iat tinggal papa dan miskin. Kemoe-dian hantjoerlah keradjaan jang besar itoe, dan tersapoe dari moeka boemi. Demikian poela halnja keradjaan2 lainnja, mitsalnja Assyria, Egypte, Grik, Rome, d.l.l.s.
Adapoen jang mendjadi asal-moelanja, maka keradjaan2 itoe tersapoe dari moeka boemi ini jang pertama-tama ialah karena oemmat jang tergaboeng dalam keradjaan itoe tidak mendjalankan perintah2 Toehannja, tetapi malahan mendjalankan segala apa jang dilarang olehNja. oempamanja menjembah berhala d.l.l.s. jang dikatakan “kema-djoean bangsa Grik oleh kaoem ,,cultuur” itoe ta’ lain ta’ boekan, melainkan kemoen-doeran bangsa Grik dalam perihal boedi pekerti terboekti dari ada artja2 jang dibikinnja pada waktoe itoe. Walaupoen kaoem ,,cultuur” hingga kini masih djoega beloem atau memang tidak soeka mengakoeinja, tetapi boekti-boektinja bagi kita soedah terang dan njatalah sehingga ta’ akan dapat dibantah lagi akan kebenarannja.
Barang kali orang masih beloem pertjaja, bahwa sifat-kemoesjrikan dan kemoena-fikan itoe jang menjebabkan linjapnja pelbagai keradjaan terseboet, maka kita tanja kepadanja? Apakah agaknja jang mendjadikan sebabnja, maka negeri-negeri Sodom dan Gomorra dihanjoetkan dan tenggelam dalam air laoet dan apakah gerangan sebabnja, maka pendoedoek Amerika dan Australia jang asli tidak mempoenjai ,,hak berdiri” (het recht van bestaan) sebagai oemmat? Tentoelah kaoem jang tidak menjoekai agama atau jang membentji agama akan dapat memberi djawaban atas pertanjaan itoe, biarpoen djawabannja itoe dengan menoeroet lidahnja jang litjin karena ta’ bertoelang itoe.
Bahwasenja tiap2 pendirian itoe dapatlah dipertahankan dan dibelanja tetapi tiap2 pertahanan atau pembelaan itoe beloem tentoe mengandoeng kebenaran dan kenjataan biarpoen tjotjok dengan akal sekalipoen, oempamanja dalam ilmoe perhitoengan tinggi (hoogerre wakunde) dapatlah orang ,,memboektikan”, bahwa 5 bisa sama dengan 100. Begitoelah seteroesnja.
Sjahdan, maka kemarin doeloe malam di Betawi dan Weltevreden hiroeklah pen-doedoeknja bangsa kita merajakan hari raja Tionghoa. Tidak tjoema hari raja Tionghoa sadja jang dirajakannja, tetapi hari raja Eropah (tanggal 1 Janoeari) poen djoega tidak akan lampaui dengan tidak diperingati dengan perajaan.
Trem dari N.I.T.M. dalam doea malam itoe teroes djalan simpai djam doea lepas malam. Abang-abang sopir, toekang-toekang kabar atau lain-lainnja poen djoega toeroet bekerdja keras boeat mentjari........foeloes. Di djalanan-djalanan raja dan di kampoeng-kampoeng adalah diperlihatkan bermatjam-matjam tontonan, semoeanja di kemoedikan oleh bangsa kita. Ada ronggeng, ada wajang-wong, ada doger, jang katanja sangat digemari orang, ada moesik gamelan, pendeknja hampir segala tontonan jang penoelis tidak kenal namanja jang dapat ,,menghiboerkan” hati manoesia atau jang dapat menim-boelkan perasaan jang djaoeh dari pada kemanoesiaan dan keoetamaan adalah tertampak, terdengar dan terlihat.
Orang jang menontonnja tidak terhisabkan bilangannja, boleh dibilang moelai Betawi sampai Mr. Coen, djalanan2 besar padatlah dengan manoesia, toea-moeda, ketjil-besar, lelaki-perempoean, djanda-gadis, perawan dan djedjaka. Pakaian jang dipakainja poen djoega tidak sematjam, tidak biasa, mitsalnja ada orang perempoean jang berpakaian lelaki, ada orang lelaki dan memakai pantalon, ada jang memakai kedok, ada jang memakai tjermin mata hitam, meskipoen tidak ada panas, ada jang memakai djas hoedjan d.l.l., walaupoen ,,tidak ada hoedjan, tidak ada angin”. Memang aneh betoel, kalau sedang soeka memperhatikan satoe persatoenja jang diperlihatkan pada mata kita dan terdengar oleh telinga kita, teroetama bagi orang2 jang baharoe datang di kota Betawi. Boekan karena baiknja segala apa jang tertampak di mata kita dan djoega boekan karena merdoenja njanjian2 jang terdengar melainkan hanjalah karena dalam pada waktoe itoe orang seolah2 ,,tergila2” dan merasa…dari doenia jang ,,biasa” ini ke doenia jang ,,terbalik” djadi tidak dari doenia jang baka ke doenia jang fana.”
Dengan tjara jang demikian itoe, pergaoelan antara lelaki dan perempoean… lelaki jang telah mempoenjai isteri atau perempoean jang soedah bersoeami maoepoen jang beloem, sangat rapatnja dan ,,merdekanja”, sehingga dengan moedahnja batas2 keso-panan dan keoetamaan jang memagari kedoea belah fihak itoe tidak djarang dilanggar dan dilampauinja. Ada setengah orang jang mengatakan, bahwa waktoe itoe memang waktoenja djedjaka berkenal-kenalan dengan gadis, masanja perempoean membikin ,,persahabatan” atau ,,perhoeboengan” dengan baloe lelaki, terangnja waktoe itoe adalah waktoe ,,obral besar” alias ,,huwelijksmarkt”. Bila selama itoe banjak gadis2 atau boedjang2 jang tidak poelang ke roemah orang toeanja. tidaklah perloe dioeraikan di sini. Demikianlah dengan singkat keadannja.
,,Astagfiroellah !!!” Djika segalanja itoe dilakoekan tidak dalam boelan Ramadhan (Poeasa), rasanja tidak akan begitoe ,,njolok mata”, boekan karena koerang djeleknja atau lebih baiknja, …. Dalam boelan Ramadhan orang Islam diwadjibkan poeasa, jang ertinja tidak tjoema tidak boleh merokok, makan dan minoem, tjampoer daging dengan orang perempoean, mengeloearkan mani, d.l.ls. pendeknja tidak boleh mengisi peroet dan memikirkan doen’awiah sadja, tetapi djoega poeasa dalam erti isti’arah (figuurlijk). Tegasnja djangan bitjara jang tidak senonoh, terlebih2 jang melanggar agama d.l.l.s. Djangankan poeasa, sedang menahan hawa-nafsoe meniroe-niroe sadja poen tidak bisa. Inilah soeatoe boekti, bahwa Ra’iat kita memang soedah morat marit pergaoelan hidoep dan kehidoepannja, soeatoe boekti jang keroesakan roehnja. Ra’iat kita soedah sampai ke akar2 hati sanoe-barinja, soedah sampai ke oerat2nja.
Mengingat firman Toehan dalam KitabNja jang kita loekiskan di atas sebagai motto, maka soedah tentoelah deradjat Ra’iat kita terlampau hina, terlaloe rendah, karena inilah ‘akibat perboeatannja. jang semata-mata melanggar sjara’-sjara’ agama Islam. sedang menoeroet pengakoeannja mereka itoe adalah orang Islam sebetoelnja: orang selam.
Inilah boekan sifat orang Islam, tetapi sifat orang moenafiq. Oentoenglah bagi Ra’iat kita, bahwa ia masih diberi kelapangan boeat memperbaiki nasibnja, boeat melakoekan perintah2 Allah dan menjingkiri larangan2Nja, ertinja Ra’iat kita --kendati soedah bobrok loear dalam sekalipoen-- masih beloem dilenjapkan dari moeka boemi ini. Soesahnja jaitoe karena semoea kesoekaran, perhinaan atau perhambaan itoe tidak hanja ditanggoengkan oleh sebagian daripada Ra’iat jang memperboeatnja itoe sadja, melainkan djoega oleh sekalian oemmat. Kalau baik, baik semoeanja. Kalau boeroek, boeroek semoeanja dan kalau hina poen hina semoea.
Adapoen bangsa kita, jang oemoemnja memeloek agama Islam, toeroet merajakan hari raja bangsa lain sebagai penghormatan --seande kata-- itoelah tidak begitoe soesah difikirkan, karena memang bangsa kita ini adalah satoe bangsa jang berboedi bahasa jang tinggi dan bersopan santoen, serta sangat soeka menghormati orang atau bangsa lain hingga kadang-kadang sampai ,,terbalik-balik” dan kemoedian mendjadi ,,boedak”. Dan tidak memikirkan akan kehormatan diri akan bangsa sendiri. Djadi toeroet merajakan hari raja bangsa lain tadi di sini tidaklah bersandarkan kepada asas ,,hormat-menghormat” melainkan salah satoe sifat perhambaan kita, menghamba kepada sesama manoesia dan menghamba kepada hawa-nafsoe kita.
…… jang pertama, jaitoe memperhambakan diri kepada manoesia, ertinja kepada sesama manoesia kita kasih recept ,,kalau takoet, hendaklah takoet hanja kepada Toehan dan djanganlah takoet kepada segala apa lainnja. Dan djika mentjinta atau menghormat, hendaklah mentjinta dan menghormat Toehan lebih dari pada barang apa jang dapat difikirkan oleh otak manoesia.”
Selain dari pada itoe tentang perhambaan terhadap kepada hawa-nafsoe, jang mestinja haroes ada di bawah perintah manoesia, tidaklah di sini dapat kita terangkan dengan pandjang lebar dalam karangan kita jang sesingkat ini.
Memerintah hawa nafsoe dengan djalan memerangi hawa-nafsoe kita jang amat boeroek, karena kedjahatan jang akan kita perangi itoe melihat diri kita. Agar soepaja memoedahkan peperangan itoe, maka recept kita jang kedoea ialah: ,,Djalankanlah perintah2 Toehan dan djaoehilah segala apa jang mendjadi larangan2Nja”, karena tjoema dengan djalan itoelah kita dapat memerangi hawa-nafsoe kita jang boeroek dan djahat, dan memerintahnja sebagai mana haroesnja dan lagi inilah haroes menegoehkan taoehid dan menebalkan iman dan boeat menoedjoe dan mentjapai kesempoernaan doenia dan achirat. Berdaja-oepajalah. Sebeloem temponja lampau.

S.M. Kartosoewirjo

Keberatan Ra’iat

Fadjar Asia, (27 April 1929)

Ra’iat Indonesia berkeloeh kesah. Ra’iat Indonesia menjatakan keberatannja. Ra’iat Indonesia mentjari keadilan dan perbaikan nasib. Allah Jang Maha Koeasa dan Maha Adil. Hanja kepadaNjalah kita mentjari dan memperoleh kebenaran dan ke’adilan. Hanja kepadaNjalah kita memohon dan mendapat keamanan lahir-bathin dan kesedjahteraan Doenia dan Achirat
Waktoe ini memang waktoe riboet! Doenia ta’ aman, achirat……………
Bahaja maut selaloe mengantjam hampir tiap2 manoesia, teroetama manoesia jang berderadjat rendah, jang baroe sampai ketingkat jang masih rendah!
Di saban2 bagian di moeka boemi ini terdengarlah soeara jang menggemparkan dan mendatangkan berang dalam hati. Di Mexico ada pemberontakan; di Tiongkok dimoelai lagi perang saudara; di India timboel keriboetan, hoeroehara, keamanan jang meroesak keamanan dan ketertiban oemoem. Di Perantjis, Nederland dan lain2 negeri terbit pemogokan, jang dilakoekan oleh kaoem boeroeh, kaoem pekerdja, kaoem sekerdja, kaoem jang membanting toelang sehari-hari boeat mentjari sesoeap nasi, kaoem jang mendjoeal tenaga jang mengeloearkan keringatnja dengan harga jang tidak sepadan dengan keloearnja tenaga dan keringat itoe, kaoem jang ,,hampir2” tidak mempoenjai hak (tetapi banjak beban jang haroes ditanggoengnja) sebagai manoesia dalam pergantian hidoep, kaoem jang hidoep dan matinja seolah-olah ,,tergantoeng” di tangan madjikannja, di tangan si pembeli pekerdjaan –tetapi lebih2 sengsaranja kaoem boeroeh itoe, djika kita soeka menjelidiki golongan itoe dalam tanah2 djadjahan, negeri2 jang tidak mem-poenjai kekoeasaan dan pemerintahan sendiri, negeri2 jang ra’iatnja (pendoedoeknja) toendoek ta’loek kepada bangsa lain…….. –, pendek kata, pada dewasa ini seloeroeh doenia mendjerit dan dengan dahsjat melihat (atau meneleh –meramalkan–) bentjana jang akan menimpa segala manoesia (menschheid) dan terbajang-bajang berbagai-bagai bahaja jang hendaknja bakal mengantjam, meroesak dan membinasakan pergaoelan hidoep didoenia ini dan akan ,,menoempas” segala apa jang ,,hidoep.”
Di Tiongkok terbit bala kelaparan, di Roesland poen demikian poela halnja. Bera-toes-ratoes djiwa manoesia melajang karenanja, bahkan malahan riboean orang jang dipindah ke alam jang baka karena tertimpa oleh matjam2 bahaja. Baik bahaja ‘alam maoepoen bahaja jang terdjadi karena kepintjangan peratoeran-peratoeran jang terdjadi dalam pergaoelan hidoep pada masa ini.
Orang mentjari2 bagaimana agaknja doenia ini dapat diperdamaikan; Orang mengoesoet-oesoet djalan2 dan tjara2 pemerintahan ,,barat” soepaja doenia dapat terpelihara dari pada kekaloetan kedhaliman, kehewanan…. Tetapi semoea ichtiar dan segala daja-oepaja itoe roepa-roepanja akan sia2 sadja….., walaupoen ilmoe pengeta-hoean makin lama makin tambah madjoe dan technik tambah lama tambah sempoerna.
Boektinja Dalam peri hal politiek, ekonomie atau poen sociaal doenia masih senan-tiasa mentjari-tjari, meraba-raba dalam kegelapan. Jang koeat tetap memerintah dan si lemah tetap diperintah atau terperintah, jang kaja selaloe menimboen-nimboenkan harta benda dan menoempoek-noempoek perolehannja dan si miskin tetap moedharatnja dan sehari-kesehari makin tambah poela tanggoengan jang haroes dipikoelnja. Ratoes riboean orang pedagang dan kaoem peroesahaan djatoeh dalam perniagaan atau peroesahaan –keradjinannja. Ratoesan riboean poela djoemlahnja si paman tani jang tidak mempoenjai tanah lagi, karena diperoesahakan oleh orang lain, jang sangat mendorong kaoem boeroehnja (jaitoe kaoem tani jang ta’ mempoenjai sepadang tanah itoe tadi) ke dalam djoerang perboedakan dan perhinaan jang sedalam-dalamnja. Singkatnja, si tani adalah dalam keadaan jang serba soesah dan soekar-soelit difikir, terlebih2 berat boeat jang menderitanja.




Tjobalah disini kita soentingkan beberapa kedjadian jang terlampau menjoesah-kan dan memberatkan ra’iat dalam mentjari rezkinja sehari-kesehari. Apa jang akan kita berikoetkan ini dapatlah diselidiki, diperiksa dan dinjatakan sendiri dalam daerah Tjitjoeroek, Soekaboemi. Di lain-lain tempat poen roepanja tidak banjak bedanja. (koe-rang sedikit atau lebih sedikit), tjoema lain-lain matjamnja, djadi pendek kata ,,setali tiga oewang”
1. Padjak setahoen f 13,90.
2. Desalaten dan sidqah f 7,-
3. Oeroenan ke desa
(membikin djembatan, sekolah2, sekolah desa d.l.l.) f 0,50.
4. Njaboet sawah f 20,-
5. Tandoer f 10,-
6. Matoen (pertama kali ngored. Soenda) f 10,-
7. Matoen kedoea kalinja (ngerambet. Soenda) f 10,-
8. Babad goleng f 5,-
9. Bibit f 7,50
10. Keperloean lain2 f 6,-
11. Makan boeat orang2 jang bekerdja (koeli2) f 6,-
12. Ongkos mengangkoeti (memikoel) padi
waktoe panen (menoeai) ke roemah f 3,-
Djoemlah f 118,90
Semoea itoe terhitoeng sawah (ladang) dan sebaoenja. Beloem lagi ditambah zakat k.l. f 3,- dan makan, pakaiannja doea (sedikitnja: kalau roemah tangganja tjoema terdiri daripada lelaki dan Isteri sadja) sadja orang. jang kita taksir serendah-rendahnja f 24,- dalam setahoen. Djadi djoemlahnja oeang jang keloear dalam satoe tahoen adalah f 145,90, sedang sawal sebaoe jang ditanami padi (di daerah terseboet biasanja hanja sekali setahoen) itoe paling banjak akan memberi hasil 25 datjin (2500 kati) padi, jang kalau didjoeal sedatjinja k.l. bisa lakoe f 4,- djadi djoemlah pendapatan dalam setahoen dari sawah sebaoe ada f 100,-

Tjara perniagaan:
Nadeelig-saldo atau keroegiannja si tani dalam setahoen boeat sawah jang lebarnja 1 baoe ada f 45,90 (empat poeloeh lima roepiah sembilan poeloeh sen).
Demikianlah kalau dibandingkan tjoema pengeloearan oeang boeat sawah sebaoe itoe dalam setahoennja dan pendapatannja oeang dari hasil sawah itoe Beloem keperloean lain-lainnja jang disini tidak kita oeraikan jang menoeroet taksiran kita tidak koerang dari djoemlah jang telah dikeloearkan boeat sawahnja itoe.
Inilah salah satoe sebab-sebabnja maka si tani selaloe berkeloeh-kesah, sampai kadang bertjoetjoeran air mata apabila ia memikirkan nasib dirinja dan kelam kaboetnja roemah-tangga jang mendjadi tanggoengannja siang dan malam. Ada lagi:
I. Ditetapkan dalam tahoen 1927 orang2 desa mesti bekerdja, pada desa sebagai ,,heerendienst” alias rodi doea kali dalam setahoen. Tetapi bagaimana djadinja atau apakah jang diperlakoekan ? Doea kali setahoen mendjadi doea kali seboelan, entah apa sebabnja 1)
II. Kalau hendak membikin roemah baroe memakai genteng boeat tiap2 meter per-segi dikenakan ,,bajaran” doea sen setengah, djadi kalau roemah itoe 10 M. lebarnja dan 15 M. pandjangnja, maka si pembikin roemah baroe itoe dikenakan ,,bajaran” 15x10x2 ½ sen = f 3,75. Kalau roemah itoe dibikin dari alang-alang dikenakan ,,bajaran” 1 sen, djadi boeat jang pandjang dan lebarnja seperti terseboet djoemlah oeang jang dikenakan kepada si pembikin roemah f 1,50. Lagi tiang jang dipakai boeat roemah baroe itoe kalau dari djati boeat tiap-tiap semeternja dikenakan doea sen setengah, dan djika dari bamboe 1 sen.
Pembatja tentoe dapat menghitoeng sendiri berapa djoemlahnja tiang jang dipakai boeat mendirikan satoe roemah dan dapat menaksir poela berapa M. pandjangnja tiap2 tiang. Kemoedian pembatja dapat menghitoeng berapa oeang jang mesti dikeloearkan si pembikin roemah itoe boeat tiang (kajoe djati atau bamboenja sadja).
III. Tiap2 hendak menjembelih kambing mesti bajar f 0,20 (doea poeloeh sen) Begitoelah seteroesnja. Bagaimanakah ekonomi orang tani, orang desa tidak ber-teriak-teriak boeat menjatakan keberatannya tentang pikoelan jang haroes diangkatnya?
Kalau soedah djengkel, mendongkol dan tidak tahoe lagi kemana larinja boeat memperbaiki nasibnja --karena bodohnja--, maka terlampau moedahlah mereka itoe dipikoel oleh si penangkap dan si pendjoeal manoesia alias ,,werk deli” atau ,,werver”. Kemoedian bila mereka soedah sampai di tanah kontrakan,,terampaslah kemerdikaannja” dan terikatlah ,,kaki tangannja,” jang oleh karena nasib, hidoep dan kehidoepannja ta’ lebih dari orang2 boedak belian, dan terhalang dalam mengerdjakan kewadjibannja jang lebih penting.
Lari ditangkap dihoekoem dalam pendjara dan dikasih extra ,,gandjaran” oleh madjikannja, karena ……….,,tidak setia,” katanja. Tidak lari, badan dan roeh terdjoeal dengan harga jang amat moerah dan kesengsaraan tetap…
Demikian nasib kaoem tani ketjil --jang tidak mempoenjai sawah atau ladang, memang karena melaratnja atau disewakan kepada peroesahaan Barat atau terpaksa disewakan kepada kaoem kemodalan di tanah air kita, jang termasjhoer akan kemole-kan dan ketjantikannja di seloeroeh doenia, jang sekarang ‘asik dinjanjikan sjair-sjairnja oleh pemoeda-pemoeda, poetera-poeteri, Indonesia, jang hendaknja akan membela ra’iat bangsa dan tanah toempah darah kita dan memeliharanja dari pada segala bentjana jang akan menimpa atasnja. Moedah-moedahan !!!
1) Djadi 12 kali lebih berat daripada jang soedah ditetapkan.
2) ‘Alam? Apakah djoega mesti membajar? Beloem katanja.
Ra’iat mentjari ke’adilan !, tetapi soesah diperdapatnja, lantaran manoesia bersifat apes dan lemah dan dari sebab itoe selamanja tidaklah kita akan bisa memperdapat ke’adilan daripada manoesia —terlebih2 koerang lagi ke’adilan itoe, djika si orang jang dimintanja ke’adilan itoe tidak berpegang kepada barang jang haq dan loeroes dan bersandarkan kepada agama jang soetji –, melainkan hanja kepada Allah Soebhanahoe wa Ta’ala.
Peganglah pertalian oemmat Islam? Peganglah Islam dengan soenggoeh-soenggoeh! Djalankanlah perintah2 Allah dan didjaoehi larang2nja. Itoelah djelas jang moelia boeat mentjapai kemerdekaan ra’iat bangsa dan tanah air, dalam erti kata jang seloeas2 dan sesoenggoeh2nja, dan melepaskan segala matjam perhambaan, perhinaan dan kerendahan jang sekarang masih melekati diri kita, ra’iat Indonesia oemoemnja dan oemat Islam Indonesia choesoesnja.

S.M. Kartosoewirjo

Selamat Djalan

Fadjar Asia, (2 Mei 1929)

Pada malam Rebo mengadap 1 Mei telah diadakannja malam-pamitan atas oesaha soeatoe komite jang terdiri dari pada beberapa orang P.S.I. Indonesia tjabang Betawi, sebagaimana telah diberitakan kepada sekalian pembatja, maka malam pertemoean atau malam-pamitan itoe semata-mata diperoentoekkan boeat ketoea kita jang moela saudara Hadji Agoes Salim, berhoeboeng dengan perdjalanan ke Eropah Barat itoe pada oemoemnja dan ke Geneve (sebagai penasihat dalam perwakilan perhimpoenan kaoem boeroeh di Nederland, jang diberi nama "N.V.V.") boeat keperloean tanah toempah darah kita Indonesia genapnja. Pendek kata dalam hal itoe beliau tidak berboeat tjoema sebagai adviseur dari delegatie N.V.V. itoe belaka atau tjoema hanja bagi keperloean P.S.I. Indonesia (jang hendaknja akan disiar-siarkan namanja dipropagandakan di benoea Eropah-Barat itoe), dan lebih djaoeh lagi hanja oentoek keperloean diri sendiri sadja, melainkan perdjalan beliau itoe adalah mengandoeng maksoed dan toedjoean jang lebih loeas, lebih lengkap dari pada jang terseboet tadi, tegasnja semata-mata bagi keperloean dan kepentingan seloeroeh Indonesia dan Ra'iat Indonesia, jang menjatakan keberatannja dalam hal-hal jang hanja bisa terdjadi dalam tanah djadjahan jang sematjam ini.
Sebab bagaimana poen djoega halnja, tiap2 orang Indonesia nistjajalah berkebera-tan atau sekoerang2nja tidak bakal setoedjoe akan adanja "peratoeran" heerendienst atau rodi (kompenian) itoe. Baik jang berkoelit poetih, maoepoen jang berkoelit koening atau jang lain-lainnja.
Pendek dan pandjangnja, Rodi atau Kompenian itoe haroeslah lenjap dari tanah air kita Indonesia, begitoelah pengharapan tiap2 pendoedoek Indonesia, jang banjak sedikitnja masih mempoenjai perasaan kebangsaan dan jang mempoenjai pendapatan, bahwa segala kedhaliman dan kepintjangan haroes dibasmi dengan selekas-lekasnja dari moeka boemi ini.
Djadi ketoea kita jang moelia saudara Hadji Agoes Salim tolak dari Tandjoeng Priok dan menoedjoe ke tanah sedjoek itoe, boekannja bagi keperloean diri sendiri (individueel belaka) tetapi bagi semoea Ra'iat Indonesia, baik jang beragama Islam, Kristen atau lain2nja. .... ketjoeali orang2 jang merasa senang akan keadaan jang sekarang ini.
Dalam malam-pamitan jang diadakan diatas itoe adalah berhadhir beberapa wakil dari pelbagai soerat chabar Melajoe (Indonesia) dan Melajoe Tionghoa, jaitoe Keng Po, Perniagaan, Bintang Timoer, Sin Po, dan ada djoega wakil dari soerat chabar poetih, ja'ni "Het Indische Volk" (soerat berkala dari kaoem Sociaal-demokrasi di Indonesia) dan "De Courant". Perhimpoenan-perhimpoenan jang mengetahoei wakilnja ke malam-pamitan itoe berbagai-bagai poela, baik jang bersandarkan semata-mata kepada Kebangsaan maoepoen jang beragama atau sama sekali tidak berpolitik dan jang semata-mata bersifat sociaal atau ekonomisch. Menoeroet tjatatan kita ialah? Pasoendan Sjoebanoel 'Arab, Jong-Islamieten Bond, Pemoeda Indon., Peroekoenan, Keoetamaan Bagelan, Boedi Beaten, Al-Irsjad, J.Japadvinderij, Natipij, S.I.A.P. tjabang Betawi, H.B. S.I.A.P. Jong Java afd Betawi, M.O.O. P.S.I. Ind. di Djokjakarta, pemoeda Soemantera tj. Betawi, I.S.D.P. P.S.I. Ind tj. Mataram, P.S.I. Ind. tj. Bandoeng, S.I.A.P. Tjitjoeroek, Indonesische Journalisten Bond, Perh. Pengoejoeban dan P.N.I.
Adapoen jang diperbintjangkan pada malam itoe ialah beberapa fasal jang bersangkoetan dengan perdjalanan Kjai H.A. Salim ke Eropah-Barat itoe. Kira-kira doea poeloeh orang wakil perhimpoenan menjatakan persetoedjoeannja akan perdjalanan beliau jang moelia itoe. Lagi ada djoega beberapa pembitjaraan jang tampil ke moeka dan berpidato atas nama diri sendirian dan semoeanja pidato-pidato itu ta' lain, maksoednja melainkan menaroeh perhatian akan kehendak sdr. jm. Kjai H.A. Salim dan mengharap kepada Allah Ta'ala, moedah-moedahan perdjalanan-perdjalanan beliau itoe bisa berhasil semestinja. Pengharapan atau permintaan itoe kita djawab dengan perkataan. Insja Allah moedah-moedahan tertjapailah toedjoean dan tjita-tjita kita jang oetama itoe.
Perdjamoean sekedarnja poen tidak loepa disadjikan oleh anak-anak pandoe kita S.I.A.P. dan Natipij kepada sekalian jang berhadhir, dengan disertai moesik dan njanjian kebangsaan Indonesia Raja jang amat merdoe dan mengembirakan, lagi menghidoepkan hati itoe, sehingga semangat malam pamitan itoe sedikit poen tidak mengetjiwakan dan perasaan kebangsaan jang dikandoengnja tertampak poela, ternjata dari pada berseri-serinja wadjah sekalian jang berhadlir, antaranja ada kelihatan beberapa kaoem iboe Indonesia.
Perhatian banjak baik dari bangsa kita sendiri, maoepoen dari bangsa lain jang setoedjoe dengan kita, oempamanja kaoem Sociaal Democraat, kesenangan dan kegembiraan hati tidak terpisahkan lagi, seolah2 seperti langkah kita itoe soedah mendekati tjita2 kita.
Malam itoe adalah soeatoe malam jang tidak akan dapat kita loepakan dan bakal kita toeliskan dalam riwajat pergerakan kebangsaan Indonesia dengan tinta mas, soeatoe tanda jang perasaan kebangsaan soedah tertanam dengan soenggoeh2 dan sampai sedalam2nja, dalam hati sanoebari kita, poetera Indonesia, adalah salah soeatoe sjarat jang terpenting dalam pendjelasan kita menoedjoe dan mentjapai tjita-tjita jang senantiasa kita gambar2 dan bajang2kan siang dan malam.
Lagi kebetoelan hari berangkatnja saudara jang moelia itoe tiba pada tanggal 1 Mei, jaitoe soeatoe hari jang soedah termasjhoer di antero doenia, jang lazimnja dikatakan orang "Hari Merah" (De Roode Dag), karena pada waktoe itoe kaoem jang melarat dan berderadjat rendah (kaoem proletariant) melakoekan perlawanan terhadap kepada madjikannja, kepada orang jang mengoeasainja, kepada orang jang berkoeasa atas hidoepnja kaoem jang amat diperhinakan itoe. Dan pada waktoe itoe poela, kaoem proletariant moelai memperoleh kemenangan dan moelai mendapat hak2 jang ditoentoetnja sebagai manoesia jang memakan oepah harap, jang mengeloearkan peloehnja boeat pentjaharian sehari2. Moedah-moedahan pada hari itoe djoega pendoedoek tanah djadjahan moelai terlepas daripada bebannja jang amat berat itoe dan terhindar dp. bentjana jang menimpa dirinja, serta terpelihara dp. Kedhaliman dan ketjoerangan, jang roepanja hanja bisa terbit dalam tanah djadjahan sadja, seperti tanah toempah darah kita Indonesia ini.
Sjahdan, maka keesokan harinja kira djam setengah sebelas, saudara jang moelia H.A. Salim berangkat dengan mobil ke Tandjoeng Priok, dihantarkan lima orang anak2nja, lelaki dan perempoean, serta handai-taulannja, lagi poela beberapa wakil dari matjam2 perhimpoenan dan wakil2 dari kaoem lain2nja. Wakil P3K.I. (sdr. toean Hoesni Thamrin) jang pada malam - pamitan tidak dapat meloeloeskan oendangan kita karena terhalang, tertampaklah dalam kapal "Prins der Nederlander", jaitoe kapal jang akan membawa ketoea kita jang moelia ke pelaboehan Genoea. Berdjabatan tangan tidak ada habisnja malahan kita lihat djoega, ketjoeali beberapa pembesar2 jang bagi kita tidak mendjadi oekoeran tinggi atau rendahnja deradjat ketoea kita dalam medan pergaoelan oemoem pengandjoer2 pergerakan serta wakil2 dari pers d.l.l., seorang poelisi (afdeeling recherchedienst, t. Van der Vlugt) berdjabatan tangan dengan sdr. j. m. itoe, dengan memberi "selamat djalan! (goede reis)" arah perhatian itoe karena dirinja sendiri (persoonnja), entah karena djabatannja. Itoelah oeroesannja sendiri. Wakil2 pers poen lengkap poela.
Poekoel doeabelas, Ploeit berboenji satoe kali, Orang2 jang menghantarkan diberi 'alamat boeat meninggalkan kapal dari "Maatschappij Nederland" itoe.
Ploeit kedoea diboenjikan. Sesoedah semoeanja selesai, maka kita djam satoe koerang seperempat, diboenjikanlah ploeit jang ketiga, ploeit jang penghabisan, dan kemoedian dengan perlahan-lahan bertolaklah kapal jang ditoempangi oleh ketoea kita itoe dari pantai tanah Djawa, pelaboehan Tandjoeng Priok. Tatkala itoe terdengar soeara moesik "Wilhelmus", njanjian Nationaal Belanda, njanjian jang dinjanjikan pada tiap2 pemboekaan atau permoelaan barang apa jang dianggap officieel atau oemoem.
Roepanja anak2 Pandoe kita jang merasa mempoenjai tanah air sendiri, tanah Indonesia sedikit atau tidak sedikit ketjiwa mendengarkannja --biarpoen bagaimana merdoe dan njaringnja soeara jang masoek dalam koeping itoe,-- dan oleh karenanja maka mereka itoe laloe menjanjikan lagoe kebangsaan Indonesia, ialah lagoe " Indonesia Raja " hingga doea kali.
Banjak orang koelit poetih terkedjoet mendengar soeara "Indonesia...., Indonesia...." itoe ... entah karena beres mendengar sekali itoe, entah karena lain hal.... kemoedian orang2 jang menghantarkan beliau ke pelaboehan kian bersoerak dengan rioeh dan gembiranja: "Hidoeplah Indonesia !" sempat beberapa kali. Kemoedian orang2 jang mengantarkan saudara jang moelia itoe laloe poelang ke roemahnja masing2 sambil berbitjara tentang perdjalanan beliau itoe.
Achiroel kalam kita berharap, moedah-moedahan Allah Soebhanahoe wa Ta'ala akan mengaboelkan segala apa jang kita maksoedkan itoe, agar soepaja Ra'iat Indonesia terhindar dp. bentjana jang menimpanja.

S.M. Kartosoewirjo

Perajaan 1 Mei

Fadjar Asia, (6 Mei 1929)

( Sedikit pemandangan atas rapat besar dari pada
Indische Sociaal-Democratische Party di Betawi.)
Tjita-tjitanja: Penanggalan Sendjata (Ontwapening).
Sjarat-sjaratnja:
Kemerdekaan dalam berhimpoen dan berkoempoel, Penghapoesan Poenale Sencre (Perboedakan Kontrakan) dan Rodi, Perhatian banjak dari Pembesar Negeri tentang perboeroehan Merdeka. Penghapoesan hak2 jang berlebihan (Exorbitan te Rechten) dari Gouverneur-Generaal, Pemberian ampoen dengan selekas-lekas dan sebanjak-banjaknja kepada orang-orang ahli politik jang diasingkan dan lain-lain lagi.
Kemarin hari Minggoe di gedoeng bioskop Dec park, Koningsplein Noord, Welteverden, perhimpoenan Indische Sociaal Democratische Partij (I.S.D.P.) telah diada-kan rapat besar, dimoelai pada kira djam setengah sepoeloeh dan disoedahi pada djam setengah doea belas dengan selamat, dan tertib. Gedoeng penoeh dan sesak dengan orang-orang jang menaroeh perhatian akan rapat besar itoe, kebanjakan bangsa Indonesia dan bangsa Belanda malahan sebagian besar orang-orang jang terdiri di loear kalangan itoe. Djoemlahnja menoeroet takaran k.l. Ada 1000 orang.
Wakil pers, baik poetih maoepoen Indonesia, poen berhadhir poela Politie lengkap. Sersi-sersi ta’ soeka ketinggalan djoega. Di keliling medja bestuur antara lain-lain adalah berdoedoek toean Dahler. Proff. Van Gelderen dan Njonjahnja, serta beberapa djempolan ISDP lainnja, mitsalnja toean Midendorp. Setelah belakang medja bestuur antara dihiasi dengan kain merah dan di dalamnja terloekis empat hoeroef besar ,,SDIP” dengan kain poetih.
Rapat besar ini dipimpin oleh Dahler, jang memboekanja dengan memberi salam oetjapan diperbanjak terima kasih atas perhatian toean-toean dan njonjah-njonjah jang soedah soeka memboeang (mengoerbankan) temponja boeat mengoendjoengi rapat jang diadakan pada pagi itoe. Sebeloem itoe ia memberi pemandangan dengan pandjang lebar tentang maksoednja mengadakan vergaderning itoe berhoeboeng dengan perajaan 1 Mei jang bagi kaoem pekerdja dan sekerdja socialist, teristimewa dalam benoea Eropah dan Amerika mendjadi soeatoe hari jang dipandang amat penting, jang selaloe dirajakan-nja sebagai demontrasi penoentoetan hak kaoem pemakan oepah --jang diperdapat daripada keringatnja-- terhadap kepada madjikannja.
Pidato dalam bahasa Belanda ini diterdjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh pembitjara sendiri, sehingga sekalian jang berhadhir mengerti semoea. (Tepoek sorak rioeh, hingga menggetarkan gedong bioskop itoe.)
Dalam pemboekaan rapat besar itoe dinjanjikan dengan orkest njanjian kaoem socialist (atau sociaal-demokraat) jang soedah terkenal itoe jang sangat menggembirakan sekalian pendengar. Kemoedian dipersilahkan njonja van Gelderen memberi voordracht jang tidak sedikit menarik hati dan perhatian dari segala orang jang mendengarkannja, terlebih-lebih bagi orang-orang jang soedah tergaboeng dalam kalangan kaoem socialist demokraat.
Laloe dipersilahkan toean Middendorp seorang I.S.D.P. jang terkenal dalam Volksraad, pengoeraikan pidato tentang perajaan 1 Mei ini, teroetama bersangkoetan dengan pergerakan kaoem boeroeh dalam penoentoetan hak-haknja. Dan djoega tjita-tjita, maksoed dan toedjoean kaoem sociaal-demokraat poen ta’ loepa diperbintjangkan-nja dengan pandjang lebar serta terangannja, sehingga memoeaskan atas orang-orang jang berhadhir. Sesoedah itoe pidato itoe dioelangi lagi dalam bahasa Indonesia dengan singkat oleh t. Dahler. Adapoen semoeanja pembitjaraan itoe tidaklah dapat kita beberkan di sini sebagai veeslag jang ,,Objektief”, melainkan sebagai pemandangan jang terlampau singkat.
Sjahdan, maka tanggal 1 Mei itoe bagi kaoem sociaal-demokraat sedoenia adalah hari jang sangat penting, hari besar, hari jang membawa orang dari doeka tjita ke soeka tjita, hari perdjoeangan antara kaoem boeroeh dengan kaoem madjikan, hari moelainja segenap ra’iat di doenia ini berbangkit, hari boeat melawan perboedakan, hari jang memberi kesempatan kepada kaoem jang diperhinakan dan diperboedakkan boeat memberi demonstrasi di sepandjang djalanan boeat mempertahankan membela hak-haknja sebagai manoesia, hari boeat mentjegah dan melenjapkan segala kedhaliman jang hendaknja akan menimpah kaoem boeroeh, pendek kata, hari itoe adalah hari jang sangat moelia bagi atau jang amat dimoeliakan oleh kaoem boeroeh socialist di seloeroeh doenia.
Dalam pertengahan abad ke 19 berdirilah Karl Marx, sambil berkata ,,Hai kaoem jang terendah (proletariers), bersatoelah!!” Perkataan inilah jang mendorong pergerakan kaoem boeroeh dimana-mana tempat beroesaha dan ichtiar dengan sekeras2nja dan dengan segala tenaga, fikiran dan harta benda boeat menoentoet segala hak2nja jang roepanja telah hilang dan ditelan oleh kaoem madjikan itoe, dan menendang dan memboeka jang tertoetoep basinja itoe, seolah2 seperti orang jang terkoeroeng dan terikat kaki tangannja, sehingga ta’ dapat melangkahkan langkahnja sebagaimana haroesnja. Sebagai salah satoe akibatnja, maka pada tahoen 1864 berdirilah Inter-nationale jang Pertama, jang hanja beroemoer 12 tahoen lamanja, dan oleh beberapa sebab maka pada tahoen 1867 diboebarkanlah Internationale jang pertama itoe. Jang pertama-tama karena hari itoe bolehlah dianggap sebagai sembojan ,,hidoep baroe” dari pada ,,mati”, sembojan ,,doenia moeda” dari pada ,,doenia jang toea”, pendeknja hari itoe adalah soeatoe symbool ,,pembaroean” doenia, menoeroet sebagai-mana jang dtjita-tjitakan oleh kaoem sociaal demokraat. Maka kalau ada hari demonstrasinja, ada tjita-tjita jang dimaksoedkannja, nistjajalah ada poela rentjana jang hendaknja akan dilakoekannja. Adapoen werkprogram (rentjana-pekerdjaan) kaoem socialist itoe adalah berbagai-bagai.
Berhoeboeng dengan angan-angan kaoem socialist jang menghendaki perdamaian doenia, maka sangat setoedjoelah mereka itoe dengan rentjana tentang penanggalan sendjata jang sekarang sedang dibentangkan dalam persidangan2 Volkenbond.
Dalam rapat besar jang terseboet di atas, dalam pidatonja antara lain-lain toean Middendorp mengatakan: ,,Si vis pacem para bellum”, jang maksoednja k.l. ,,Kalau kamoe menghendaki perdamaian, bersedia-sedialah (kamoe) boeat berperang.” Kaoem sociaal-demokraat mengetahoei, bahwa perang tidak akan berhenti, djika tidak diberhentikan dengan perang. Laloe dalam hati kita timboel perentjanaan.
Katanja kaoem socialist anti-militairisme, anti-kapitalisme d.l.l., sedang telah diketahoeinjalah bahwa damai itoe tidak dapat ditjapai dengan djalan damai, Djawab mereka itoe agaknja: ,,Hij stri de vood bet recht”, ertinja: ,,Berdjoeanglah bagi kebenaran.” Tetapi bagaimanapoen tjara-tjaranja hendak membasmi kedhaliman dan membela segala kebenaran itoe, tjoema dengan djalan theori sadjakah? Dengan djalan theori tidak boleh djadi, karena theori akan tinggal theori poela, dan dengan djalan praktijk poen tidak boleh djadi poela, karena kebanjakan djalannja kaoem sociaal-demokraat theoritsch sadja, tidak dengan amal. Boektinja, kalau kita tanja kepadanja ,,Bagaimanakah sikapmoe terhadap kepada pergerakan kita, jang berdjoeang, bagi kemerdekaan tanah toempah darah kita Indonesia ,,Maka djawab jang agaknja akan keloear dari moeloet mereka itoe ialah,” Kita sangat setoedjoe akan maksoed dan toedjoean itoe. Memang ,,Kemerdekaan Kebangsaan itoe adalah tjita-tjita jang moelia dari partij kita.” Dan kalau pertanjaan kita itoe kita teroeskan: ,,Langkah apakah jang hendaknja akan dilangkahkan bagi mewoedjoedkan tjita-tjita itoe?” No. 1 djawabnja tentoe ,,Kita tidak akan membikin hoeroe-hara, menerbitkan keonaran d.l.l., melainkan djalan jang kita tempoeh ialah djalan parlementair, djalan damai, djalan jang bertingkat2 (evolutionaar)….” Malah t. Midendorp sendiri mengatakan dalam persidangan terseboet bahwa theorie itoe memang moelia dan tinggi dan kemerdekaan kebangsaan itoe soenggoeh sendi dan hak asli dari tiap2 bangsa, tetapi………tiap2 theorie itoe memang soesah dipraktijkkannja.
Kita teringat tatkala pemberontakan kommunist dalam tahoen 1926 adalah seorang djempolan I.S.D.P., jang berkata k.l. maksoednja: ,,Asas Sociaal Demokratie dan kommunisme itoe sesoenggoeh-soenggoehnja tidak begitoe berselisih, hanja waktoe memperboeatnja dan djalan jang ditempoehnja itoelah jang berbedaan.”
Pendeknja kalau tjita-tjitanja itoe rasanja akan meroegikan diri sendiri, terlebih-lebih jang bakal mengchawatirkan nasib tanah toempah darahnja sendiri, tentoelah djalan jang akan ditempoehnja itoe dipandjang-pandjangkan dan dibengkok-bengkokkan, sehingga orang tidak dapat mengetahoei, apakah jang dimaksoedkannja itoe, ,,kelangan enggok”, kata orang Djawa, atau lebih tegas lagi, bila taktik jang demikian itoe kita katakan taktik ,,main kong kaling-kong.” Belanda tinggal Belanda dan kebelandaannja poen tidak kebelandaan poela.

S.M. Kartosoewirjo
(Akan disamboeng)

Perajaan 1 Mei

Samboengan Fadjar Asia kemarin, (7 Mei 1929)

Tanah ini adalah tanah djadjahan, ertinja soeatoe tanah jang diperintah, tidak menoeroet sebagaimana biasa (mestinja alias ,,abnormal”, kata Middendorp dalam pidatonja, Memang begitoe keadaan jang ada di tanah toempah darah kita Indonesia ini. Kalau kita semoeanja soedah sadar akan pemerintahan asing itoe, kalau kita semoea-nja soedah insjaaf akan kewadjiban kita terhadap kepada tanah air kita, maka gampanglah dalam hati kita terbit rasa hendak melawan segala apa jang menghalang-halangi kita di dalam menoentoet hak-hak kita, agar soepaja kelak kita dapat memerintah tanah air kita sendiri.
Oentoek memperdapat kemoeliaan itoe, nistjajalah kita akan melakoekan doeloe sjarat-sjaratnja, jaitoe antara lain-lain ialah: pembasmian rodi atau ,,heerendienst” itoe. Berhoeboeng dengan hal itoe, maka oleh toean Middendorp dikatakannja, bahwa kaoem socialist sangat tergirang hati atas keangkatan toean-toean Djajadiningrat dan H.A. Salim ke Geneve oentoek mengoendjoengi persidangan dalam Volksbond itoe.
Apa poela, kata pembela orang-orang jang mengatakan, bahwa kaoem socialist atau kaoem sociaal-demokraat itoe tidak menghendaki agama dan bentji kepada agama. toedoehan ini salah, katanja. karena social-demokraat tidak membentji agama, baik agama mana dan apa poen djoega. Boekti jang dikemoekakan olehnja ialah, bahwa pada waktoe ini djoemlahnja Berapa? tidak diterangkan oleh t. Middendorp. S.M.K.) orang-orang pemeloek agama baik Katholiek maoepoen Protestant (Islam tidak? Soedah tentoe. S.M.K.) makin hari makin tambah banjak. Jang soedah menjerboekan dirinja dalam kalangan kaoem boeroeh socialist.
Ada lagi satoe toedoehan jang mengatakan, bahwa kaoem sociaal demokraat itoe boekanlah orang2 pentjinta bangsa dan tanah airnja (,,patriot” atau ,,nationalist”) karena kaoem itoe adalah kaoem jang berasaskan kepada internationalisme. Dakwaan ini didjawabnja dengan pandjang lebar sehingga segala jang ditoedoehkan atasnja itoe dapat dibatalkan. Kalau natiomalisme itoe bererti melenjapkan segala jang dhalim. Membela segala jang benar, memperintahkan segala jang ‘adil dan mempertegoehkan segala apa jang haq. maka tidaklah social-demokratie akan menolak faham itoe. Lain lagi, kalau nationalisme jang dimaksoedkannja itoe menoeroet kebiasaannja dan meng-ingat praktijknja di benoea Eropah teroetama bererti hendak menjempitkan faham tjinta bangsa dan tanah air (chauvaisme) jang hendaknja akan mendjadi dorongan bagi bangsa itoe boeat mempertoempoek-toempoekkan harta bendanja atau harta benda orang lain, boeat memberi kekajaan kepada diri sendiri dan bangsanja. Inilah ,,faham tjinta bangsa dan tanah air” jang tidak dikehendaki oleh kaoem social-demokraat, sebab semoeanja itoe hanja akan menerbitkan perselisihan dan pertikaian antara satoe bangsa dengan lainnja dan menimboelkan faham ,,pertoeanan dan perhambaan” Djadi dengan djalan jang demikian itoe, maka masih djaoehlah kita daripada angan2 ,,damai doenia”, jang roepanja amat dipenting2kan oleh kaoem sociaal-demokraat itoe lagi poela bolehlah ditambah lagi, bahwa nationalisme jang begitoe itoe lama-kelamaan akan mendjadi matjam lain, mempoenjai sifat lain, jang lazimnja diterima ,,Kolonialisme”, karena hawa nafsoe oentoek menimboen-nimboenkan harta benda itoe tidak dapat ditahankan lagi. Inilah roepanja nationalisme jang bisa menimboelkan tanah2 djadjahan serta politiek2nja jang tjemar jang dilakoekan atasnja, jang tidak lebih djernih daripada air jang mengalir di selokan2 dan petjomberan2 itoe.
Maka dari sebab itoe katanja, social-demokratie menjetoedjoei pergerakan pendoedoek anak djadjahan jang selaloe berdaja oepaja boeat mentjari penghidoepan jang lebih baik, mentjari perbaikan nasib dalam segala hal ichwalnja dan kemoedian berniat hendak memerintah diri dan tanah toempah darah sendiri ,,Indie (Indonesia) los van Nederland”, tegasnja ,,Indonesia lepas dari Nederland” pendeknja ,,Indonesia Merdeka”. Itoelah salah satoe penoentoetannja kaoem social-demokraat djoega, jang ta’ poetoes-poetoes berichtiar boeat membela silemah dan sirendah jang telah djaoeh dalam lembah perhinaan dan kenistaan doenia. Inilah salah satoe fasal dalam program kaoem s.d. jang sesoeai dengan tjita2 kaoem kebangsaan oemoemnja.
Maka boeat menempoeh djalan itoe dalam program kaoem s.d. adalah termaktoeb beberapa fasal, mitsalnja:
1. Penghapoesan Rodi, jang dianggapnja sebagai pekerdjaan jang tidak dibajar. Jang terdjadi di tempat masing2. jang sangat memberatkan pendoedoek dalam daerah itoe dan jang menjebabkan poela beriboe2 manoesia masoek dalam terbengkoe, oleh karena tidak dapat mentjoekoepi ,,kewadjibannja” itoe. Maka G.G. Van Limburg Stirum soe’al ini soedah diperbintjangkan, dan achir dapat kepoetoesan, bahwa masalah rodi ini boekanlah soeatoe soe’al lagi, ertinja rodi itoe mesti dihapoeskan dengan perlahan-lahan. Tetapi kemoedian ada faham lain, jang mengatakan, bahwa rodi itoe boekan sementara tempo masih perloe bagi pendoedoek tanah djadjahan ini. Pendeknja, ,,Perboeatan ini tjoeranglah (,,Da is cemeep”) menoeroet terminologie Proff. Treup.
2. Lenjapnja perboedakan kontrakan (poenale Sarete) di tanah Indonesia ini banjaklah terdjadi beberapa kedjadian, penganiajaan oempamanja jang tidak patoet lagi terdjadi dalam soeatoe negeri jang sopan, kedjadian mana Hanjalah bisa terdjadi dalam negeri2 Melajoe (Singapoera dan lain-lain) dalam masa 6 tahoen jang laloe. Pemerintah sendiri poen setoedjoe akan terhapoesnja P.S. itoe dari tanah djadjahan ini.
3. Soepaja hak2 G.G. jang berlebih-lebihan itoe dihapoeskan Inilah sendjata jang paling tadjam bagi pemerintah boeat mengasingkan orang2 ahli politiek, jang disangka, ditoedoeh atau dikira2 akan berbahaja bagi keamanan dan ketertiban oemoem. Pengasingan itoe officieel boekanlah soeatoe hoekoeman, tetapi sebetoel2nja adalah hoekoeman jang maha berat dan terlampau lama. Tentang adanja pengasingan itoe s.d. tidak akan menolak mengingat berlakoenja hoe-koem2 jang demikian itoe dalam beberapa negeri di Eropah, mitsalnja: Roesland dan Italia Pendek-pandjangnja hak2 jang berlebihan (Exorbitante Rechten) itoe tidaklah memberi tanggoengan (ceft geen waarborg) kepada anak tanah djadjahan ini, jang sangat perloe diberi perlindoengan sepertinja. Dan lagi orang2 jang di-Digoelkan itoe nasibnja lebih soesah dan soekar lagi dari pada orang2 jang mesti meringkoek dalam keroengkoe bertahoen-tahoen. Dari sebab itoe, maka partij s.d. berharap soepaja:
4. Kepada orang-orang jang dipersalahkan dalam peri hal politiek diberikan ampoen (amnesti) hingga sebanjak-banjak dan seloeas-loeasnja. Malah menoeroet voorstel t. Middendorp, soepaja semoea orang jang datangkan itoe dipoelangkan kembali ketempat kelahiran atau ke tempat tinggalnja masing-masing. Lebih djaoeh pemb. menerangkan, bahwa kaoem social-demokraat sanggoep bekerdja bersama-sama dengan fihak pergerakan ra’iat di sisi dalam hal-hal jang dapat dikerdjakan bersama-sama (aanrakingspunten), sebagai kawan perdjoeangan jang tjoema bisa diperbedakan sadja.
Maka djawab kita atas segala seroean jang moelia itoe ta’ lain melainkan, moedah-moedahan tjita2 kaoem sociaal-demokraat itoe dapat diperbesar dan diwoedjoedkan sebagaimana mestinja dan kemoedian akan bermanfaat djoega bagi bangsa, ra’iat dan negeri toempah darah kita Indonesia adanja.
Tiap2 pertolongan dan perbantoean dari fihak mana poen djoega akan terima dengan senang hati, asal pertolongan dan perbantoean itoe dapat menambah kekoeatan kita dalam perlombaan menoentoet hak2 si lemah dan dapat menjepatkan perdjalanan kita menoedjoe ke arah kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
Kemoedian kita berharap soepaja djanganlah hendaknja moendoer, djika dalam perdjalanan itoe kita tertimpa oleh bahaja dan bentjana dan menderita halangan2 jang amat hebat, sebab kemerdekaan tanah air tidak sedikit harganja, jang oleh karenanja tentoe bakal memakan koerban jang loear biasa.
Sebagai penoetoep pemandangan jang sesingkat ini, bolehlah ditambah lagi, bahwa dalam penoetoepnja rapat jang besar itoe dinjanjikan lagoe ,,Internationaal” jang sangat digemari oleh kaoem Socialist dan kaoem Kommunist itoe dan lagoe ,,Indonesia Raja”, jang tambah lama tambah mendjadi kebiasaan boeat diperdengarkan dalam rapat-rapat kebangsaan kita.

S.M. Kartosoewirjo

Nasib Ra’iat Tjitjoeroek

Fadjar Asia, (11 Mei 1929)

Baroe ini telah kita oeraikan dalam soerat chabar kita ini tentang keberatan ra’jat di daerah Tjitjoeroek teristimewanja, teroetama berhoeboeng dengan oeroesan2 atau peratoeran2 jang dilakoekan dalam desa2 atau kampoeng2 itoe, peratoeran2 menim-boelkan keloeh-kesahnja ra’iat. Jang hingga kini beloem terpelihara dari pada ganggoean ekonominja jang mendjadi dasar hidoep dan kehidoepannja sehari-kesehari.
Berita terseboet disamboeng lagi dengan keberatan2 ra’iat jang terdjadi di daerah tadi dengan alasan2 (gegevans) jang tjoekoep dan sah, jang kita terima dari salah seorang pembantoe kita di sana.
Padjak sawah dalam tahoen jang achir2 ini (satoe doea tahoen i.l.) naik ke atas. Doeloe soedah berat, tetapi sekarang ditambah lagi beratnja, sehingga terlampau beratlah adanja. Padjak sawah dalam klas II dalam sebaoenja jang doeloe tjoema f 6,- sekarang naik mendjadi f 11,50 malahan di distrik Tjiawi naiknja sampai f 17,- Padjak sawah klas I doeloe tjoema f 7,50 sekarang naik mendjadi f 13,90 dan dalam boelan hal ini poen distrik Tjiawi memegang rekord dan padjaknja naik sampai f 21.-
Adapoen tentang desa lasten (jaitoe ,,heerendienst” boeat tahoen 1926-1927) diganti dengan bajaran oeang, djadi ta’ oesah kerdja lagi. Boleh djadi karena tidak ada pekerdjaan. Dari tiap-tiap roepiah dari oeang padjak mesti di bajar boeat mengganti desa lasten (beban desa) itoe f 0,40, sekarang djoemlah ini naik lagi sampai f 0.57, malahan ada poela jang sampai naik mendjadi f 0.80. Djadi kalau kita ambil jang seenteng2nja boeat orang jang mempoenjai sawah sebaoe klas II setahoennja mesti bajar boeat ,,beban desa” tadi 11,5 x f 0,57 = f 6,555 djadi lebih dari enam roepiah setengah.
Boeat ini tahoen ra’iat dipaksa djoega mesti membajar ,,sidkah”, begitoelah namanja, oeang sedjoemlah f 1,- boeat seorang-seorangnja. Dari sebab itoe hasil sawah kalau dibandingkan dengan ongkos pemeliharaannja (membajar padjak dan lain2 bijaja jang haroes dikeloearkan masih djaoeh koerang. Djadi ra’iat masih beloem djoega dapat kesempatan boeat memperbaiki ekonominja. Malahan dengan tjara memoengoet padjak jang demikian beratnja itoe kemoedharatan ra’iat makin lama makin tambah dan perboeroehan anak negeri pada peroesahaan2 asing atau djoemlahnja koeli2 kontrakan di Deli Suriname d.l.l. tanah kontrakan tambah lama tambah banjak. Tjoba periksalah lebih djaoeh gegevens jang ada di bawah ini.
Dalam satoe tahoen pendapatan jang bisa dipoengoet dari sawah klas II jang lebarnja sebaoe k.l. ada 2500 kati. Itoelah kalau oekoeran “normal” tetapi kalau ada “omo” atau sawah itoe kekoerangan air dan lain-lain, maka djoemlah itoe mendjadi koerang, Boleh djadi djoega toeroennja sampai 1000 kati.
Sawah satoe baoe kelas I akan menghasilkan k.l. 3000 kati, tetapi kalau ada halangan (,,omo” d.l.l.) hasil itoe akan toeroen mendjadi 2000 kati atau koerang. Bila hasil sawah itoe didjoeal di sana (di desa) waktoe menoeai (moesim panen), jang haroesnja pada waktoe itoe sepikoelnja tjoema harga f 4,-, djadi 25 pikoel bisa didjoeal dengan harga f 100,- dan boeat 30 pikoel (sawah klas I) ada f 120.-
Kemoedian kita mesti mengetahoei berapa besarnja oeang jang dikeloearkan boeat sawah sebaoe itoe rata2nja.
a. Menggarap, matjoel d.l.l. oleh tiga koeli lamanja 3 boelan dan
tiap-tiap koeli sehari f 0,25 ………………….…................... kl. f 23,50
b. Meloekoe, menggaroe sawah kerbaoe sehari (dengan seorang
koeli, vrij) f 1,- Boeat satoe boelan ……………………..… kl. f 30,-
c. Maka 4 orang koeli dalam satoe boelan. Kalau makannja si koeli2 itoe dihitoeng dengan seringan2nja, seandenja f 0,10 sehari, maka djoemlah jang haroes dikeloearkan boeat
memberikan makan jang soedah mesti ini ada ……..….…..…. kl. f 12,-
d. Bibit 100 kati ‘a f 0,04 …………………….……………......... kl. f 4,-
e. Tandoer …………….…………………………………….......... kl. f 4,50
f. Menjiang boeat pertama kali (ngarambet; Soenda) ..……..…... kl. f 4,-
g. Menjiang boeat kedoea kalinja ...………………………...….... kl. f 12,-
h. Babad geleng d.l.l. pekerdjaan jang berhoeboengan
dengan itoe …….....…………..……………………………….. kl. f 2,-
i. Mengoeroes airnja dalam 4 boelan................................................ kl f 4,-
Mengangkoet padi dari sawah ke roemah ……………......…..… kl. f 1,-
(di sini ongkos2 jang ketjil2 tidak ditjeriterakan, karena tentoe terlampau banjak dan akan memoesingkan sekalian pembatja).
k. Padjak sawah klas II setahoen (setahoen biasanja di daerah itoe
tjoema di tanami padi satoe kali) ……………..............…...…… kl. f 11,50
l. Desa lasting 11,5 x f 0,57 = ………………………….....……..… kl. f 6,56
m. Sidkah…………………………………….....………….……...... kl. f 1,-
________________________
Djoemlah f 108,06
Di sini beloem dihitoeng berbagai keperloean roemah-tangga dan lain2 keperloean, oempamanja makannja lelaki-isteri dan anak2nja d.l.l., keperloean roemah-tangga lagi, beloem boeat mempelihara roemah. Pendeknja dengan keberatan2 jang demikian itoe, jang hendaknja tjoema dapat menjeret ra’iat ke dalam lembah kemelaratan dan perham-baan itoe, tidaklah maksoed hendak mensedjahterakan ra’iat dan bakal mema’moerkan tanah ini itoe akan dapat tertjapai. Ra’jat senantiasa merasa tidak senang akan nasibnja jang serba djelek dan boeroek itoe dan achirnja keamanan dan ketertiban oemoem akan terganggoe, entah karena datangnja bala kelaparan entah dari sebab jang lain-lainnja jang tentoelah akan tidak koerang hebatnja dari pada bala-kelaparan itoe.
Sekarang sekalian pembatja kita persilahkan memberi pemandangan sendiri2 dan menjotjokkan berita terseboet dengan keadaanja jang senjata-njatanja dan menjelidiki dengan telitinja segala jang telah disoentingkan di atas.
Beberapa orang dari daerah Tjitjoeroek soedah datang di roemah wedana boeat mengadakan hal-hal jang mendjadi keberatan-keberatan ra’iat itoe, tetapi mereka itoe selaloe mendapat djawaban jang ,,koerang enak” atau atjap kali ,,tidak enak” jang sama sekali tidak memoeaskan si ,,lemah” walaupoen wedana dan lain-lain pegawai negeri (pemerintahan, bestuur) di sitoe tidak akan menolak akan kebenaran dan kenjataan berita jang diadoekannja itoe. Tetapi soenggoeh jang terseboet diatas itoe adalah beban jang amat berat bagi sekalian pendoedoek dari daerah tadi, jang haroes dipikoelnja, maka ,,kewadjiban” ra’iat tidak tinggal di sitoe sadja, melainkan masih ada lagi.
Tiap-tiap boelan saban seorangnja mesti bekerdja pada desa 2 kali (doea hari). djadi setahoennja 24 hari. Seminggoe sekali tiap-tiap orang mesti kemit atau patrol (djaga) sekali, djadi setahoen 52 malam soedah hilang pertjoema. Lagi seboelan sekali pendoedoek di sitoe mesti bekerdja boeat memperbaiki djalan-djalan desa djadi setahoen 24 hari.
(Menjapoe di balai desa, menghantarkan soerat-soerat ke ketjamatan dan djika tidak ada pekerdjaan menjapoe di roemah atau di keboen ,,djoeragan” loerah, Tjibodas oempamanja). Dengan ini beban ra’iat beloem djoega habis. Sewaktoe-waktoe akan ada apa-apa keperloean desa, mitsalnja ada djalanan roesak, memperbaiki sekolah desa, keboen thee desa d.l.l. rai’at ditarik oeang lagi sedjoemlah f 0.75 sedikit-dikitnja boeat seorang-seorangnja.
Dengan keterangan jang sesingkat ini tjoekoeplah diperlihatkan di media oemoem, bagaimana dan apakah sebabnja maka ra’jat selaloe berkeloeh-kesah dan beratap-tangis. Bila mana ada orang jang ,,membangkang” (melawan) perintah (tidak mengerdjakan segala jang telah ditetapkannja itoe), maka mereka itoe pertama-tama mendapat antjaman jang sangat keras dan kalau teroes tidak soeka mendjalankan (tempo dan kantongnja roepanja hendak dipermain2kan sadja), maka mereka itoe teroes dihadapkan di moeka ,,pengadilan” dan kemoedian meringkoek di teroengkoe, dengan melaloei ,,ams” sipir. Kita tidak berketjil hati, apa bila ada banjak orang2 desa jang masoek dalam boei karena itoe, sebab semoeanja itoe mesti menoentoet koerban dan makin banjak koerban makin tambah koeatlah boekti dan balasan kita, bahwa ,,peratoeran2” jang sematjam itoe memang tidak disoekai oleh ra’jat, karena soesah dan soekarnja diperlakoekan, lagi poela karena memang tidak bakal mendjoendjoeng ra’jat, bahkan malahan segalanja itoe akan mendorong ra’iat ke laoet perhinaan dan kerendahan selama-lamanja dan dalam laoetan itoelah ra’iat Indonesia oemoemnja akan tinggal berlomba-lomba seperti perahoe ketjil berkampoel-kampoel di tengah2 samoedera jang tedoeh.
Lebih berat dan kedjam lagi, kalau kita mengingat, bahwa ,,peratoeran2” itoe djoega berlakoe dalam boelan poeasa, sedang dalam poeasa itoe pendoedoek di daerah terseboet jang oemoemnja orang Islam terhalang boeat mendjalankan pekerdjaan jang maha berat itoe. Tetapi ,,perintah” mesti didjalankan, djadi ada banjak orang2 jang terpaksa tidak berpoeasa karenanja.
Biarpoen bagaimana orang hendak membolak-balik dan memoetar lidahnja boeat membela ,,peratoeran2” itoe tatapi pelanggaran agama sekalipoen si pemberi perintah tidak tahoe atau tidak soeka tahoe atau tetap memboeta-toeli akan adanja agama itoe.
O, pembatja masih banjak lagi peratoeran jang sematjam itoe Mitsalnja orang hendak menebang kajoenja jang terletak di keboennja sendiri mesti memberitahoekan ke loerah dan loerah mesti memberi keterangan jang si foelan itoe hendak menebang kajoenja sendiri di keboennja sendiri, pendeknja boeat menebang kajoenja sendiri jang ada di keboennja sendiri orang mesti meminta dan memperoleh idzin lebih doeloe, djadi kalau tidak begitoe…..”melanggar” katanja, karena penebangan itoe tidak…..sah. Dan boeat meneken soerat idzin itoe ,,djoeragan” loerah memberi tarief dan si penebang kajoe mesti……..membajar.
Kantong ra’iat dikelam-kesoetkan, penghidoepan ra’iat korat-karit….... pendek-pandjangnja Ra’iat daerah terseboet menderita kesengsaraan jang terhingga lagi. Bagaimanakah bila kelak timboel bala-kelaparan, djika …..ini dan itoe jang mengenai ra’iat dan jang tentoe tidak diharoekan? Siapakah jang menanggoeng djawab atasnja ?? Kita ta’ perloe mendjawabnja, sebab djika dipandang perloe nistjajalah jang berkewadjiban akan membahasnja sendiri. Obatnja ta’ lain melainkan haroes bergerakan di medan oemoem sambil mengibarkan bendera kita, bendera Islam, ialah sji’ar Islam jang pertama-tama.

S.M. Kartosoewirjo

Djawaban Kepada "FADJAR ASIA"

Fadjar Asia, (13 Mei 1929)

Di dalam s.k. Fadjar Asia jang terbit pada hari 26 April 1929 (No. 91), Kami ada membatja soeatoe pertanjaan, termoeat di dalam roebriek: "Tanah Air", sebagai di bawah ini loeasnja:
"Dapat subsidie"? Chabarnja Indonesische Studieclub di Soerabaja akan dioemoemkan boeat bikin tempat tinggal orang perempoean berhoeboeng dengan maksoed hendak basmi pelatjoeran perempoean. Mana Dr. Soetomo? Mana non cooperatienja ?" Atas pertanjaan terseboet di atas maka djawaban kami sekali ini dan boeat selamanja dengan singkat, seperti berikoet ini:
Tentang subsidie kepada Vrouwentehuis di Soerabaja, Redactie "Fadjar Asia" dipersilahkan bertanja, ketoeanja, ialah toean H.O.S. Tjokroaminoto, kepada siapa laginja congres proviecial dari P.S.I. di Djawa Timoer, jang baroe sadja kedjadian di Soerabaja, telah diberi keterangan dengan djelas oleh toean R.P.S. Gondokoesoemo, menoeroet beliau ini tentoenja t. H.O.S. Tjokroaminoto tadi lantas menerangkan bahwa ia tidak menaroeh keberatan atas soeatoe subsidie sebagai diberikannja kepada Vrouwentehuis, karena itoe subsidie tidak disertai perdjandjian2 jang mengikat itoe. Vrouwentehuis akan bebas dalam geraknja mentjapai maksoed jang soedah ditentoekan.
Adapoen tentang pertanjaan atas dirinja Dr. Soetomo, pada pendapatan kami, sejogjanja apabila P.S.I. menaroeh sesoeatoe keberatan, menjampaikan itoe kepada P.3 K.I. disebabkan karena "Fadjar Asia" kami anggap sebagai officeus orgaan dari P.S.I., sebagai dengan sekonjong-konjong diterangkannja oleh toean Dr. Soekiman di dalam soerat kedoea dalam konferensi P.3 K.I. jang baroe kedjadian di Djokjakarta soenggoeh poen pada soerat jang pertama toean Tjokroaminoto memoengkirinja kepoetoesannja P.3K.I. itoe djoega, maka Studieclub ataupoen anak-lidahnja tidak berkehendak mendjawab ini pertanjaan dari "Fadjar Asia" di moeka ramai (dalam soerat kabar), sebagai djoega Studieclub dsb. Tidak berkehendak memboeat sesoeatoe keberatannja atas lain2 perhimpoenan jang toeroet dalam P3KI ataupoen atas anak-lidahnja perhimpoenan djadi pembitjaraan pers.
Voorzitter Madjelis pertimbangan PPPKI
dan Indonesiche Studieclub
SOETOMO
Demikianlah boenjinja toelisan dalam "Soeloeh Ra'iat Indonesia" soeara dari Indonesia Studieclub di Surabaja No. 18 jang terbit pada tanggal 1 Mei j.b.l., jang dikarangkan oleh saudara toean Dr. Soetomo, djempolan dari perhimpoenan terseboet. Karangan ini kita moeatkan selengkapnja, agar soepaja pembatja kita jang tidak membatja S.R.I. dapat memahamkan seloeroehnja.
Seperti djawaban Dr. Soetomo balasan kita poen tidak akan panjang, jang singkat sebagai berikoet:
Dalam faham atau perkataan subsidie adalah termaktoeb maksoed "sokongan atau bantoean jang diberikannja kepada satoe atau lebih dari satoe perkoempoelan - jang berhaloean politiek, sociaal atau lain2 (instelling) pada aktoe jang tetap (periodiek uitkeering)." Djadi seandainja perkoempoelan A. mendapat sokongan saban tahoen sedjoemlah orang dari pemerintah --Moehammadijah oempamanja--, itoelah jang lazim-nja dinamakan "subsidie". Dari sebab itoe kita mengira, bahwa subsidie jang diberikan kepada Vrouwentehuis itoe djoega seperti subsidie jang dianoegerahkan kepada M.D. jang nistjaja tidak loepoet dan terpelihara dari pada perdjandjian2 jang sangat mengikaat kepada perkoempoelan jang diperiksanja "sokongasn tahoenan" itoe, sebab maksoed subsidie boekannja hendak memadjoekan perkoempoelan jang diberikannja itoe, djadi boekan karena ichlas dan soetji hati, melainkan adalah maksoed lain di dalamnja, mitsalnja soepaja perhimpoenan itoe mendjadi djinak dan lemah dan "letih" terhadap kepada si pemberi “subsidie.”
Adapoen atas tafsir Dr. Soetomo tentang "subsidie" (jang diberikan kepada Vrouwentehuis itoe) djawab kita pendek sadja dan tidak bakal kita sangkal, karena tiap-tiap pendirian tentoelah akan dapat dibelanja sampai mati-matian. Djadi kalau memang subsidie jang dimaksoedkan itoe adalah sokongan sekali sadja jang diberikan oleh si dermawan dengan tidak memakai perdjandjian soeatoe apa poen djoea, maka semoeanja itoe kita kembalikan kepada Dr. Soetomo lagi dan kalau Dr. Soetomo menganggap bahwa toelisan kita terseboet salah, maka dengan segala ketoeloesan, keichlasan, kedjernihan dan ketenangan hati kesalahan itoe kita akoei. Lagipoen toelisan kita jang pendek itoe adalah soeatoe "pertanjaan", djadi boekan pendapatan atau pemandangan kita jang "positief."
Kemoedian tentang soerat chabar kita Fadjar Asia, kita terpaksa berselisih faham dengan saudara toean Dr. Soetomo. Hingga kini beloem pernah saja mendengar bahwa Fadjar Asia itoe adalah orgaan P.S.I. Pembitjaraan tentang vooerstel jang demikian itoe poen beloem djoega kedengaran. Djadi biar sebagai organ officiel, sampai pada waktoe ini beloem dapat diketahoei dan ditetapkan, bahwa Fadjar Asia itoe adalah orgaan P.S.I. Indonesia, walaupoen kita tidak akan memoengkiri, jang sebagian banjak dari pada sande heuder dan sander Naamlooze Venootschap terseboet adalah orang-orang anggauta P.S.I. Indonesia dan orang P.S.I. Indonesia.
Dan lagi kita tidak akan menjangkal bahwa pimpinan soerat chabar Fadjar Asia adalah dalam tangannja pemimpin-pemimpin dan pengandjoer P.S.I. Indonesia. Ini semoeanja beloemlah mendjadi boekti jang koeat dan sah boeat menentoekan bahwa Fadjar Asia itoe orgaan P.S.I. Indonesia. Moedah-moedahan dengan balasan kita jang sesingkat ini Dr. Soetomo mendapat keterangan jang agak loear dan tjoekoep adanja.

S.M. Kartosoewirjo

Rintangan dan Larangan

Fadjar Asia, (14 Mei 1929)

Soedah beroelang-oelang kita mendengar rintangan dan larangan jang diper-lakoekan oleh kaoem reaksi, teroetama rintangan dan larangan terhadap kepada badan-badan politiek atau perkoempoelan-perkoempoelan jang "disangka" berpolitiek, soenggoehpoen kalau diselidiki dalam satu en [kanoen] dan huishoudelijk reglementnja (oeroesan roemah tangga-nja) semoea dakwaan dan sangkaan itoe akan tidak dapat alasan jang agak tegoeh dan sah, malahan kadang-kadang dakwaan dan ragoe-ragoe itoe semata-mata berdasarkan kepada sikap ragoe-ragoe dan tjoeriga atas pendirian perserikatan itoe. Boleh djadi djoega karena soedah (selaloe dahsjat) melihat dan mendengar dengan mata dan telinga sendiri, bahwa ra'iat jang doeloe tjoema boleh dipergoenakan sebagai "indjak-indjakan" kaoem jang "koeat" dan "koeasa" sadja, sekarang moelai bangoen dan berbangkit, moelai sadar akan dirinja, moelai insjaf akan kewadjibannja terhadap kepada agama dan tanah toempah darahnja.
Tetapi dalam masa jang achir-achir ini tidak tjoema pergerakan kaoem tertoea (ouderen - vereeniging) sadja jang mendapat halangan dan rintangan serta kesoekaran dalam perdjalanan, melainkan djoega perhimpoenan2, pemoeda2, jang sama sekali tidak berasaskan keadaan politiek, jang hendaknja hanja akan membangkitkan perasaan kebangsaan daam kalangan masing-masing.
Orang berkoempoel dianggap meroendingkan politiek! Orang bersatoe dianggap memoesjawarahkan politiek! Orang memberi peladjaran dalam agama dianggap politiek! Semoeanja itoe, baiklah !
Memang orang menjangka tidak ada larangannja, orang mengira2 tidak ada halangannja, orang meraba2 tidak ada ikatannja, sangat merdeka, bebas dp. segala apa. Begitoelah kalau jang mengira2 dan jang meraba2 itoe kaoem jang diseboet oleh kaoem "berkoeasa" dan kaoem "koeat", jang roepanja memang diperintah "menjelidiki dengan telitinja" kaoem jang disangkanja akan berboeat atau akan dapat berniat akan berboeat "kedjahatan" jang tentoe kelak akan meroegikannja itoe, jaitoe si "lemah" jang hanja tinggal koelit dan toelangnja (loeng-lit, kata orang Djawa) belaka itoe. Soedah tidak berkuasa apa-apa, tidak berboeat apa-apa, tidak berkoempoel, masih djoega ditjoerigai.
Di bawah ini akan kita perkoeatkan, perchabaran dari Solo dari salah seorang pembantoe kita di sana tentang soeatoe tipoe-moeslihat kaoem reaksi dan akan njata-njatanja pesawat "si koeat" hendak mendjalankan rolnja, jang semata-mata besifat "mechanisch" itoe. Kita soedah ma'loem semoeanja, bagaimana sifat "pesawat" itoe.
Djika si toekang-mesin (madjikannja) bilang hidjau, biarpoen seandenja barang itoe poetih, mereka (pesawat) itoe poen tidak akan berkata lainnja, melainkan "hidjau" djoega. Kalau si madjikan bilang "kanan" tentoelah mereka itoe "terpaksa" menoedjoe ke djoeroesan itoe.
Maka berita jang sedikit 'ajaib terseboet demikianlah: Seorang bernama S. pada tanggal 8 ini boelan (di Solo) berteman dengan seorang kjai, M. namanja, jang bertjakap-tjakap dengan si S. tentang kissah dan penderitaanja dalam kantor Hoofdbureau (van Politie? S.M.K.) di tempat itoe. Pertjakapan itoe k.l. begini.
Apa chabar? Kenapa kjai dari sana? (Barang kali si kjai itoe tidak bisa berdjalan dari sebelah jang dimaksoedkannja itoe. S.M.K.)
Saja dipanggil (di Hoofdbureau? S.M.K.)
Ada keperloean apa ?
Ach. tidak, tjoema saja ditanja ini dan itoe sadja.
Ditanja apa? Tjobalah Kjai soeka mentjeriterakannja, sebab saja sangat ingin mendengarnja.
(Kjai itoe tidak menolak permintaan S. (malahan mengabulkan) dan laloe mentjeritakan segala hal iscwal jang telah dialaminja itoe).
Pada pagi2 hari (pada tanggal terseboet) ketika saja sedang memberi peladjaran kepada anak-moerid saja (mengadji), maka dengan sekonjong-konjong datanglah seorang jang tidak saja kenal, baik nama maoepoen roepanja, jang menaroeh tangannja di sikoe djasnja, jang kemoedian berkata kepada saja "Koelo noewoen, koelo dipoen oetoes 'ndoro wedono kapoerih njaosaken serat" (jang dalam Indonesia k.l.: "Tabik toean, saja datang di sini toean wedana boeat menjampaikan soerat ini kepada toean").
Soerat itoe lantas saja batja dan maksoednja ta' lain, melainkan soepaja saja dengan selekas-lekasnja saja datang di Hoofdbereau (van Politie? S.M.K.) berhoeboeng dengan soeatoe perkara jang amat penting, pada waktoe itoe djoega saja berangkat ke kantor terseboet dan sesampai saja di sana saja dipersilahkan doedoek di atas koersi.
Tentoe kjai di sana didjamoe koffie-melk, boekan?!
O, tidak, saja tjoema dapat seroetoe sadja.
Tjoba teroeskanlah tjeritera toean.
Kemoedian wedono laloe menanja kepada saja.
Kamoe asal dari mana?
Saja asal dari doesoen Bonang
Kamoe di sini soedah berapa tahoen ?
Koerang lebih ada 20 tahoen
Apakah pekerdjaan kamoe?
Pekerdjaan saja ta' lain, melainkan memberi peladjaran (mengadji) kepada anak-anak.
Kamoe doeloe tersangkoet dalam perkara Moe'allimin dan Moe'allimaat. Apakah itoe?
Saja tidak tahoe. (Moe'allimin itoe menoeroet biasanja bererti "meervoudnja" [banjak] perkataan bahasa 'Arab jang maksoednja "goeroe", dan Moe'allimaat atau meervoudnja itoe ialah goeroe2 perempoean, S.M.K.).
Nah, karena sekarang Mawardi soedah tidak ada (kemana? S.M.K.) djadi sekolah Mardi Oetomo siapakah goeroenja? (Djadi menoeroet berita itoe sdr. Mawardi itoe adalah seorang goeroe daripada sekolah terseboet, S.M.K.)
Boeat sementara tempo, lantara beloem ada jang mengoeroesnja, maka jang mengoeroesnja ja saja sendiri.
Apakah kamoe masih membatja kitab2 di langgar? (Lo, pertanjaan ini sedikit ajaib, boekan ??? S.M.K.)
Ja.
Nah sekarang saja memberi tahoe kepadamoe, bahwa menoeroet rapport jang saja terima di roemahmoe diboeat tempat koersoes P.M.I. (Pemoeda Moeslimin Indonesia). Betoelkah berita itoe?
Tentang perkara itoe saja tidak tahoe. Tjoema karena roemah saja itoe saja bikin pondok (tempat pengadjaran), maka anak2 jang soedah mempoenjai pengetahoean soeka memberi peladjaran (agama) kepada anak2 temannja jang lain, jang beloem memperoleh pengadjaran itoe. (Apakah Kjai itoe takoet menjeboetkan, keadaan jang senjata-njatanja, ataukah memang tidak tahoe akan kedjadian2 itoe? Pembatja boleh memikirkan sendiri2, S.M.K.)
Akan tetapi berhoeboeng dengan rapport tadi dan djoega oleh karena saja sangat kasihan (HHHmmmm! SMK) akan kamoe dan lagi karena namamoe ada sedikit njala (merahkah? S.M.K.) dalam boekoenja pemerintah (boekoe mana? S.M.K.) dan kemoedian boeat mendjaga dirimoe soepaja bisa langsoeng dan tetap hidoep disini oentoek memberi peladjaran kepada anak moeridmoe, maka saja harap soepaja kamoe dengan djalan bagaimana djoega kamoe soeka berdamai dengan anak-moeridmoe boeat beroesaha soepaja koersoes tabligh PMI itoe bisa diperhentikan. Djangan sekali2 kamoe bilang saja jang berniat hendak menjetop perhimpoenan itoe. Tjoema semoeanja itoe saja serah-kan kepadamoe dengan ichtiarmoe sendiri, bagaimana hendaknja akan melenjapkan pergerakan P.M.I. itoe dari roemahmoe sendiri.
Ja baik dan saja mengoetjapkan banjak terima kasih atas nasihat2 toean jang djika saja tjepat di atas kertas tentoelah saja akan tidak tjoekoep.
Demikianlah berita jang diwartakan oleh pemantoe kita di Solo itoe. Kalau kita soeka memakai betoel2, maka sangat tjerdiklah tjara2 kaoem pengintai-intai dan kaoem penganggoe pergerakan kita, baik jang berpolitiek maoepoen jang tidak --asal tidak persekoetoean F.E.B. atau l.l.s. sadja-- dan betapa tjoerangnja kaoem pengchianat dan kaoem reaksi menghalang-halangi dan merintangi perkoempoelan-perkoempoelan jang dilihatnja oleh kaoem2 itoe senantiasa dengan dahsjat dan ketakoetan jang ta' terhisabkan lagi. Adapoen tentang ketakoetan si Kjai itoe karena soedah sering dan njatanja, tidaklah perloe kita perbintjangkan di sini. Sangat boleh djadi Kjai itoe masih tergolong dalam barisan kaoem "kolot", kaoem "koeno" jang seolah-olah walaupoen tidak melawan, tetapi tidak soeka menerima fikiran dan faham-faham baroe modern jang dikatakannja "bid'ah ini dan bid'ah itoe" (barangkali karena tidak koeasa menerimanja) tidak setoedjoe akan pergerakan pemoeda-pemoeda pada zaman ini, zaman kemadjoean, zaman pere-daran, zaman perlombaan dan zaman perdjoeangan.
Kepada pemoeda-pemoeda jang bersangkoetan dengan itoe kita peringatkan, djanganlah hendaknja akan moendoer, djika dalam perdjalanannja terdapat halangan atau rintangan, sebab hanja dengan djalan itoelah pergerakan kita bisa madjoe dan dengan djalan itoe poelalah kita dapat mentjoekoepi kewadjiban kita terhadap kepada tanah air, terlebih-lebih terhadap kepada agama kita jang soetji, ialah agama Islam ada-nja. Djalan teroes, bergerak teroes, walau djalan jang mesti kita laloei itoe terlampau sempit atau tersempit sekalipoen. Bertaqwa kepada Allah Soebhanahoe wa Ta'ala, itoelah dasar jang koeat dan tegoeh. Itoelah pegangan atau sandaran jang tetap dan tentoe boeat menoedjoe dan memperoleh segala apa jang mendjadi rindoe dendam kita. Insja Allah. Semoeanja akan tertjapai.

S.M. Kartosoewirjo

Main-Kokolijo (Djawaban kepada "Bahagia" dan "Sedijo-Tomo")

Fadjar Asia, (18 Mei 1929)

Soenggoehpoen zaman sekarang ini dikatakan orang zaman kemadjoean, zaman peredaran dan zaman ketinggian, alat perkakas dan ilmu pengetahuan, tetapi "boleh djadi karena kemadjoean itoe dan boleh djadi lantaran beberapa fasal lainnja" jang terbingkis dalam "kemadjoean dan peredaran itoe" banjak poela kedjadian-kedjadian jang roepa-roepanja (schij baar) bertentangan dan seolah2 seperti kebalikan (tegenstelling) keadaan zaman jang sekarang oemoemnja dikatakan "madjoe dan beredar" itoe.
Boektinja. Tidak tjoema dalam kalangan sijasah (politiek), pembagian rizki d.l.l. oeroesan pergaoelan hidoep sadja, tetapi dalam masa jang achir2 ini, djoega dalam kalangan pers. Soerat chabar "Bahagia" (jang biasanja dikatakan bersendikan kepada "Liberaal Nationalisme", jaitoe nasionalisme - tjinta bangsa dan tanah air - jang tidak bersangkoetan dengan agama, dan djoega dalam soerat chabar "Sedijo-Tomo", tanggal 11 Mei No. 106, satoe soerat chabar harian jang beralaskan kepada "Javaansch Na-tionalisme" (Nationalisme Djawa), kedoea-doeanja soerat chabar itoe memoeat soeatoe karangan jang ditanda tangani oleh seorang jang mengenalkan dirinja dengan nama "Ehem" (kenapa tidak soeka teroes terang menjeboet namanja jang sesoenggoeh-soenggoehnja? Itoelah oeroesannja dia sendiri. Barang ada karena ini atau itoe jang .... achirnja ketahoean siapakah pengarang itoe. Tjoba teroes terang kalau memang "berani" betoel2), dalam roeangan "Pengisi Soedoet." Maka dalam karangan itoe antara lain-lain adalah ditoeliskan sebagai berikoet:
"FADJAR ASIA TJARI PERKARA"?
Perkara P.S.I. dan P.P.P.K.I. berhoeboeng dengan pidatonja Mr. Singgih dalam kongres Moehammadijah soedah bisa dibereskan dalam konferensi P.P.P.K.I. di Mataram jang baroe laloe ini. Dalam perkara itoe Fadjar Asialah jang mendjadi tempat bersoearanja djempolan-djempolan P.S.I. membentangkan "Kejakinannja" tentang pidatonja Mr. Singgih itoe, teroetama dari toean-toean H.A. Salim dan Kartosoewirjo, jang memang mendjadi pengemoedinja itoe soerat chabar, sedang ketoea kita toean Tjokroaminoto roepa-roepanja memang tidak tjampoer sehari-hari dalam oeroesan itoe, soerat chabar meskipoen nama beliau ditjantoemkan sebagai hoofdredacteur.
Kita terpaksa mengoetjap sajang, bahwa dalam Fadjar Asia tanggal 26 April 1929 No. 91 kembali ada moeat soeatoe djengekan pada Dr. Soetomo dan Ind. Studieclub, meskipoen hal ini tjoema perkara ketjil belaka, tetapi orang jang ma'loem, bahwa selembar kain itoe adalah berasal dari soeatoe benang. Demikianlah boenjinja djengekan itoe:
(Laloe dikoetip oleh si pengarang -Ehem- toelisan kita dalam Fadjar Asia tanggal 26 April terseboet, jang berkepala "Dapat subsidiekah"?. Dan djoega djawaban Dr. Soetomo dalam S.R.I. jang diterbitkan dalam tanggal 1 Mei j.b.l. jang berkepala "Djawaban kepada Fadjar Asia", karena mana doea-doeanja soedah kita soentingkan dalam soerat chabar kita No. 104 jang keloear pada tanggal 13 j.b.l., dengan disertai djawaban kita setjoekoepnja.) Kemoedian si pengarang toeliskan di atas laloe membentangkan pemandanganja atas toelisan kita djawab Dr. Soetomo tadi sebagai jang berikoet:
Kita poen djoega tidak begitoe senang membitjarakan atau mengoemoem2kan hal itoe dalam soerat chabar ini, tetapi sebagai saudara, kita rasa tidak ada djeleknja oentoek mengingatkan kepada jang loepa barangkali. Ma'loemlah manoesia tidak indar dari tjela dan loepa. Dalam djaman persatoean ini besarlah pengharapan dari ra'iat, jang mana diri penoelis djoega terhitoeng --soepaja pemimpin2 kita bisa accoord, damai, bekerdja bersama2 goena kepentingannja ra'iat.
Dari sitoe maka soedah sepatoetnja, kalau redactie F.A. soeka menjakiti segala perkataan2 sindiran djengekan d.l.l. jang bisa loekai kaoemnja sendiri, berlawanan dengan itoe maksoed persaroean. P.S.I. berlawan mati2an dengan Moehammadijah, tetapi djanganlah menguber-uber pada siapa jang tidak toeroet pada itoe haluan.
Kita ingin tahoe, apa sepeninggal H.A. Salim ke Geneva F.A. nanti djoega tidak ada peroebahannja?
Demikianlah tjeritera jang didongengkan penoelis "Ehem" itoe. Tentoe djawab kita akan kita pendekkan sampai sesingkat-singkatnja dan balasan itoe akan tjoema mengenai satoe doea fasal jang terpenting dalam pemandangan pengarang "Ehem" tadi. Kita moelai...
Menoeroet berita penoelis tadi maka perkara P.S.I. dan P.P.P.K.I., berhoeboeng dengan pidatonja Mr. Singgih dalam kongres M.D. soedah bisa bereskan dalam konferensi PPPKI jang baroe-baroe ini diadakan di Mataram. Tentang ini kita beloem bisa mentjotjoki pendapatan sdr. Ehem, sebab sepandjang berita jang kita terima tentang konferensi terseboet, maka beloemlah pernah kita dapat chabar jang begitoe menjenangkan hati orang jang mengandoeng perasaan kebangsaan seperti jang disampaikan oleh saudara Ehem kepada kita. Beres katanja, sedang dalam persidangan P.P.P.K.I. tadi jang diadakan oentoek memperbintjangkan perkara itoe --perkara M.D. dan P.S.I. berhoeboeng dengan pidato Mr. Singgih-- beloemlah ada kedengaran perkataan "moefakat" jang betoel2 atau soeara lainnja jang semaksoed dengan perkataan itoe melainkan soedah kita ketahoei ialah bahwa beberapa perkoempoelan2 jang tergaboeng dalam P(ermoefakatan) P.P.K.I. itoe sepakat atau setidak-tidaknja tidak melawan akan langkah jang soedah dilangkahkan oleh Madjelis Pertimbangan jang berpoesat di Soerabaja itoe, berhoeboeng dengan pidato Mr. Singgih dalam rapat besar (kongres) MD jang diadakan oleh perhimpoenan "Islam tjap Singa" di Solo pada beberapa boelan jang telah soedah itoe, ketjoeali (di sini ada djoega perketjoealiannja) Partij Sarekat Islam Indonesia jang soenggoeh2 hendak meninggikan nama dan toedjoeannja dan tidak mendjaoehi tiap-tiap langkah jang hendaknja akan merendahkan atau meroeboehkan deradjat Partij kita itoe. Djadi pertoeanan, begitoelah biasanja "kesoedahan" persidangan itoe dinamakan orang, jang diambilnja itoe boekanlah soeatoe oeroesan jang dimoefakati dengan soeara oemoem (met algemeene stemen), akan tetapi ialah hanja sebagian sadja jang menoedjoeinja. Padahal P3KI adalah bersifat "permoefakatan" (federatief) jang oleh karenanja tidak bisa ambil dan mengesahkan soeatoe poetoesan, djika beloem semoea anggauta tidak moefakat akan poetoesan itoe.
Kita masih konferensi PPKI jang diadakan dalam penghabisan tahoen j. l. (achir boelan December 1928 di Bandoeng, di mana dalam salah satoe persidangannja diperbintjangkan djoega tentang voorstel ,,seksi P3KI”, ditolak oleh fihak Boedi Oetomo, jang kemoedian dari pada itoe oleh karenanja pembitjaraan tentang seksi terseboet jang tidak diinginkan dan dikehendakinya?? Menoeroet kejakinan kita tidak boleh djadi.
Dan lagi pertanjaan sdr. E., apakah F.A. akan meroebah sifatnja, djika ditinggalkan oleh sdr. jang moelia H. Agus Salim, boekanlah bagi kita sekali-kali mendjadi pertanjaan atau setidak-tidak pertanjaan penting atau jang patoet dipentingkan. Ma'loemkah sdr. E, dan karenanja pengikoet sdr. E oemoemnja tidak mengetahoei doedoeknja seloek beloeknja perkara jang soenggoeh-soenggoeh, teroetama jang bersangkoetan dengan Fadjar Asia dan Partij Sarekat Islam Indonesia. Tjoema membikin onar dalam loear kalangan pergerakan kita dan pers belaka. Telah agaknja jang dipenting- pentingkan dan jang dimaksoedkan sdr. E. terseboet.
Boekan karena asas, boekan karena tjita-tjita persatoean, jang hingga kini beloem joega dapat tertjapai, boekan karena kebangsaan, melainkan .... tidak mempoenjai djalan jang haq, djalan jang benar, jang loeroes, jang soedah ditoendjoekkan oleh Allah Soebhana wa Ta'ala dalam Kitabnja jang soetji, Al-Qoer-anoel-Hakim. Pendek pandjangnja tidak soeka dengan agama kita, agama kebangsaan, agama Islam adanja.
Kita disangka, ditoedoeh, dikatakan "mentjari perkara". Itoelah sekali-kali boekan maksoed kita. Tetapi sebaliknja, ternjatalah, bahwa sdr. E. tidak mentjari kebenaran, melainkan hendaknja mengaboei mata bangsa kita jang terlampau moedah dibegini-begitoekan itoe dengan djalan.... main kokollijo.
S.M. Kartosoewirjo
Tambahan: Kita harap hendaklah soerat kedoea terseboet (Bahagia Semarang dan Sedijo Tomo Djokjakarta) jang masing2 bersendikan "Liberaal Nationalisme" dan "Javaansch Nationalisme" soeka mengoetip keterangan (balasan) kita ini kepada sdr. E., agar soepaja pembatjanja djanganlah hendaknja bisa teramat dalam pemandangannja.

S.M.K.

Soe’al Kaoem Boeroeh dan Madjikan

Fadjar Asia, (3 Juni 1929)

Zaman ini jang biasanja dinamakan zaman toea adalah ,,zaman foeloes”, katanja. Zaman pertengkaran antara kaoem boeroeh dengan madjikan. Zaman perdjoeangan si lemah dan si koeat, jang masing-masing menoentoet hak-haknja. Ada berlebihan hak, ada jang kekoerangan hak, sehingga keadaan dalam pergaoelan hidoep ini adalah ter-djoengkir-balik. Masing-masing bertentangan oentoek menoentoet keboetoehannja.
Tiada seorang poen jang akan memoengkiri akan kepentingan kaoem boeroeh. Dan tiada seorang poela akan menjangka akan adanja perdjoeangan antara kaoem boeroeh dan kaoem jang memberi oepah atau memberi hidoep kepadanja. Ini semoea memang soedah diakoei oleh segenap doenia, baik Barat maoepoen Timoer.
Orang menghendaki damai antara kaoem boeroeh jang diberinja oepah. Orang menghendaki keamanan antara si lemah dan si koeat. Tetapi biarpoen bagaimana orang berteriak-teriak hendak hidoep dengan senang dan aman, maka oleh karena kegandjilan ke’adaan pergaoelan hidoep jang ada sekarang ini, tidaklah teriakan itoe bakal berboeah. Djangankan tertjapai terbajang-bajang sadja poen tidak.
Zaman baroe, zaman modern, alat perkakas ‘ilmoe pengetahoean dan techniek boleh dibilang lengkap hampir menandjak ke tingkat jang tertinggi, hendak mentjapai kesempoernaan doenia, menoeroet tjita2 achli ‘ilmoe pengetahoean, zaman kemadjoean, zaman moeda……. Akan tetapi, bagaimanakah hendaknja kedjadian2 jang ada sekarang ini jang dapat kita saksikan dengan mata dan telinga sendiri? Satoe sama lain poekoel-memoekoel, satoe sama lain tjakar-mentjakar, satoe sama lain seret-menjeret dan seteroesnja. Damai tidak ada, keamanan jang katanja ada itoe poen senantiasa teranjam oleh bahaja jang maha besar, keamanan oemoem amat terganggoe oleh bahaja jang tidak dapat difikirkan dengan otak manoesia sadja. Tidak djarang ada manoesia loepa atau terloepakan akan kemanoesiaannja malahan kadang2 melanggarnja. Segala itoe sebabnja ta’ lain dan ta’ boekan, melainkan karena persaingan antara si angkoro moerko dengan si jang ditindiskannja, karena adanja politiek ,,verdeel en heersch” alias ,,politiek divide et impera” dan………
Manoesia jang merasa tergolong dalam klas jang tinggi atau jang sederhana sadja dan jang ,,dipertjaja” pihak madjikan, mendapat oepah atau gandjaran jang agak tjoekoep bagi hidoep dan kehidoepannja dan kemoedian mendjadi tjongkak dan lagak-lakoenja poen mendjadi tidak beres, seolah-olah seperti soedah mendjadi madjikan, sedang sebetoelnja mereka itoe hanjalah ,,perkakas” kaoem jang dihambanja itoe. Oentoek mengertikan pemandangan kita itoe, maka perloelah kita soentingkan di sini dengan singkat soeatoe kedjadian jang soedah terdjadi dalam kalangan Pandhuisdinest di Soerabaja. Adapoen doedoek perkaranja antara lain sebagai jang berikoet:
R. Danoeredjo adalah nama seorang beamhte (kaoem boeroeh) pada peroesahaan pegadaian di Benteng. Soerabaja, diri saudara itoe telah dikenakan poekoelan jang hebat bagi hidoep dan kehidoepannja sehari2, karena telah di petjat dari djabatannja dan terpaksa meninggalkan dientsnja. Chabarnja ia dipersalahkan telah ,,membang-kang” (tidak soeka mengerdjakan) perintah wakil onde beherder dari pegadaian itoe, Danoeredjo namanja. Lagi poela ia dikenakan hoekoeman denda oleh Landgerecht sedjoemlah f 5,- (Lima roepiah), karena ia terdakwa memoekoel salah seorang jang mesti dilajaninja (publiek). Masih ada lagi sebabnja, maka ia dilepas itoe, jaitoe karena raport jang dimadjoekan oleh onderbeorder pandhuist terseboet kepada kantroleur Pandhuis di Soerabaja, jang mempoenjai hak akan menjelidiki tiap2 perkara jang terdjadi dalam kalangan pandhuisdinest. Ketiga fasal inilah jang menjebabkan, maka ia terpaksa meletakkan djabatannja sebagai kaoem boeroeh pada pandhuisdinest itoe. Tetapi sebeloem ia dilepas itoe, sebeloem ia terhindar dari pada perhinaan dalam ka-langan perboeroehan itoe, maka atasnja didjatoehkan hoekoeman, jang roepanja seperti dibawah ini.
Sdr. R. Troenosastro dipindah ke Pandhuis Kalianjar. Di sitoe dia beloem pernah mendapat dakwaan atau toedoehan apa-apa, malahan penoelis sendiri soedah menjak-sikan akan keberesannja pekerdjaan Sdr. tadi. Dari chefnja ta’ keloear makian atau tjatjian soeatoe apa. Membangkang perintah poen bagi dia soeatoe kedjadian jang beloem pernah dikenalnja. Djangankan memperboeat sedang memikir-mikirkan boeat berboeat jang demikian itoe poen tidak.
Kemoedian sesoedah k.l. satoe boelan lamanja dia bekerdja di tempat terseboet (Kalianjar), maka dipindahkanlah ia ke Kapasan (Soerabaja). Di sana poen ia selaloe ,,menerima” segala apa jang diperintahkan oleh chefnja dan segala pekerdjaan dilakoe-kan sebagaimana mestinja hingga selesainja. Membangkang perintah?? Sama sekali tidak, Niat hendak membangkang perintah ta’ ada poela. Kemoedian apakah jang terdjadi atas diri sdr. jang roepanja bernasib sial itoe?? Pada soeatoe hari tanggal 22 boelan jang laloe (Mei) ia (sdr. Troenoesastro) diperintahkan oleh chefnja (beheerder pandhuisdenst Kapasan), soepaja ia pergi ke tempat pekerdjaannja jang doeloe jaitoe di Benteng. Dia pergi ke Benteng dan mendapatkan chef pegadaian itoe. Tetapi apakah jang diperolehnja?? Ta’ lain, melainkan selembar soerat lepasan. Apa maoe?? Apa oesaha?? Mana djalan jang haroes ditempoehnja oentoek memperbaiki nasib si lemah itoe??
Inilah nasib si pemboeroeh jang bekerdja membanting toelang. Oepahnja sama-sekali ta’ sepadan dengan tenaga jang di pergoenakannja, ta’ setimbang dengan peloeh dan keringat jang dikeloearkan baginja. Inilah agaknja jang dapat menimboelkan pera-saan jang koerang senang, bahkan malahan sama-sekali tidak menjenangkan si pemboe-roeh jang hanja tjoekoep hidoep sehari-kesehari sadja. Menoeroet pendapatan penoelis maka kelepasan ini hanja terdjadi karena kebentjian si kaoem madjikan belaka ialah Chef pandhuisdienst, jang bersangkoetan dengan perkara itoe. Bentji karena….Wallahoe a’lam !!
Kita rasa dan jakin dengan sejakin-jakinnja, bahwa kaoem boeroeh di seloeroeh Indonesia telah sadar akan kewadjibannja dan akan bergerak di depan oemoem boeat menoentoet hak-haknja sebagai demikian. Dari sebab itoe, maka saja mengharap sekalian saudara-saudara kaoem boeroeh pada pandhuisdienst pada choesoesnja dan kepada kaoem boeroeh lainnja pada oemoemnja jang ada di Indonesia ini, hendaklah soeka menjerboekan diri dalam kalangan pergerakan kita, agar soepaja segala apa jang kita kenang-kenangkan dapat di boektikan dengan kekoetan tenaga dan fikiran kita sendiri, Ingatlah pada pepatah: ,,Barang siapa ingin hidoep, haroeslah ia berani mati”. Demikianlah kata salah seorang pengandjoer pergerakan jang terbesar dalam doenia ini. Insja Allah dengan djalan jang demikian itoe kita akan memperoleh segala apa jang mendjadi tjita-tjita kita. Sebeloem saja menoetoep karangan jang sependek ini lebih doeloe saja mengoetjap diperbanjak terima kasih atas kemoerahan toean Redacteur jang soedah memberi tempat boeat karangan saja ini.
Hormat kami
O e r o e s-o e r o e s




Karangan ini sebetoelnja ta’ perloe kita tambah karena satoe kalimat ta’ ada jang hendaknja akan menerbitkan salah faham. Memang begitoelah nasib kaoem boeroeh, teroetama kaoem boeroeh jang ada di Indonesia!! soeatoe tanah satoe jang beloem mempoenjai pemerintah dan pemerintahan sendiri. Sehingga dalam tiap2 langkah jang dilangkahkan oleh pendoedoek atau sebagian dari pada pendoedoeknja selaloe terhalang2, terganggoe dan…….. Lihatlah adanja randjau pergerakan kaoem boeroeh di tanah toempah darah kita ini, jang soedah terkenal dengan nama ,,Artikel seratoes enam poeloeh satoe bis” satoe alat pemberangoes dan pengikat moeloet dan tenaga si pemboeroeh itoe, Hak2nja hampir2 ta’ ada lagi watas-watasnja lagi. Semoeanja tertjampoer dengan kewadjiban2 jang maha berat itoe. Sekarang maoe apa ? Mana djalan ? Ta’ lain djalannja melainkan hanja bergerak dengan sekoeat-koeat fikiran dan tenaga, disertai dengan sadjian koerban harta-benda dan diiringkan dengan hati jang sabar dan tawakkal.
Itoelah djalannja bila kaoem boeroeh hendak mentjapai angan-angannja boeat memperbaiki nasibnja jang hingga kini masih tinggal boeroek itoe. Djanganlah berkeloeh kesah! Djanganlah meminta-minta! Djanganlah tinggal diam sadja!
Tetapi kerdjalah dengan keras2nja dan djanganlah terhenti, djika kamoe beloem memerintah barang apa jang kamoe maksoedkan itoe! Kalau takoet mati, djanganlah hidoep! Dan kalau hendak hidoep, djanganlah takoet mati! Demikian sjaratnja.

S.M. Kartosoewirjo